4 Pelatih Top yang Disingkirkan Semena-mena: Nyesek, Padahal Punya Berderet Trofi

oleh Suharno diperbarui 02 Nov 2022, 08:50 WIB
Carlo Ancelotti baru saja berhasil membawa Real Madrid juara Liga Champions 2021/2022 usai mengalahkan Liverpool di partai final yang berlangsung di Stade de France, Minggu (29/05/2022) dini hari WIB. Hal tersebut membuat dirinya dinobatkan sebagai pelatih tersukses dalam sejarah Liga Champions. Pria asal Italia tersebut tercatat pernah merengkuh trofi paling bergengsi di Eropa tersebut sebanyak lima kali, yaitu dua kali bersama AC Milan dan sisanya bareng Real Madrid. (AFP/Kirsty Wigglesworth)

Bola.com, Jakarta - Tidak hanya klub-klub Liga Inggris yang terkenal kejam saat memecat pelatih. Pemecatan pelatih yang kejam bukan hanya terjadi di klub Liga Inggris yang bertabur tim-tim kaya raya. 

Pemecatan mengejutkan tersebut mirip yang dilakukan pemilik baru Twitter, Elon Musk. Setelah mengambil alih aplikasi berlogo burung biru, pendiri Tesla dan multimiliarder Musk memecat sejumlah eksekutif puncak.

Advertisement

CEO Twitter Parag Agrawal dan CFO Twitter Ned Segal dipecat Elon Musk. Kejadian mengejutkan ini juga dialami sejumlah pelatih di dunia di luar Liga Inggris.

Berikut empat pelatih di luar Liga Inggris yang secara mengejutkan dipecat oleh timnya. Langsung simak daftaranya.

 

2 dari 5 halaman

1. Julen Lopetegui (Spanyol, 2018)

Performa apik Lopetegui selama menangani timnas Spanyol menjadi alasan Real Madrid tertarik mengamankan jasanya. (AP/Alberto Saiz)

Keputusan Spanyol menyingkirkan Julen Lopetegui benar-benar seperti memotong bagian terpenting bagian tubuha. Dunia sepak bola tercengang ketika Spanyol melakukannya hanya beberapa hari sebelum Piala Dunia 2018.

Lopetegui membuat Spanyol menjadi tim fenomenal, karena tak terkalahkan dalam 20 pertandingan sebelum Piala Dunia 2018. Tapi sebelum Piala Dunia 2018 bergulir, Real Madrid mengumumkan Lopetegui bakal menjadi pelatih mereka, yang membuatnya kehilangan pekerjaan di Timnas Spanyol.

Fernando Hierro menggantikannya dan tidak mengherankan, perubahan itu berakhir dengan bencana. Spanyol tersingkir di babak 16 besar melalui adu penalti oleh tuan rumah Rusia.

 

3 dari 5 halaman

2. Carlo Ancelotti (Real Madrid, 2015)

Ilustrasi - Carlo Ancelotti (Bola.com/Adreanus Titus)

Carlo Ancelotti tidak hanya sekali dipecat secara mengejutkan. Dia pernah didepak Chelsea secara mengejutkan dan empat tahun kemudian mengalami nasib yang sama di Santiago Bernabeu.

Pada musim pertamanya sebagai bos Madrid, Ancelotti merengkuh dua trofi, Liga Champions dan Copa del Rey. Namun, dia hanya membawa Madrid jadi runner-up di La Liga serta hanya dua poin di belakang tim Barcelona yang menyabet treble.

Akan tetapi, Presiden Real Florentino Perez tidak puas dengan pencapaian Ancelotti dan memecatnya pada Mei 2015. Namun, Real Madrid kembali menunjuk Ancelotti pada 2021, serta menjuarai La Liga dan Liga Champions.

 

4 dari 5 halaman

3. Vicente del Bosque (Real Madrid, 2003)

Vicente Del Bosque. Pelatih yang kini berusia 71 tahun dan terakhir membesut Timnas Spanyol mulai 2008 hingga 2016 ini meraih dua trofi Liga Champions bersama Real Madrid di periode ketiganya menangani Los Blancos mulai November 1999 hingga Juni 2003. Trofi pertama diraihnya di musim 1999/2000 dan yang kedua di musim 2001/2002. Di level domestik, ia mampu membawa Real Madrid dua kali juara La Liga di musim 2000/2001 dan 2002/2003. (AFP/Javier Soriano)

Seperti Chelsea, Real Madrid kerap melakukan memecat pelatihnya dengan kejam. Ancelotti bukan satu-satunya yang dipecat meski berprestasi. Ada juga sosok Vicente del Bosque.

Bosque merengkuh dua gelar La Liga, dua trofi Liga Champions, Piala Super Spanyol, Piala Super UEFA, dan Piala Interkontinental dalam waktu kurang dari empat tahun. Namun, pada 2003, dia dipecat oleh Real Madrid.

Sebenarnya Real Madrid tidak memecatnya. Akan tetapi Presiden Klub, Perez mengaku enggan untuk memperpanjang kontraknya karena menyebut Bosque bukan pelatih yang tepat bagi Madrid di masa depan.

 

5 dari 5 halaman

4. Jupp Heynckes (Bayern Munchen, 2013)

Jupp Heynckes. Didatangkan Real Madrid pada awal musim 1997/1998 dari Tenerife. Meski hanya semusim di Real Madrid, ia langsung mempersembahkan trofi Liga Champions untuk Real Madrid usai mengalahkan Juventus 1-0 dalam partai final di Amsterdam Arena, 20 Mei 1998. (AFP/Christof Stache)

Pemecatan secara mengejutkan juga dialami pelatih Bayern Munchen, Jupp Heynckes. Dia dipaksa keluar pintu pada musim ketiga dari empat musim yang seharusnya tertulis dalam kontraknya bersama Munchen.

Berkat torehan gelar Bundesliga, Liga Champions, dan DFB Pokal bersama Bayern musim itu membuatnya menyabet penghargaan FIFA World Coach of the Year 2013. Tetapi, Presiden Bayern Uli Hoeness ternyata lebih menyukai dan menyediakan tempat bagi Pep Guardiola.

"Tentu saja dia ingin melanjutkan selama satu tahun lagi, tetapi pada akhirnya dia memutuskan seperti ini. Kami bersyukur bahwa dia tidak membuat keributan. Karena kami memberikan kesempatan bagi Pep Guardiola," kata Hoeness.

Sumber: Give Me Sports

Berita Terkait