Arema Kebobolan Banyak Gol, Utam Rusdiana dalam Bayang-Bayang Rotasi Lagi

oleh Iwan Setiawan diperbarui 03 Nov 2019, 22:15 WIB
kiper Arema, Utam Rusdiana, dapat kembali kesempatan jadi pemain inti. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Arema sampai saat ini masih sering gonta-ganti kiper utama. Dalam empat laga beruntun, tim berjulukan Singo Edan ini memasang Utam Rusdiana sebagai kiper inti.

Namun, kiper 24 tahun itu sedang dihadapkan pada bayang-bayang rotasi lagi lantaran dalam laga kontra Badak Lampung (1/11/2019), gawangnya kebobolan empat gol. Arema takluk 3-4 dalam laga itu dan menuai banyak kritikan.

Advertisement

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Arema mencopot Kurniawan Kartika Ajie dari starting line-up setelah menelan kekalahan telak 2-6 di kandang PSM Makassar (16/10/2019). Meski, dalam dua laga sebelumnya, Ajie sempat mencatatkan clean sheet beruntun.

Pelatih kiper Arema, Yanuar 'Begal' Hermansyah, mengaku kekalahan telak tidak otomatis membuat dia mengganti kiper utama.

"Yang saya lihat kondisi terakhir semua kiper jelang pertandingan. Terutama kesiapan mentalnya," kata Begal.

Biasanya, setelah kebobolan banyak gol dalam satu pertandingan, ada penurunan mental yang dialami kiper Arema. Maklum, Utam dan Ajie merupakan kiper muda sehingga mereka masih dalam proses mematangkan mental bermain.

2 dari 2 halaman

Skill Merata

Kiper Arema FC, Utam Rusdiana. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Dari 25 pertandingan yang sudah dijalani Arema, Ajie jadi yang paling banyak tampil dengan 13 pertandingan. Sementara Utam di urutan kedua dengan 10 pertandingan. Kiper paling senior, Sandi Firmansya, justru baru mendapat kesempatan dua kali main.

"Seperti yang sering saya sampaikan, secara skill, kiper Arema sekarang merata. Keputusan siapa yang akan main dilihat dalam latihan dan menjelang pertandingan," lanjut Begal.

Jika melihat kekalahan terbaru Arema dari Badak Lampung, empat gol yang lahir ke gawang Arema bukan sepenuhnya kesalahan Utam karena pemain Badak Lampung dengan leluasa bisa menembak ke arah gawang. Hal itu berarti pengawalan dari pemain bertahan juga sedang kendor di laga tersebut.