Meski Sudah Berlisensi FIFA, Thoriq Alkatiri Tegang saat Pertama Kali Pakai VAR

oleh Radifa Arsa diperbarui 08 Mar 2024, 13:30 WIB
Wasit Thoriq Alkatiri meninjau ulang tayangan video assistant referee (VAR) yang diuji coba pada laga final EPA Liga 1 U-20 2023/2024 di Stadion Manahan, Solo, Kamis (7/3/2042). (Bola.com/Radifa Arsa)

Bola.com, Solo - Thoriq Alkatiri menjadi wasit pertama yang memimpin pertandingan resmi dengan bantuan video assistant referee (VAR) di Indonesia. Momen itu tersaji pada partai final Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-20 2023/2024 antara Persita Tangerang U-20 melawan Persis Solo U-20.

Thoriq Alkatiri mengatakan, pengalaman pertamanya memimpin laga resmi dengan kehadiran VAR memang sempat diwarnai perasaan yang tegang. Wasit yang telah mengantongi lisensi FIFA sejak 2014 ini mengaku harus beradaptasi dengan beberapa aspek teknis.

Advertisement

“Karena ini pertama ya ada tegangnya. Wajar. Ini pertama kali kami menggunakan VAR di kompetisi resmi Indonesia,” kata Thoriq Alkatiri saat ditemui awak media seusai pertandingan, Kamis (7/3/2024).

“Namun, ya alhamdulillah setelah 10 hingga 15 menit sudah terbiasa. Karena basic-nya tidak beda jauh. Cuma ada beberapa teknis yang masih perlu beradaptasi,” imbuhnya.

==

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Operator Juga Gugup

Sejumlah petugas yang mengoperasikan video assistant referee (VAR)pada pertandingan final EPA Liga 1 U-20 2023/2024 di ruang VAR Stadion Manahan, Solo, Kamis (7/3/2024). (Bola.com/Radifa Arsa)

Menurut wasit asal Purwakarta, Jawa Barat itu, perasaan gugup ternyata tak hanya menghantui perangkat pertandingan yang bertugas di atas lapangan saja. Sebab, personel yang menjadi operator VAR juga merasakan hal serupa.

Thoriq mengakui, situasi semacam ini lumrah terjadi. Pasalnya, ini menjadi pengalaman pertama bagi semua pihak yang mengoperasikan teknologi baru tersebut pada pertandingan resmi.

“Iya, deg-degan tadi. Karena ada yang takut salah. Ini wajar ya. Termasuk tadi yang ada di ruangan VAR itu nervous. Di situ dingin sekali, tetapi mereka sampai keringetan. Karena ini memang pertama kali,” katanya.

3 dari 5 halaman

Meninjau Momen Penalti

Operator video assistant referee (VAR) ketika tengah mengilustrasikan proses review terjadinya offside dengan teknologi Hawk Eye di Stadion Manahan, Solo, Kamis (7/3/2024). (Bola.com/Radifa Arsa)

Salah satu momen menarik dari uji coba VAR ini tersaji saat pertandingan menginjak menit ke-82. Tepatnya ketika Reza Alfariz dianggap menjatuhkan Kaka Reda di area kotak penalti Persis Solo U-20.

Thoriq pun langsung menunjuk titik putih setelah kejadian. Namun, dia sempat berkomunikasi dengan operator VAR. Setelah memutuskan untuk melakukan ‘VAR Checking’, dia mengoreksi keputusannya tersebut.

“Saya melihat pemain Persita itu jatuh dahulu sebelum ditekel. Jadi, memang ada tekel, tetapi pemain itu sudah jatuh lebih dulu sebelum tekel itu terjadi. Itulah alasannya saya cancel penaltinya,” ujarnya.

4 dari 5 halaman

Kemajuan Positif

Layar besar menunjukkan gambar potensi pelanggaran yang bisa berujung kartu merah melalui VAR (Video assistant Referee) dalam pertandingan Timnas Spanyol U-17 melawan Kanada U-17 dalam pertandingan penyisihan Grup B Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan, Solo, Jumat (10/11/2023). VAR baru pertama kali diterapkan dalam sebuah turnamen resmi di Indonesia. (Bola.com/Arief Bagus)

Wasit berusia 35 tahun ini berharap, hadirnya VAR bisa menjadi kabar positif bagi kemajuan sepak bola Indonesia. Sebab, hadirnya teknologi ini bisa memberikan bantuan bagi semua wasit untuk mengambil keputusan terbaik.

Namun, bagaimana pun juga, kualitas wasit lah yang akan menentukan keberhasilannya. Sebab, keputusan-keputusan yang terjadi di atas lapangan mutlak menjadi wewenang pengadil tersebut.

“Jadi pasti bisa menerima dan bisa maklum ketika ada keputusan, kemudian setelah dicek VAR bisa berubah. Namun, bisa juga tetap. Hal semacam itu juga tergantung dengan penilaian wasit itu sendiri,” tuturnya.

5 dari 5 halaman

Intip Persaingan di BRI Liga 1

Berita Terkait