PON Papua 2020: IGM Oka Sulaksana, Berjuang Rebut Emas Kedelapan Secara Beruntun

oleh Alit Binawan diperbarui 14 Sep 2021, 14:10 WIB
Peselancar Angin PON Bali IGM Oka Sulaksana saat berlatih di Pantai Hyatt, Sanur, Minggu sore (12/9/2021). (Bola.com/Maheswara Putra)

Bola.com, Denpasar - Meski usianya sudah memasuki 50 tahun, peselancar angin asal Bali, I Gusti Made Oka Sulaksana, masih akan berjuang di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-20 atau PON Papua 2020. Oka Sulaksana merupakan legenda olahraga Indonesia dan Pulau Dewata.

Bicara kiprah di kancah internasional, sudah empat kali IGM Oka Sulaksana mencicipi persaingan di Olimpiade, mulai dari Atlanta 1996, Sydney 2000, Athena 2004, hingga Beijing 2008. Dalam gelaran Olimpiade terakhirnya, IGM Oka Sulaksana menjadi pembawa bendera Merah Putih saat kontingen Indonesia melakukan defile.

Advertisement

Dua kali dia mendapatkan medali emas di Asian Games, yaitu pada 1998 di Bangkok, Thailand, dan 2002 di Busan, Korea Selatan. Satu yang lebih superior, adalah tujuh medali emas beruntun di PON sejak 1993 di Jakarta hingga 2016 di Jawa Barat.

Dalam edisi PON Papua 2020, IGM OKA Sulaksana masih memiliki ambisi untuk menggenapkan perolehan medali emasnya. Kebetulan PON kali ini disinyalir bakal menjadi PON terakhir dalam kariernya. Ia berencana untuk fokus membina atlet dari cabang olahraga layar yang dianggap sebagai cabor langka.

Menariknya, sejak PON Jawa Barat pada 2016, dia selalu didampingi oleh anaknya. Pada PON Jabar, IGM Oka Sulaksana ditemani anak pertamanya yang bernama I Gusti Candra Pratiwi Sulaksana.

Sementara di PON Papua 2020, giliran anak keduanya, I Gusti Bagus Gopala Sulaksana yang akan ikut ambil bagian. Gopala Sulaksana akan bertanding di nomor RS One, sementara sang ayah bertanding di nomor RSX.

"Setelah ini saya fokus pembinaan atlet muda saja biar benar-benar bisa saya lepas. Ketika di SEA Games dan Asian Games lalu saya lepas, akhirnya tidak bisa mendapatkan medali, sangat disayangkan. Untuk sekarang dan ke depannya, saya mau fokus di Bali saja," ujar IGM Oka Sulaksana ketika ditemui di Pantai Hyatt, Sanur, setelah latihan pada Minggu (12/9/2021) sore.

2 dari 3 halaman

Masih Punya Ambisi

Peselancar Angin PON Bali I Gusti Bagus Gopala Sulaksana saat berlatih di Pantai Hyatt, Sanur, Minggu sore (12/9/2021). (Bola.com/Maheswara Putra)

Masih berambisi mempertahankan medali emas, Oka Sulaksana tidak tanggung-tanggung untuk melahap porsi latihan keras saat bersiap menuju PON Papua 2020. Dalam satu pekan, dia bersama Gopala Sulaksana dan Hazel Danendra berlatih hingga enam kali.

Dalam usianya yang sudah memasuki setengah abad, porsi latihan enam kali dalam satu pekan selama kurang lebih tiga jam setiap kali berlatih, tentu saja sangat menguras tenaga. Namun, ketika ditemui, raut wajahnya sama sekali tidak terlihat lelah. Bahkan setelah latihan, dia sempat menguras air laut di dalam kapal miliknya yang bersandar di pinggir pantai.

"Persiapan kami sudah maksimal. Kami sudah kompak dan melakukan latihan enam kali seminggu. Mungkin nanti sebelum berangkat intensitas latihan sedikit dikurangi agar kondisi fisik tetap prima," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Berangkat Lebih Awal

Pictogram PON 2021 Papua. (Ist)

Tim layar PON Bali sendiri akan bertolak lebih dulu ke Jayapura pada 25 September 2021 meski pertandingan baru berlangsung pada 3 Oktober 2021. Oka Sulaksana dkk. ingin beradaptasi dengan ombak serta angin di Pantai Hamadi Jayapura.

Jika angin bertiup kencang minimal 10 knot ke atas, itu menjadi keuntungan tersendiri. Kebetulan kondisi Pantai Hamadi sama sekali belum diketahuinya.

"Saya belum pernah ke Papua. Saya belum tahu ombak dan anginnya seperti apa. Tapi, informasi dari teman-teman dan rekaman video yang dikirimkan oleh mereka, ombak di sana mirip Bali," ujarnya.

"Berkaca dari Kejurnas terakhir, kami masih paling tinggi jika angin di atas 10 knot. Misalnya Hezel ketika di Kejurnas mendapatkan angin sekitar 10 hingga 15 knot, tidak ada lawan yang bisa menandingi," ujarnya.

Namun, Oka Sulaksana juga tidak mau jemawa. Ia tahu bahwa tim PON Jawa Timur dan DKI Jakarta bisa menjadi batu sandungan di PON Papua 2020 nanti.