2 Blunder Teramat Fatal Sir Alex Ferguson : Erik ten Haag Bisa Terulang di MU ?

oleh Choki Sihotang diperbarui 21 Jul 2022, 08:53 WIB
David Beckham (Manchester United) – Kekalahan dari Arsenal pada ajang Piala FA 2002-2003 membuat Sir Alex Ferguson murka dan mengamuk di ruang ganti. Mantan pemain Real Madrid ini menjadi korban salah sasaran dari amarah sang pelatih. (AFP/Odd Andersen)

Bola.com, Jakarta - Sir Alex Ferguson merupakan pelatih tersukses di Manchester United (MU), setidaknya sejauh ini belum ada yang menyamai. Berkuasa dari 1986 hingga 2013, kakek asal Skotlandia itu menorehkan banyak prestasi bagi Setan Merah.

Sejak ditinggal Sir Alex Ferguson, klub yang bermarkas di Old Trafford tak pernah lagi memenangkan Premier League. Sebuah tamparan keras, mengingat MU, di bawah Alex Ferguson, merupakan tim yang sangat ditakuti di seantero Eropa.

Advertisement

 

2 dari 9 halaman

Dua Jempol

Yup! Ferguson memang top. Dua jempol buat opa 80 tahun ini. Tapi Ferguson bukan tanpa kesalahan. Selama 27 tahun kepemimpinannya, Ferguson beberapa kali melakukan blunder.

Insiden sepatu terbang yang mencederai David Beckham serta keputusannya terkait perekrutan Massimo Taibi merupakan dua dari sekian kesalahan Ferguson.

Masih ingat kisahnya? Kalau sudah lupa, yuk lahap kembali ceritanya di bawah ini.

 

3 dari 9 halaman

Sepatu Terbang

David Beckham dan Alex Ferguson (PATRICK HERTZOG / AFP)

David Beckham adalah pemain pujaan publik Old Trafford. Si empunya tendangan bebas maut itu juga merupakan pemain kesayangan Ferguson.

Tapi apa yang terjadi selanjutnya sungguh di luar dugaan. Awal 2000-an, hubungan keduanya memburuk.

 

4 dari 9 halaman

Masalah Komitmen

Ferguson merasa komitmen Beckham sudah mulai luntur setelah menikah dengan Victoria pada 1999. Bersama Victoria, yang nota bene adalah personel grup band wanita Spice Girls, Beckham berubah menjadi pria pesolek.

Puncaknya terjadi saat MU bersua Arsenal di putaran lima Piala FA 2022/2003. Alih-alih menang, Setan Merah malah tersungkur 0-2 di Theatre of Dreams.

 

5 dari 9 halaman

Ruang Ganti

Di ruang ganti, Ferguson tak kuasa membendung amarah. Dia mengkritik permainan terkesan santai. Satu nama yang jadi sasaran adalah Ryan Giggs.

"Giggs membuat segalanya menjadi sulit bagi kami. Seharusnya ia bisa mencetak gol ke gawang yang sudah kosong," ketus Ferguson, saat itu.

 

6 dari 9 halaman

Salah Lempar

Giggs yang diomeli, tapi Beckham yang menuai langsung kejengkelan Ferguson. Masih di bawah pengaruh emosi, sang pelatih lantas melampiaskan kemarahan dengan cara menendang tumpukan sepatu yang ada di depannya.

Sial bagi Beckham, lemparan sepatu menghantam pelipisnya. Tak lama setelah insiden sepatu terbang itu, Beckham memilih hengkang ke Real Madrid. Fans sedih, kerena mereka kehilangan seorang pengumpan jitu terbaik.

 

7 dari 9 halaman

Elegi Taibi

Massimo Taibi. Pemain yang berposisi sebagai kiper ini didatangkan dari Venezia pada September 1999 setelah Manchester United melepas Peter Schmeichel ke Sporting. Tampil apik di dua laga awal, namun membuat blunder di dua laga berikutnya. Januari 2000 ia dilepas ke Reggina. (AFP/Adrian Dennis)

Setelah kepergian Peter Schmeichel ke Sporting pada tahun 1999, Ferguson menolak kesempatan mengontrak Edwin van der Sar. Ironisnya, Van der Sar akhirnya didaratkan juga ke Old Trafford beberapa tahun berselang, tepatnya pada 2005.

Akibatnya, MU tak punya kiper andalan di bawah mistar. Guna mencari pengganti Schmeichel, MU merekrut 10 penjaga gawang dalam enam tahun.

 

8 dari 9 halaman

Barthez Dulu

Fabien Barthez. Kiper yang telah pensiun ini didatangkan Manchester United dari AS Monaco pada tengah musim 2000/2001 dengan mahar 11,7 juta euro atau setara Rp.192 miliar. Total 3,5 musim, ia tampil dalam 139 laga dengan torehan 50 kali clean sheet dan kebobolan 136 gol. (AFP/Robin Parker)

Mereka menemukan pengganti mumpuni dalam sosok Fabian Barthez. Ia diboyong dari Monaco pada 2000.

Sebelum ke Old Trafford, Barthez adalah sosok pemenang. Ia meraih trofi Liga Champions bersama Marseille, Piala Dunia 1998 serta Piala Eropa 2000 bersama Timnas Prancis.

Tapi nasib baik tak berpihak kepada Barthez. Di MU, dia gagal tampil konsisten. Meski bertahan hingga 2004, Barthez bukanlah pilihan utama.

 

9 dari 9 halaman

Giliran Taibi

Ferguson kembali pusing tujuh keliling. Dia mencoba peruntungannya via Roy Carroll (2001-2005), kiper cadangan. Akan tetapi, eks Wigan Athletic itu juga tak memuaskan Ferguson.

Akhirnya, Massimo Taibi mendapat kesempatan emas. Kiper asal Italia ini juga gagal menjawab kepercayaan Ferguson. Taibi beberapa kali blunder yang membuatnya tak bertahan lama. Dibandingkan Barthez dan Carroll, Taibi cuma semusim di Old Trafford (1999-2000).

Berita Terkait