6 Bintang Top yang Selalu Apes di Liga Champions, Gagal Melulu Rengkuh Trofi Juara

oleh Suharno diperbarui 24 Okt 2022, 21:38 WIB
AC Milan - Zlatan Ibrahimovic (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Benua Eropa menjadi kiblat sepak bola dunia, di level liga lokal hingga Liga Champions. Banyak pesepak bola terbaik dunia berbondong-bondong untuk berkarier di klub-klub raksasa Benua Biru. 

Sepak bola Eropa dianggap lebih maju dibanding benua lainnya karena adanya kompetisi yang kompetitif dan manajemen sepak bola yang kuat.

Advertisement

Satu di antara kompetisi populer di Eropa yakni Liga Champions yang menggema hingga seluruh dunia. Klub-klub papan atas setiap negara di Eropa berusaha tampil di turnamen ini hingga berjuang untuk menjadi juara.

Sayangnya, banyak pemain hebat asli Eropa gagal memenangi turnamen ini. Mereka bahkan gagal bersaing dengan bintang sepak bola dari luar Benua Biru.

Berikut enam bintang sepak bola top tetapi gagal memenangi Liga Champions selama belasan tahun menjadi pemain profesional. Langsung simak daftarnya.

 

2 dari 7 halaman

1. Cesc Fabregas

Cesc Fabregas merupakan kapten Arsenal yang dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia kala itu. Fabregas dianggap memiliki kreativitas dan kemampuan pasing yang jauh di atas rata-rata. Sayangnya ia meninggalkan The Gunners ke Barcelona pada 2011 silam. (AFP/Miguel Riopa)

Fabregas telah membukukan 100 penampilan di Liga Champions dan mentok jadi runner-up bersama Arsenal pada 2006. Lima tahun kemudian, dia hengkang ke Barcelona yang baru saja meraih gelar Liga Champions.

Setelah lima tahun di Barcelona dan belum memenangi Liga Champions, Fabregas pindah lagi ke Inggris bersama Chelsea. Setahun setelah di Chelsea, Barcelona justru meraih gelar Liga Champions.

 

3 dari 7 halaman

2. Michael Ballack

Michael Ballack (93 laga di Champions) - Saat bergabung dengan Chelsea, Ballack memiliki harapan untuk mengangkat trofi juara Liga Champions. Namun, mimpinya pupus ketika Chelsea kalah oleh Manchester United di laga final musim 2007/08. (AFP/Carl de Souza)

Jika Fabregas pernah sekali menjadi runner-up di Liga Champions, Ballack justru jadi runner-up dua kali dan dengan dua tim berbeda. Runner-up pertama dia raih bersama Bayern Leverkusen pada 2002 dan tendangan voli cantik playmaker Real Madrid mengubur impiannya.

Dia kemudian pindah ke Chelsea dan enam tahun kemudian menembus laga final Liga Champions lagi. Sayangnya keberuntungan lagi-lagi tidak berpihak kepadanya karena Chelsea kalah adu penalti melawan Manchester United.

 

4 dari 7 halaman

3. Ruud van Nistelrooy

Ruud van Nistelrooy. Striker Belanda yang pensiun pada Juli 2012 bersama Malaga ini tercatat pernah mencetak 3 kali hattrick bersama Manchester United di Liga Inggris pada musim 2002/2003. Ketajamannya pada musim tersebut juga mengantarkannya menjadi top skor Liga Inggris sekaligus mempersembahkan gelar Liga Inggris untuk MU. Ia total mencetak 5 kali hattrick selama berseragam Setan Merah dalam 5 musim, sejak 2001/2002 hingga 2005/2006. (AFP/Paul Barker)

Striker asal Belanda itu mencetak 56 gol dari 73 laga Liga Champions tetapi tidak pernah merasakan jadi kampiun. Bahkan, Nistelrooy mampu menjadi pencetak gol terbanyak pada tiga edisi Lihat Champions.

Striker itu bergabung dengan Manchester United dua tahun setelah Setan Merah meraih treble winner pada 1999. Setelah hanya memenangi gelar domestik, Nistelrooy pindah ke Real Madrid tetapi juga gagal menjuarai Liga Champions.

 

5 dari 7 halaman

4. Lilian Thuram

4. Lilian Thuram - Tembok karang dari Juventus ini memutuskan pindah ke Barcelona pada tahun 2006. Sempat membela La Blaugrana selama dua musim sebelum akhirnya pria Prancis ini memutuskan untuk pensiun. (AFP/Paco Serinelli)

Setelah berhasil mengantar Parma juara Piala UEFA, Thuram hengkang ke Juventus. Kariernya bersama Juventus hanya mentok jadi runner-up Liga Champions 2003 karena kalah adu penalti dari AC Milan.

Meski akhirnya pindah ke Barcelona pada 2006, Thuram tetap gagal mengangkat trofi Liga Champions. Namun, dia merupakan pahlawan Prancis di Piala Dunia 1998 dan sukses membuat dua gol di laga semifinal.

 

6 dari 7 halaman

5. Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic menjadi salah satu pemain yang memiliki kisah manis dengan Mino Raiola. Ia bergabung dengan agensi Raiola sejak membela Juventus. Berkat pria Italia tersebut, Ibra pernah mencicipi karier di beberapa klub top Eropa bahkan Amerika seperti Inter Milan, Barcelona, AC Milan, PSG, Manchester United, dan LA Galaxy. (AFP/Marco Bertorello)

Pemain asal Swedia itu memegang rekor lebih dari 124 laga di Liga Champions tanpa memenangi trofinya. Meski masih menjadi pemain AC Milan, Ibrahimovic tampaknya pasrah tidak bisa merengkuh trofi bergengsi ini.

Dia meninggalkan Inter Milan ke Barcelona, tetapi klub lamanya justru menjuarai Liga Champions pada 2010. Pengalaman itu terulang ketika dia meninggalkan Barcelona setahun kemudian, justru Blaugrana bisa juara Liga Champions.

 

7 dari 7 halaman

6. Gianluigi Buffon

Gianlugi Buffon (Parma). Setelah 19 musim memperkuat Juventus dalam dua periode, kiper Italia berusia 44 tahun ini tidak melupakan begitu saja klub pertamanya di awal meniti karier di sepak bola, yaitu Parma. Saat Parma terlempar ke serie B, ia justru begabung dengan klub masa kecilnya tersebut usai meninggalkan Juventus di awal musim 2021/2022. Tampil dalam 26 laga di Serie B musim lalu dengan torehan 8 kali clean sheet dan kebobolan 27 gol, Parma dibawanya menempati posisi ke-12 di klasemen akhir. (AFP/Marco Bertorello)

Juventus mendatangkan Buffon dari Parma pada 2001 dan menjadi penjaga gawang termahal saat itu.

Gianluigi Buffon menempati peringkat kedua kedua setelah Alessandro Del Piero dalam daftar penampilan terbanyak sepanjang masa Juventus. 

Sayangnya, nasibnya kurang beruntung karena tiga kali kalah di laga final Liga Champions bersama Juventus. Di pengujung karier dia sempat pindah ke Paris Saint-Germain tetapi juga tidak menyabet gelar Liga Champions hingga akhirnya kini kembali ke Parma.

Sumber: Sportkeeda 

Berita Terkait