Manajer Bhayangkara FC Menuntut Wasit Terbaik Piala Presiden 2019 Dihukum Seumur Hidup

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 03 Mei 2019, 20:00 WIB
Manager Bhayangkara FC, AKBP Sumardji saat mengikuti press conference di Kantor PSSI, Jakarta, (16/1/20180. Pertemuan ini membahas J-League Asia Challenge 2018. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Makassar - Kepemimpinan wasit terbaik Piala Presiden 2019, Nusur Fadilah, membuat Manajer Bhayangkara FC, AKBP Sumardji geram menyusul kekalahan timnya 0-2 dari PSM Makassar pada leg kedua babak delapan besar Piala Indonesia di Stadion Mattoangin, Jumat (3/5/2019).

Sumardji menilai sepakan bebas bek Bhayangkara FC, Anderson Salles, pada menit ke-28 seharusnya menjadi gol untuk timnya. Sepintas dari tayangan ulang, bola yang membentur mistar gawang lebih dulu telah melewati garis gawang PSM.

Advertisement

Kecewa dengan kinerja wasit, Sumardji menuntut PSSI dan Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola memeriksa Nusur. Dia menilai wasit tersebut layak mendapatkan hukuman larangan memimpin kompetisi di Indonesia seumur hidup.

"Wasit harus diperiksa. PSSI harus turun tangan. Ini harus ada tindakan. Seperti hukuman seumur hidup," ujar Sumardji ketika dihubungi wartawan, Jumat (3/5/2019).

Sumardji menilai tak hanya wasit Nusur, asisten wasit yang memimpin jalannya pertandingan juga patut diberikan sanksi. "Wasit semuanya harus dihukum. Kalau asisten wasit tidak melihat gol itu, ya tidak benar," kata Sumardji.

Padahal sebelum bertanding, Sumardji menganggap wasit Nusur akan bertugas secara profesional. Pengadil pertandingan asal Bekasi itu berpredikat wasit terbaik Piala Presiden 2019.

"Tadi saya sudah prediksi, saya pikir wasitnya itu benar-benar fair play. Padahal dia baru dapat predikat wasit terbaik Piala Presiden 2019. Tapi, nyatanya ini (kinerja) tidak benar," imbuh Sumardji.

Akibat kekalahan ini, Bhayangkara FC tersingkir dari Piala Indonesia. Tim berjulukan The Guardian itu kalah gol tandang meski agregat pertemuan kedua tim imbang 4-4.