Mantan Striker Persib Berharap Shopee Liga 1 Kembali Bergulir

oleh Rizki Hidayat diperbarui 01 Des 2020, 12:00 WIB
Aksi pemain Persib Bandung, Tantan dan I Made Wirawan saat sesi latihan tim di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (10/3/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Bandung - Mantan striker Persib Bandung, Tantan, berharap pendemi virus corona bisa segera berakhir, agar roda pembinaan sepak bola termasuk kompetisi di Indonesia kembali bergulir.

Sudah hampir delapan bulan publik sepak bola di Tanah Air tidak bisa beraktivitas normal, baik sebagai pemain, pelatih, serta pelaku pembinaan usia muda.

Advertisement

Sepak bola di Indonesia mati suri setelah PSSI memutuskan untuk menunda semua level kompetisi, khususnya Shopee Liga 1 akibat adanya pandemi virus corona.

Liga 1 mengalami penundaan hingga dua kali yakni pada awal Oktober dan awal November lalu. Penundaan itu disebabkan PSSI tidak mendapatkan izin penyelengaraan dari kepolisian, karena masih tingginya jumlah kasus positif COVID-19.

"Harapan nya mudah-mudahan pendemi COVID-10 nya cepat berlalu dan sepak bola Indonesia bisa kembali berjalan dan bisa jaya pada masa mendatang," kata Tantan kepada Bola.com, Selasa (01/12/2020).

Menurut pria yang kini melatih di akademi Persib itu, ketiadaan kompetisi di semua level, termasuk Liga 1 bisa mengurangi semangat para pemain muda yang kini sedang berjibaku mengejar mimpinya untuk menjadi pesepak bola profesional.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Merasa Kecewa

Penyerang Persib Bandung, Tantan, saat latihan di Lapangan Lodaya Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/3/2017). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Tantan tak membantah, meski tidak lagi bermain, berhentinya Shopee Liga 1 membuatnya kecewa. Setelah sebelumnya sempat membuat pembinaan usia muda tidak berjalan, masalah yang akan dihadapi para pelaku sepak bola jika tidak ada kompetisi adalah hilangnya gairah dari para pemain muda.

Belum lagi, para pemain profesional dipastikan kehilangan mata pencahariannya untuk menafkahi keluarga.

"Sangat kecewa ketika kompetisi terhenti. Melihat liga-liga di luar negeri tetap berjalan. Katanya olahraga bikin imun kuat, tapi kenapa tidak bisa jalan. Kan tanpa penonton juga bisa," ujarnya.

"Dan yang paling ditakutkan adalah pemain muda (kehilangan semangat) itu. Itu yang paling utama, pembinaan usia muda. Beruntung sekarang dampaknya tidak seperti pertama muncul pendemi. Sekarang perlahan jalan latihannya," Tantan mengakhiri pembicaraan.