Deretan Pelatih Liga Super Malaysia yang Layak Berkiprah di BRI Liga 1: Beberapa Mengenal Iklim Sepak Bola Indonesia

oleh Iwan Setiawan diperbarui 12 Mar 2023, 10:00 WIB
Fandi Ahmad. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - BRI Liga 1 selalu memakan banyak korban pelatih. Dari 18 klub, hanya lima klub yang tidak mengganti posisi pelatih kepala pada musim 2022/2023.

Kelima tim tersebut adalah PSM Makassar, Persija Jakarta, Bali United, Persebaya Surabaya dan PSS Sleman. Selebihnya tim-tim BRI Liga 1 yang lain sudah melakukan pergantian pelatih.

Advertisement

Bahkan ada satu tim, Arema FC yang menggunakan empat pelatih berbeda hanya untuk musim ini. Kini banyak klub BRI Liga 1 mulai melirik pelatih Eropa dengan pengalaman mentereng.

Sebut saja Luis Milla, Pieter Huistra, Jan Olde Rienkerink dan beberapa nama lainnya. Tapi sebenarnya, tidak perlu jauh-jauh mencari pelatih asing.

Di kompetisi negara tetangga, Liga Super Malaysia, juga ada beberapa pelatih dengan pengalaman mentereng. Mereka sangat layak jika menangani klub Liga 1.

Bahkan beberapa nama juga sempat melatih di Indonesia. Seperti Bojan Hodak yang pernah jadi arsitek PSM Makassar. Serta Fandi Ahmad dengan pengalamannya melatih Pelita Jaya.

Berikut para pelatih Liga Super Malaysia yang bisa jadi referensi klub Liga 1.

 

2 dari 5 halaman

Esteban Solari (Johor Darul Takzim)

Dia merupakan mantan pelatih Timnas Argentina U-23 tahun lalu. Esteban termasuk pelatih muda. Karena usianya baru 42 tahun.

Pengalaman melatihnya juga tidak terlalu banyak. Dia mengawali karir kepelatihannya bersama Argentina U-23 di tahun 2019 hingga 2022.

Sebuah jabatan yang lumayan mentereng. Karena tidak sembarangan pelatih bisa menangani tim muda Argentina. Esteban sendiri merupakan adik kandung dari mantan pemain Real Madrid dan Inter Milan. Yakni Santiago Solari.

Hanya saja karir Esteban semasa jadi pemain, tidak terlalu bersinar. Kini, Esteban menangani tim kaya raya Malaysia, Johor Darul Takzim. Tim yang beberapa tahun terakhir jadi langganan juara.

Ini jadi musim pertamanya di Liga Super Malaysia. Dari 4 pertandingan di kompetisi, semua berakhir dengan kemenangan. Maklum, Esteban juga ditunjang dengan skuat mewah Johor Darul Takzim.

Tapi di sisi lain, tentu dia pelatih muda yang punya kualitas. Karena Johor selalu menang minimal selisih dua gol. Itu membuat mereka jadi pemuncak klasemen sementara Liga Super Malaysia 2023.

 

3 dari 5 halaman

Bojan Hodak (Kuala Lumpur)

Bojan Hodak saat masih melatih PSM. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Namanya sudah tidak asing di sepak bola Indonesia. Bojan Hodak pernah menangani PSM musim 2020. Namun karirnya di Indonesia hanya berjalan 9 bulan. Karena kompetisi terhenti akibat pandemi virus corona.

Bojan memutuskan melanjutkan kariernya kembali ke Malaysia. Kini, pelatih asal Kroasia itu menangani Kuala Lumpur. Meski menangani tim papan tengah di Liga Super Malaysia, bukan berarti kualitasnya kurang bagus.

Bojan pernah menangani Timnas Malaysia U-19 di tahun 2017-2019. Sebelum itu, dia sempat satu musim melatih tim tangguh, Johor Darul Takzim.

Bojan direkrut klub kaya Malaysia setelah sukses membawa Kelantan FA meraih tiga trofi. Yakni dua kali Piala FA dan sekali Malaysia Cup.

Di usia 51 tahun, Bojan masih layak jika ingin berkarir di Indonesia. Dia dikenal sebagai pelatih yang keras dan disiplin.

 

 

4 dari 5 halaman

Ong Kim Swee

Pelatih Sabah FC, Ong Kim Swee, memprediksi duel melawan Persija Jakarta pada laga persahabatan yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Minggu (4/6/2022), bakal sengit. (Instagram/@officialsabahfc)

Nama yang satu ini juga tidak asing di sepakbola Indonesia. Bedanya, Ong Kim Swee belum pernah menangani klub Indonesia.

Tapi dia sudah beberapa kali memimpin Timnas Malaysia saat melawan Indonesia. Kini, pelatih 52 tahun itu melatih Sabah FA. Tim yang kini melejit ke papan atas menempel Johor Darul Takzim.

Tiga laga di Malaysia Super League disapu bersih. Ong Kim Swee musim ini mengandalkan winger Indonesia, Saddil Ramdani di Sabah.

Saddil bahkan jadi top skorer sementara dengan 3 gol. Dia dikenal sebagai pelatih bertangan dingin. Pembawaannya yang tenang seperti menular kepada permainan timnya.

Yang membuat namanya dikenal orang Indonesia adalah saat membawa Malaysia jadi juara SEA Games 2011. Waktu itu Malaysia mengalahkan Indonesia lewat adu penalti di Jakarta.

Sehingga medali emas diberikan Ong Kim Swee untuk negaranya. Setelah itu, dia jadi pelatih Timnas senior dan U-23 Malaysia. Sebelum menjabat sebagai pelatih Sabah FA, jabatannya adalah Direkrut Tehnik Timnas Malaysia.

 

 

5 dari 5 halaman

Fandi Ahmad (Pahang)

Fandi Ahmad saat menangani Pelita Jaya pada ISL 2007. (Gatot Susetyo/Bola.com)

Di Indonesia maupun Asia Tenggara, Fandi Ahmad layak disebut legenda. Dia pernah bermain di Niac Mitra Surabaya tahun 1983. Saat jadi pelatih, pria asal Singapura ini sempat menangani Pelita Jaya pada 2007-2009.

Sedangkan di Liga Super Malaysia, dia sempat melatih Johor Darul Takzim musim 2012. Sedangkan musim ini dia menerima tawaran Pahang FA. Tim yang di pekan ketiga Liga Super Malaysia menempati urutan ke-5.

Segudang pengalamannya membuat pelatih 60 tahun ini masih layak dilirik klub Indonesia. Fandi juga sempat jadi pelatih kepala Timnas Singapura tahun 2018 silam.

Selain itu, ada satu kelebihan yang dimiliki Fandi Ahmad. Yakni mencari bibit pemain muda. Musim 2007-2009, dia mengorbitkan banyak pemain muda di Pelita Jaya.

Beberapa nama di antaranya adalah Dedi Kusnandar, Egi Melgiansyah, Joko Sasongko, Gilang Ginarsa dan pemain lainnya adalah bukti kejelian Fandi. Itu sebabnya dia sempat jadi tim pencari bakat untuk Singapura tahun 2020.

Berita Terkait