Jejak 11 Pemain Mahal Manchester United: Siapa yang Paling Istimewa?

Juan Mata bergabung dengan Manchester United pada Januari 2014. Dia dibeli dari Chelsea. Juan Mata datang ketika United menjalani musim pertama tanpa pasca pensiunnya Sir Alex Ferguson.

Silih berganti manajer datang ke Manchester United, Juan Mata hampir selalu menjadi pilihan utama. Namun, dia mulai terbiasa memainkan peran sebagai pelapis sejak musim 2018/2019.

Donny van de Beek datang ke Old Trafford awal musim 2020/2021 ini. Walau dibeli dengan harga mahal, nyatanya pemain 23 tak tahun tidak secara otomatis bisa mendapat tempat di starting XI United.

Van de Beek berada dalam situasi yang sulit. Dia datang ketika Fred, Nemanja Matic, dan Paul Pogba sedang dalam performa bagus. Menggusur Bruno Fernandes juga misi yang sangat sulit bagi pemain 23 tahun.

Sejauh ini, potensi maksimal Van de Beek masih belum nampak.

Nemanja Matic disebut sebagai 'anak emas' Jose Mourinho. Dia bergabung dengan MU pada 2017, era Jose Mourinho. Sebelumnya, Matic juga bermain untuk Mourinho di Chelsea.

Performa Matic sangat konsisten di Manchester United. Dia terus menjadi andalan di lini tengah. Hanya saja, pada musim 2019/2020, dia harus absen pada banyak laga lantaran mengalami cedera.

Martial bergabung dengan United pada 2015 lalu. Manajer United kala itu, Louis van Gaal, menyebut transfer Martial adalah proyek masa depan. Sebab, dia dibeli pada usia yang sangat muda.

Performa Martial tidak stabil setiap musimnya. Dia bahkan hampir didepak pada era Mourinho. Namun, musim 2019/2020 lalu, Martial tampil sangat bagus dengan mencetak 17 gol di Premier League.

Bruno Fernandes menjadi pembelian terbaik Manchester United di era Solskjaer. Sejak datang pada Januari 2020 lalu, dia memberi banyak perubahan untuk permainan Setan Merah.

Fernandes telah mencetak 19 gol dan 14 assist untuk United di Premier League.

Pemain 26 tahun memainkan peran yang sangat vital. Bukan hanya secara teknis, Fernandes juga diklaim sangat vokal dan punya mental untuk menang. Sesuatu yang amat dibutuhkan United

Kendati dibeli mahal, transfer Fred disebut tidak ada dalam rencana Jose Mourinho yang saat ini menjadi manajer United. Fred pun memulai karirnya dengan sangat sulit pada musim 2018/2019 lalu.

Fred baru menunjukkan perannya secara optimal pada musim 2019/2020. Di bawah kendali Solskjaer, Fred menjadi pemain yang penting. Eks Shakhtar itu memberi banyak opsi di lini tengah United.

Manchester United membeli Wan-Bissaka pada awal musim 2019/2020 lalu. Pemain yang kini berusia 23 tahun menjadi pembelian pertama United era Solskjaer. Dia dibeli dari Crystal Palace.

Awalnya, banyak yang sinis dengan harga mahal Wan-Bissaka. Namun, dia mampu membuktikan kualitas dan kini menjadi pilihan utama di posisi bek kanan. Wan-Bissaka jadi pemain yang tak tergantikan pada posisinya.

Angel Di Maria disambut meriah saat datang ke United pada 2014 lalu. Di bawah kendali Louis van Gaal, Di Maria diharap bisa membawa United menuju kejayaan di pentas Eropa.

Namun, kebersamaan United dan Di Maria hanya berjalan satu musim saja. Pemain asal Argentina tak mampu tampil optimal. Di Maria seolah meneruskan tradisi buruk pemain dengan nomor punggung 7 di United setelah era Cristiano Ronaldo.

Di Maria kemudian pindah ke PSG pada 2015.

Musim pertama Lukaku di United berjalan dengan baik. Dia mampu mencetak 16 gol di Premier League dan menjadi andalan Mourinho. Akan tetapi, musim kedua tak berjalan sesuai harapan.

Mourinho dipecat dan Lukaku pun terpinggirkan pada era Solskjaer. Lukaku akhirnya dilepas ke Inter Milan pada Juni 2019. Kini. Lukaku menjadi mesin gol yang menakutkan di Serie A.

Maguire menjadi pembelian paling mahal kedua United. Dia dibeli dari Leicester City pada 2019 lalu. Maguire langsung menjadi kapten United sejak musim pertama bergabung.

Maguire belum memberikan gelar apa pun bagi United. Empat kali mencapai babak semifinal, empat kali pula gagal. Namun, Maguire telah menjadi sosok sangat vital di lini belakang United.

Maguire hanya butuh gelar untuk membuktikan kesuksesannya bersama United.

Paul Pogba seperti punya dua wajah di Manchester United. Terkadang, dia bisa menjadi sosok yang amat penting bagi klub. Namun, tak jarang dia menjadi biang kerok dari hal-hal buruk bagi United.

Pogba dikaitkan dengan situasi buruk di United sebelum Jose Mourinho dipecat pada 2018 lalu. Bukan hanya Pogba, agennya Mino Riola juga acap kali menimbulkan prahara untuk Setan Merah.

Secara teknis, dia adalah pemain yang sangat berbakat. Sejauh ini, capaian terbaik Pogba di United adalah juara Liga Europa dan Piala FA.

Sumber: Berbagai Sumber

Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin, published 15/1/2021)