Penyesalan Terbesar Stefan Bradl dalam Karier: Pindah ke Superbike Lalu Nicky Hayden Meninggal Dunia

oleh Hendry Wibowo diperbarui 11 Sep 2022, 07:45 WIB
Pembalap penguji Repsol Honda, Stefan Bradl menjadi tercepat pada sesi tes shakedown di Sirkuit Losail, Qatar, Jumat (05/03/2021). (Twitter/MotoGP)

Bola.com, Jakarta - Usai menjadi juara dunia kelas Moto2 2011, nama Stefan Bradl sempat digadang bakal jadi bakat bersinar ketika naik kelas ke ajang MotoGP.

Namun sayangnya rekam jejak Stefan Bradl terbilang biasa saja. Prestasi terbaiknya adalah finis kedua balapan MotoGP Amerika Serikat 2013.

Advertisement

Karena tidak mendapat tempat di ajang MotoGP, Stefan Bradl pun hijrah ke World Superbike pada musim 2017. Alih-alih bersinar, Stefan Bradl justru melempem di World Superbike bersama tim Honda.

Ditambah pada musim sama, pembalap asal Jerman tersebut harus menerima kenyataan melihat rekan setimnya, Nicky Hayden meninggal dunia. Nicky Hayden wafat akibat kecelakaan ketika sedang bersepeda di Misano. 

 

2 dari 4 halaman

Pergi ke Superbiker, Kesalahan Terbesar

Pembalap penguji Honda, Stefan Bradl. (Twitter/Repsol Honda)

Dalam sebuah wawancara, Stefan Bradl pun mendeskripsikan keputusannya pergi ke Superbike merupakan kesalahan terbesar dalam hidupnya. 

Pengalamannya di ajang Superbike makin buruk lantaran harus menerima kenyataan rekan setimnya, Nicky Hayden meninggal dunia. 

"Saya pergi ke World Superbike dan ini adalah salah satu kesalahan terbesar yang saya buat dalam hidup," kata Bradl.

"Saya menderita tahun itu seperti orang gila. Pada Mei 2017, Nicky Hayden meninggal karena kecelakaan sepeda dan saya berada di sana sendirian di tim," lanjutnya. 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Frustrasi

Pembalap pengganti Marc Marquez di tim Repsol Honda, Stefan Bradl pada ajang MotoGP 2020. (ANDREAS SOLARO / AFP)

Saking frustrasi sosok Stefan Bradl pada tahun 2017, ia sampai pada satu titik di mana tidak tahu apa yang terjadi di masa depan. 

Beruntung kemudian ada panggilan dari petinggi Honda Racing Corporation yang menginginkan sosok Bradl menjadi pembalap penguji Honda. 

"Saya tidak tahu harus berbuat apa dengan hidup saya untuk masa depan. Dan kemudian, saat itu saya mendapat telepon dari Takeo Yokoyama (petinggi HRC)," Bradl menuturkan. 

"Dia mengatakan kepada saya, 'apakah Anda tertarik menjadi test rider Honda di MotoGP?' Saya berkata 'ya, saya sangat tertarik'," tambahnya. 

4 dari 4 halaman

Pengembangan RC213V

Sampai saat ini, Stefan Bradl masih berstatus sebagai pembalap penguji Honda. Dia andalan untuk mengembangkan motor Honda RC213V. 

Pada setiap kesempatan Marc Marquez dibebat cedera, Bradl selalu ditunjuk sebagai penggantinya.