Liga Italia: Inter Milan Disebut Sia-siakan Bakat Christian Eriksen, Jadi Mubazir Begitu Saja

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 12 Jan 2021, 10:00 WIB
Gelandang Inter Milan, Christian Eriksen, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Getafe pada laga 16 besar Liga Europa 2019/2020 di Veltins Arena, Kamis (6/8/2020) dini hari WIB. Inter Milan menang 2-0 atas Getafe. (AFP/Lars Baron/pool)

Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Denmark, Kasper Hjulmand menyebut Inter Milan menyia-nyiakan bakat dan kualitas Christian Eriksen.

Eriksen bergabung dengan Inter dengan transfer senilai 27 juta euro dari Tottenham pada Januari 2020. Ia memainkan 39 pertandingan sejak itu.

Advertisement

Mantan bintang Spurs tersebut telah bermain selama 393 menit di semua kompetisi sejauh musim ini. Menurut Hjulmand, itu terlalu sedikir.

"Christian bermain terlalu sedikit pada tahun 2020. Itu benar-benar jadi mubazir. Kualitasnya tak terpakai," kata Hjulmand kepada Ekstrabladet.

"Ketika saya melihat apa yang bisa dia lakukan, saya berharap dan percaya bahwa lebih banyak waktu bermain menunggunya tahun ini," tambah pelatih asal Denmark itu.

Eriksen menjadi pemain yang kabarnya bakal dilepas Inter Milan pada bursa transfer musim dingin 2021.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Hengkang

Gelandang Inter Milan, Christian Eriksen mendengarkan instruksi pelatih Antonio Conte selama pertandingan perempat final Coppa Italia di stadion San Siro, Milan, Rabu (29/1/2020). Kontrak berdurasi empat setengah tahun diberikan kepada pemain asal Denmark tersebut. (AFP Photo/Miguel Medina)

Eriksen diperkirakan akan meninggalkan Inter Milan pada jendela transfer Januari meskipun faktor gaji kemungkinan bakal menghambat kepergiannya.

“Saya yakin Christian akan membuat keputusan yang tepat yang akan menguntungkan kariernya dan tim nasional,” lanjut Hjulmand.

Namun, sang pelatih tidak menyembunyikan kekhawatirannya jelang Piala Eropa tahun ini.

“Kurangnya waktu bermain dapat mengkhawatirkan, baik Christian maupun yang lain tidak dapat tampil di level tertinggi mereka jika mereka tidak memiliki ritme yang tepat.”

 

Sumber: Ekstrabladet via Football Italia

Berita Terkait