Jurnalis, Pemain hingga Manajer Arema FC Turun Tangan Evakuasi Korban Tragedi Kanjuruhan

oleh Wahyu Pratama diperbarui 02 Okt 2022, 10:30 WIB
Kericuhan pertandingan BRI Liga 1 2022/2023 hari Sabtu (01/10/2022) antara Arema Malang versus Persebaya Surabaya. Tampak para pemain Arema harus dilindungi pihak kepolisian untuk meninggalkan lapangan. (Iwan Setiawan/Bola.com)

Bola.com, Malang - Sepak bola Indonesia kembali berduka. Tragedi selepas pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, (1/10/2022), merenggut 127 korban jiwa.

Situasi mengerikan itu terjadi setelah tuan rumah ditaklukkan rival abadinya. Sayangnya, suporter yang kecewa dengan kekalahan tim kesayangannya tersebut dipukul mundur pihak keamanan dengan cara yang tidak bijak.

Advertisement

Gas air mata yang sebenarnya dilarang dalam pengamanan pertandingan sepak bola justru digunakan. Parahnya, beberapa diantaranya diarahkan langsung ke tribun yang membuat jumlah korban semakin banyak.

2 dari 4 halaman

Ikut Bantu Korban

Suasana pasca kericuhan setelah laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada laga lanjutan Liga 1 2022/2023 yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/2022). Terlihat dua mobil pihak keamanan terbalik dan benda-benda yang berserakan di dalam lapangan. (Bola.com/Dendy Gandakusumah)

Melihat kejadian tersebut, manajer Arema FC, Ali Rifki tak tinggal diam. Bersama para pemain, ia membantu melakukan evakuasi korban yang sempat terjebak dalam kepungan gas air mata.

Ikhfanul Alam, Evan Dimas, Dendi Santoso hingga pemain asing Renshi Yamaguchi terlihat turut membopong para korban. Mereka mengumpulkan para korban di tengah lapangan sembari menunggu ambulans tiba.

3 dari 4 halaman

Kemanuasiaan di Atas Segalanya

 

Beberapa awak media juga ikut terlibat dalam melakukan evakuasi korban. Selepas sesi konferensi pers Arema FC yang singkat, mereka bergegas menolong Aremania yang sudah lemas karena gas air mata.

Satu di antaranya bahkan coba melakukan cardiopulmonary resuscitation (CPR) kepada salah satu korban. Tetapi sayangnya, nyawa lelaki itu tetap tak terselamatkan.

"Arek sing tak tulungi maeng akhire gaonok nyowone (Anak yang aku bantu tadi akhirnya enggak bernyawa)," ujar jurnalis Yona Arianto sembari termenung melihat kejadian pilu tersebut.

4 dari 4 halaman

Manajemen Arema FC Siap Berikan Santunan dan Buka Crisis Center

Arema FC Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Manajemen Arema FC tak tinggal diam melihat kejadian mengenaskan terjadi di rumah mereka. Selain menyampaikan duka cita mendalam kepada para korban, mereka juga turut membuka crisis center.

Hingga saat ini, puluhan korban meninggal dunia belum dibawa pulang oleh keluarganya. Dengan adanya posko informasi ini, diharapkan semua korban bisa 'bertemu' dengan keluarganya.

"Manajemen akan membentuk crisis center yang menghimpun dan menerima laporan untuk penanganan korban yang dirawat di rumah sakit," ujar Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris.

"Kepada keluarga korban, kami juga memohon maaf sebesar besarnya serta siap memberikan santunan. Manajemen siap menerima saran masukan dalam penanganan pasca musibah agar banyak yang diselamatkan," tandas Haris.

Berita Terkait