6 Bintang Sepak Bola yang Menakutkan di Timnas, Eh di Klub Biasa-biasa Saja

oleh Suharno diperbarui 01 Agu 2022, 12:15 WIB
Miroslav Klose menjadi yang teratas dalam urusan gol untuk timnas Jerman, klose telah mencetak 71 gol bagi tim Panser, gol pertamanya terjadi pada 24 Maret 2001 dan gol terakhirnya pada 8 Juli 2014. (EPA/Franz-Peter Tschauner)

Bola.com, Jakarta Bagi pemain sepak bola dunia, bermain di level klub dengan level tim nasional tentunya sangat berbeda. Kualitas pemain, infrastruktur tim, hingga pendanaan menjadi faktor pembeda. 

Di Eropa, klub bergelimang uang sehingga membuat infrastruktur tim sangat baik. Selain itu, mereka mampu mengumpulkan para pemain terbaik dari seluruh penjuru bumi.

Advertisement

Faktor ini yang membuat timnas di negara-negara Eropa mampu bermain baik karena dukungan sistem kompetisi dan klub yang baik. Namun, ada beberapa pemain lebih moncer di timnas daripada di klub.

Mereka bisa saja kalah bersaing di level klub atau tidak memiliki dukungan pemain luar biasa di klubnya. Ada juga yang terlihat menonjol di timnas karena kualitas sepak bola negaranya belum begitu maju.

Berikut 6 bintang sepak bola yang lebih moncer di saat bermain untuk timnas daripada berseragam klubnya. Mereka bahkan tampil konsisten bagi negaranya hingga jadi legenda.

 

2 dari 7 halaman

6. Keisuke Honda (Jepang)

Keisuke Honda, Botafogo. (AFP/Mauro Pimentel)

Publik menilai Kaisuke Honda memiliki karier aneh dalam sepak bola. Dia masih menjadi pemain sepak bola profesional tetapi juga melatih timnas.

Namun Honda bukan melatih timnas Jepang melainkan Kamboja. Di saat yang bersamaan dia masih bermain di level klub bersama klub Lithuania, Suduva.

Dia pernah bermain untuk CSKA Moskow, AC Milan hingga Vitesse Arnhem. Namun penampilannya bagi klub tidak sebaik di level timnas Jepang dengan mencetak3 7 gol dari 98 caps.

 

3 dari 7 halaman

5. Angelos Charisteas (Yunani)

Sihir Timnas Yunani di Euro 2004 tak lepas dari peran Angelos Charisteas (9). Ia berhasil mempersembahkan satu-satunya gol di partai final melawan Portugal, sekaligus mengunci gelar juara Piala Eropa pada edisi tersebut. (Foto: AFP/Javier Soriano)

Angelos Charisteas menjadi salah satu pahlawan Yunani saat menjadi juara Euro 2004. Yunani membuat keajaiban dengan mengalahkan tuan rumah Portugal di babak final.

Charisteas total mencetak 25 gol dalam 88 caps untuk Yunani. Dia juga menjadi andalan Yunani di sejumlah turnamen, seperti Euro maupun Piala Dunia.

Namun di level klub, Charisteas tidak secemerlang saat bermain untuk negaranya. Dia gagal bersinar bersama Werder Bremen, Ajax Amsterdam, hingga Schalke 04.

 

4 dari 7 halaman

4. Ali Daei (Iran)

Ali Daei. Striker Timnas Iran yang pensiun pada 2007 ini mengoleksi 8 hattrick dari total 109 gol dalam 149 laga internasional. Hattrick pertamanya dibuat saat ia mencetak 3 gol ke gawang Maladewa pada laga Kualifikasi Piala Asia, 31 Maret 2000 yang berkesudahan 8-0. (AFP/Goh Chai Hin)

Ali Daei pernah menjaga rekor dunia dengan jumlah gol paling banyak bagi timnas yakni 109 gol pada 2006. Namun rekor tersebut pecah oleh Cristiano Ronaldo pada 2021 dan kini telah mencetak 117 gol.

Meski sangat moncer di level internasional, karir pemain berpaspor Iran ini biasa saja di level klub. Nama Ali Daei mulai mengorbit saat pindah ke klub Liga Jerman, Armenia Bielefeld tahun 1997.

Setahun kemudian dia pindah ke Bayern Munich namun permainannya juga biasa saja. Pada tahun 2002 dia pindah ke liga Uni Emirate Arab, dan tidak pernah hijrah lagi ke Eropa.

 

5 dari 7 halaman

3. Lukas Podolski (Jerman)

Penyerang Lukas Podolski melakukan selebrasi usai mencetak satu-satunya gol pada pertandingan persahabatan melawan Inggris di Dortmund, (23/3). Ini menjadi gol ke-49 Podolski setelah memutuskan pensiun dari timnas Jerman. (Ina Fassbender/dpa via AP)

Lukas Podolski sangat ditakuti lawan-lawannya saat memperkuat Jerman di Piala Eropa maupun Piala Dunia. Dia mampu melepaskan tembakan jarak jauh dari luar kotak penalti melalui kaki kirinya.

Podolski mencetak 49 gol dari 130 pertandingannya untuk Jerman. Namun prestasinya di level klub tidak semoncer saat memperkuat Jerman.

Podolski sempat memperkuat Bayern Munich, Arsenal hingga Inter Milan. Dia kemudian pindah ke sejumlah klub beberapa negara seperti Jepang, Turki hingga Polandia.

 

6 dari 7 halaman

2. Anders Svensson (Swedia)

Bek Chile, Angelo Sagal (kiri) berusaha membawa bola dari kawalan gelandang Swedia, Gustav Svensson saat bertanding pada pertandingan persahabatan internasional Friends di Arena, Stockholm, (24/3). Chile menang 2-1 atas Swedia. (Anders Wiklund/TT via AP)

Swedia tidak hanya memiliki Henrik Larsson hingga Zlatan Ibrahimovic. Ada satu nama legendaris di skuad Blagult yakni sang kapten Anders Svensson.

Svensson yang berposisi sebagai gelandang menjadi jenderal lapangan tengah yang juga produktif. Dia mencetak 21 gol dari 148 caps bagi timnas Swedia.

Namun di level klub, Svensson tidak memiliki catatan yang menarik. Svensson memainkan seluruh karirnya dengan IF Elfsborg meski sempat empat musim di Southampton.

 

7 dari 7 halaman

1. Miroslav Klose (Jerman)

Miroslav Klose. Striker Jerman yang kini berusia 43 tahun dan pensiun pada Juli 2016 ini mengoleksi 24 Caps dalam 4 edisi Piala Dunia, 2002 hingga 2014. Menorehkan 16 gol dan 5 assist, prestasi terbaiknya menjadi juara pada edisi 2014 usai menang 1-0 dari Argentina di final. (AFP/Nelson Almeida)

Miroslav Klose merupakan legenda timnas Jerman sekaligus pemain yang paling produktif di Piala Dunia. Dia telah mencetak 71 gol dari 137 caps bagi Der Panzer.

Klose juga mengantarkan Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014. Namun penampilannya di klub tidak secemerlang Klose saat berseragam klub.

Namun catatan buruknya terjadi saat memperkuat Bayern Munich. Saat berseragam Lazio dia mampu mencetak 54 gol dari 139 caps hingga akhirnya pensiun.

Sumber: Give Me Sport  

Berita Terkait