Kisah Rachmat Irianto, Deg-degan Saat Sidang Skripsi: Kini Resmi Jadi Sarjana

oleh Hendry Wibowo diperbarui 23 Apr 2023, 16:30 WIB
Pemain Persib Bandung, Rachmat Irianto. (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Bola.com, Bandung - Salut untuk para pesepakbola yang tetap memikirkan pendidikan, apalagi jika sampai menjadi sarjana. Terbaru hal ini dirasakan pemain Timnas Indonesia dan Persib Bandung, Rachmat Irianto

Dia baru saja menyelesaikan tugas akhir untuk pendidikan S1 nya di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Ia menjalani sidang skripsi S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada 18 April yang lalu.

Advertisement

Menariknya mengutip situs Simamaung, Rachmat Irianto turut merasakan deg-degan saat masuk ke ruang sidang skripsi. 

Menurutnya tekanan yang ia rasakan saat sidang skripsi sama seperti ketika berada di lapangan sepak bola. 

“Jelas deg-degan sama seperti main bola deg-degan juga tapi dibawa enjoy saja bawaannya senang,” kata Rian-sapaan akrab Rachmat Irianto.

2 dari 4 halaman

Menuju S2

Tiga pemain Maung Bandung belabel Timnas yakni Marc Klok, Ricky Kambuaya dan Rachmat Irianto diperkirakan akan diturunkan untuk menghadapi PSS Sleman di laga tersebut. (Dok. Persib)

Hebatnya usai menamatkan pendidikan di jenjang S1, Rachmat Irianto sudah memantapkan hati untuk melanjutkan ke S2 bahkan sampai S3.

Apalagi Unesa, tempat ia menuntut ilmu, bakal memfasilitasi pendidikannya sampai S3.

"Jelas saya difasilitasi seperti ini saya diberikan pendidikan S2 lanjut S3," kata eks pemain Persebaya ini.

"Saya akan memanfaatkan sebaik mungkin karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan seperti ini. Tetap saya ambil saya akan menyelesaikan S2 nantinya," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Role Model

Pemain Persib Bandung, Rachmat Irianto (kiri) mengontrol bola dibayangi pemain PSM Makassar, Willem Jan Pluim saat laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Persib Bandung melawan PSM Makassar di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (14/02/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Rachmat Irianto pun berharap sikapnya yang turut memerhatikan pendidikan meski punya karier mengkilap di sepak bola bisa dicontoh pemain sepak bola usia muda lainnya. 

"Tentunya bisa menjadi contoh anak muda lainnya, bahwa pendidikan itu penting tidak hanya bermain bola," ujarnya. 

"Karena usia bermain bola itu tidak kenal waktu, 24, 25 tahun tiba-tiba ada kejadian tidak diinginkan, jadi pendidikan itu sangat penting,” tambahnya. 

 

 

 

4 dari 4 halaman

Yuk Lihat Peta Persaingan

Berita Terkait