5 Pemain yang Terlambat Bersinar di Sepak Bola Indonesia

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 25 Nov 2020, 08:45 WIB
Liga 1 - Riko Simanjuntak, Dedi Hartono, Kushedya Hari Yudo (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Tanda-tanda kesuksesan seorang pesepak bola biasanya sudah bisa terlihat sejak usia muda. Namun, ada pula pemain Indonesia yang nyatanya tidak demikian sehingga cenderung telat bersinar.

Ketatnya atmosfer kompetisi di Indonesia diyakini membuat banyak pemain hebat tergolong telat bersinar. Penilaian itu bisa mengacu kepada sulitnya meningkatkan penampilan, salah memilih klub, hingga penampilan yang tidak konsisten.

Advertisement

Faktor-faktor itu yang membuat banyak pemain justru bersinar pada usia yang tak muda lagi, yakni di atas 25 tahun. Hal itu juga berimbas kepada pemanggilan ke Timnas Indonesia.

Bahkan, ada pemain yang baru mendapatkan panggilan Timnas Indonesia pada usia 36 tahun. Meskipun dalam sepak bola tidak ada kata terlambat.

Bola.com mengumpulkan lima pemain yang memenuhi kriteria tersebut. Pada kenyataannya mereka mampu membuktikan kualitas dalam usia yang sudah sangat matang.

Lantas, siapa saja pemain Indonesia yang tergolong telat bersinar di kompetisi elite? Penilaian mengacu kepada konsistensi penampilan hingga kontribusi bersama tim yang dibelanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 6 halaman

Dedi Hartono (Borneo FC)

Gelandang Borneo FC, Dedi Hartono. (Dok. Liga Indonesia)

Dedi Hartono sudah berkarier sebagai pesepak bola sejak 2006 ketika bergabung dengan Semen Padang pada usia 24 tahun. Dedi berhasil berkarier lama di sana dan membantu Semen Padang meraih gelar Liga Primer Indonesia.

Dedi kemudian melanjutkan petualangannya di Barito Putera dan Mitra Kukar. Namun, penampilannya tak secemerlang ketika di Semen Padang.

Pada 2020, Dedi bergabung dengan Borneo FC. Pemain berusia 32 tahun itu sukses tampil mengesankan dan sudah menyumbang dua assist dalam tiga penampilannya di Shopee Liga 1 2020. Namun, sampai saat ini Dedi belum lagi dipanggil ke Timnas Indonesia sejak 2014.

3 dari 6 halaman

Kushedya Hari Yudo (Arema FC)

Striker Arema FC, Kushedya Hari Yudo, melakukan selebrasi seperti Singa usai membobol gawang Tira Persikabo pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Pakansari, Bogor, Senin, (2/3/2020). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Kushedya Hari Yudo sudah mengawali karier sejak 2013. Namun, tanda-tanda kesuksesannya mulai terlihat ketika membela Kalteng Putra pada 2018.

Ketika itu, Kushedya Hari Yudo sukses mencetak 14 gol sekaligus membantu Kalteng Putra promosi ke Liga 1. Karier Kushedya Hari Yudo semakin melebar setelah bergabung dengan PSS Sleman pada 2019.

Kemudian pada 2020, Kushedya Hari Yudo memilih jalan bergabung dengan Arema FC. Pemain asal Malang itu kemudian sukses mencetak dua gol dalam tiga laga awal bersama klub berjulukan Singo Edan tersebut.

4 dari 6 halaman

Titus Bonai (Borneo FC)

Pemain Borneo FC, Titus Bonai, saat pertandingan melawan Persija Jakarta pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (14/4/2018). Persija menang 2-0 atas Borneo FC. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Titus Bonai sebenarnya sudah bersinar ketika membela Persiram Raja Ampat pada 2009 ketika berusia 20 tahun. Bahkan, Titus Bonai sempat membantu Persipura Jayapura meraih gelar Liga Super Indonesia 2010-2011.

Namun, sang pemain gagal mempertahankan konsistensinya sehingga namanya perlahan meredup. Titus Bonai kembali tenar ketika membela PSM Makassar pada 2016.

Sejak saat itu, pemain yang akrab disapa Tibo rajin mencetak gol sehingga disegani di depan gawang. Saat ini, sang pemain sedang berburu kesuksesan lain bersama klub Liga 2, Muba Babel United.

5 dari 6 halaman

Riko Simanjuntak (Persija Jakarta)

Gelandang Persija Jakarta, Riko Simanjuntak, menggiring bola saat melawan PSM Makassar pada laga Piala Indonesia 2019 di SUGBK, Jakarta, Minggu (21/7). Persija menang 1-0 atas PSM. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Riko Simanjuntak mengawali kariernya di PSMS Medan pada 2012. Ketika itu, Riko yang berusia 20 tahun tak banyak mendapatkan kesempatan bermain.

Riko kemudian hengkang dan sempat membela PS Bangka, Gresik United, dan berlabuh di Semen Padang. Ini menjadi titik awal kesuksesan Riko.

Penampilan apiknya di Semen Padang membuat Riko direkrut Persija Jakarta. Riko langsung membuktikan kualitasnya dan membantu Persija meraih gelar Piala Presiden 2018 dan Liga 1 2018.

Riko juga mendapatkan panggilan Timnas Indonesia pada tahun yang sama ketika berusia 26 tahun.

6 dari 6 halaman

Wawan Hendrawan (Bali United)

Kiper Bali United, Wawan Hendrawan, saat melawan Persija Jakarta pada laga Piala Indonesia 2019 di Stadion Wibawa Mukti, Minggu (5/5). Persija menang 1-0 atas Bali United. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Wawan Hendrawan sudah mengawali karier profesional sejak 2003 ketika masih berusia 20 tahun. Sejak saat itu, Wawan sudah membela berbagai klub Indonesia semisal Persibas Banyumas, Persikabo, Persikab Bandung, Pelita Jaya, Persita Tangerang, Deltras Sidoarjo, dan Persiba Balikpapan.

Namun, Wawan baru mencapai kesuksesan ketika bergabung dengan Bali United pada 2017. Wawan tampil sebagai kiper utama dan sering mendapatkan kepercayaan bermain.

Wawan akhirnya merasakan gelar perdananya pada Liga 1 2019. Ketika itu, Wawan meraih gelar juara pada usia 36 tahun dan mendapat panggilan pertamanya ke Timnas Indonesia pada usia yang sama.

Berita Terkait