Kasus COVID-19 di Sabah Melonjak, Kurniawan Dwi Yulianto Terpaksa Berpisah dengan Keluarga

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 13 Okt 2020, 18:15 WIB
Kurniawan Dwi Yulianto, pelatih Sabah FA. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Sabah - Pelatih asal Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, membagikan kabar dirinya yang saat ini menetap di Sabah. Negara bagian yang terletak di Pulau Kalimantan ini mengalami pelonjakan kasus COVID-19 akibat klaster dari Pemilihan Umum (Pemilu) alias Pilihan Raya Negeri (PRN) pada 26 September 2020.

Sabah mencatatkan penambahan kasus COVID-19 hingga 291 pada Senin (12/10/2020) dan dua orang meninggal dunia. Sabah juga telah memberlakukan lockdown secara parsial sejak pandemi virus corona kembali merebak.

Advertisement

Akibat situasi yang mulai kritis itu, Menteri Pertahanan dan Menteri Senior Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, melarang kegiatan olahraga di Sabah, yang memengaruhi aktivitas Kurniawan Dwi Yulianto dan timnya, Sabah FA. Tim berjulukan Tembadau ini gagal menggelar partai terakhir Liga Super Malaysia melawan UiTM yang seharusnya dimainkan pada 10 Oktober 2020.

Kurniawan Dwi Yulianto saat ini terjebak di Sabah, berpisah dengan keluarganya yang berada di Sarawak. Untuk keluar dari Sabah, pelatih yang semasa masih bermain karib disapa Si Kurus itu harus mengurus perizinan yang tidak mudah.

"Istri dan anak-anak saya telah kembali ke Sarawak karena anak-anak saya sekolah di sana. Di sana, tidak ada lockdown karena kasus COVID-19 sedikit," kata Kurniawan Dwi Yulianto kepada Bola.com, Senin (12/10/2020).

"Yang jadi masalah, saya tidak bisa keluar Sabah tanpa adanya izin dari kepolisian. Sebaliknya, yang dari luar Sabah pun tidak bisa masuk ke Sabah. Alhamdulillah, kondisi saya dan keluarga baik-baik saja," imbuh mantan asisten pelatih Timnas Indonesia U-22 ini.

Video

2 dari 2 halaman

Selamatkan Sabah FA dari Zona Degradasi

Striker Arema FC, Elias Alderete, dihadang para pemain Sabah FA pada laga lanjutan Grup B Piala Gubernur Jatim 2020 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Selasa (11/2/2020) malam WIB. Dalam laga itu, Arema menang 2-0. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Di tengah kenaikan kasus COVID-19 di Negeri Jiran, Kurniawan Dwi Yulianto berhasil menyelamatkan Sabah FA dari jeratan degradasi di Liga Super Malaysia. Menyisakan satu laga, Tembadau menduduki posisi ke-10 dari 12 peserta dengan sembilan poin.

Dua tim terbawah Liga Super Malaysia akan turun kasta ke Liga Premier Malaysia. Sementara Felda United, yang berada di urutan ke-11, telah memainkan seluruh pertandingan dan tertinggal dua poin dari Sabah FA.

Untungnya, Sabah FA telah dipastikan bertahan di Liga Super Malaysia ketika penyebaran COVID-19 di Sabah dan negara bagian lainnya makin meluas.

"Kalau kasus COVID-19 di Malaysia memang meningkat semua. Kami susah mendapatkan lapangan latihan. Sebelumnya di Malaysia, yang di lockdown hanya empat daerah. Mulai kemarin, Sabah juga di lockdown. Sementara kami tak bisa mendapatkan fasilitas di Sabah. Ini benar-benar cobaan, memang tidak bisa kami hindari. Namun kami ambil positifnya," tutur Kurniawan Dwi Yulianto.

Karena Sabah zona merah, pertandingan melawan UiTM terpaksa dipindahkan ke tempat lain dan sedang dijadwalkan ulang. Kurniawan Dwi Yulianto berharap timnya dapat menuntaskan kompetisi dengan positif.

"Kami terus mengikuti protokol kesehatan pemerintah. Terpaksa kami berlatih mandiri di rumah belum berangkat ke Kuala Lumpur. Kalau kami berangkat ke Kuala Lumpur lebih awal pun, esok harinya kami harus tes swab dan hasilnya menunggu tiga hari. Yang saya dengar di Selangor, homebase UiTM, di beberapa daerah di sana, di lockdown juga. Mungkin kondisinya sama dengan tim yang lain. Mudah-mudahan di laga terakhir nanti semua bisa baik-baik saja. Bisa berjalan dengan lancar dan hasilnya juga positif," ucap legenda Timnas Indonesia ini.