Buntut Bulutangkis Gagal Total di Asian Games 2022, PBSI Diminta Lakukan Perubahan dan Bertanggung Jawab

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 06 Okt 2023, 20:00 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung tertunduk setelah kalah dari pebulu tangkis tunggal putri Jepang, Akane Yamaguchi pada laga semifinal Hong Kong Open 2023 di Hong Kong Coliseum, Sabtu (17/9/2023). Jorji kalah dengan skor 17-21,25-23, dan 18-21. (AFP/Peter Parks)

Bola.com, Jakarta - PBSI diminta untuk mengevaluasi, melakukan perubahan, hingga bertanggung jawab buntut tim bulutangkis Indonesia yang gagal total di Asian Games 2022 China.

Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, tim bulutangkis Indonesia tidak dapat meraih medali di Asian Games setelah wakil-wakilnya paling jauh melaju ke babak perempat final.

Advertisement

Padahal, PBSI menargetkan tiga medali emas di Asian Games 2022 lewat beregu putra, tunggal putra, dan ganda putra. Namun, hasilnya sama sekali tidak sesuai ekspektasi.

Pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, tim bulutangkis Indonesia mampu mempersembahkan delapan medali dengan rincian dua emas, dua perak, dan empat perunggu.

2 dari 4 halaman

Tanggapan Legenda Bulutangkis Indonesia

Legenda bulu tangkis Indonesia Hariyanto Arbi akan ambil bagian dalam Kudus Relay Marathon 2018 yang berlangsung di Kota Kudus, Jawa Tengah, 21 Oktober 2018. (foto: istimewa)

Legenda bulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi, buka suara mengenai hancur leburnya tim bulutangkis Indonesia di Asian Games 2022. Apa kata mantan tunggal putra berusia 51 tahun itu?

"Saya ikut sedih karena ini pertama kalinya tim Indonesia tidak mendapatkan medali di Asian Games," ujar Hariyanto Arbi ketika dihubungi Bola.com, Jumat (6/10/2023) malam WIB.

Hariyanto Arbi mengingatkan kepada PBSI bahwa Olimpiade Paris, Prancis, pada 2024 makin dekat. Pesta olahraga terbesar di dunia itu akan digelar pada 26 Juli-11 Agustus tahun depan.

3 dari 4 halaman

Netizen Minta PBSI Bertanggung Jawab

"Perlu benar-benar evaluasi. Jangan hanya berbicara, perlu ada evaluasi dan perubahan. Menuju Olimpiade 2024 perlu perubahan semua," jelasnya.

Di media sosial, netizen meminta PBSI terutama ketuanya, Agung Firman Sampurna, untuk bertanggung jawab karena kegagalan di Asian Games 2022. Lantas, bagaimana Hariyanto Arbi memandangnya?

"Iya dong, PBSI harus ikut bertanggung jawab. Ke depan mesti ada perubahan. Kan mereka yang lebih tahu," ungkap Hariyanto Arbi.

4 dari 4 halaman

Fokus Olimpiade

"Terkait perubahan seperti apa yang signifikan mengembalikan kepercayaan diri para pemain untuk berjuang bersama-sama mengamankan poin Olimpiade," imbuh Hariyanto Arbi.

"Peak-nya semua harus di Olimpiade. Banyak yang perlu diubah. Selama ini evaluasi, tapi evaluasi tidak ada kemajuan. Begitu-begitu saja. Menatap ke depan, benar-benar dilakukan evaluasi," ucapnya.

Berita Terkait