Bola.com, Jakarta - Diskusi mengenai penghapusan extra time dalam babak gugur Liga Champions makin berkembang di dalam UEFA. Langkah ini dipertimbangkan sebagai bagian dari upaya mengurangi jumlah menit bermain yang harus dijalani klub-klub papan atas Eropa.
Menurut The Guardian, UEFA kini kian serius mempertimbangkan kemungkinan untuk langsung menuju adu penalti jika pertandingan berakhir imbang dalam waktu normal.
Namun, perubahan ini kecil kemungkinannya terjadi sebelum siklus hak siar televisi saat ini berakhir pada 2027.
Extra time telah lama menjadi perdebatan di kalangan pemangku kepentingan sepak bola Eropa.
Beberapa serikat pemain menilai bahwa menghapus tambahan waktu 2x15 menit bisa meringankan beban pemain, terutama dengan makin padatnya jadwal pertandingan.
Mengurangi Beban Pemain dan Padatnya Jadwal Kompetisi
Format baru Liga Champions, di mana setiap tim kini memainkan minimal delapan pertandingan di babak grup, menambah tantangan bagi para pemain.
Selain itu, 12 tim Eropa juga akan berpartisipasi dalam Piala Dunia Antarklub FIFA yang diperluas di Amerika Serikat pada musim panas ini, yang makin memperketat jadwal mereka.
Sejauh ini, sebagian besar upaya untuk mengurangi jumlah pertandingan hanya berdampak pada kompetisi domestik. Satu di antara contohnya adalah keputusan kontroversial untuk menghapus sistem replay di Piala FA Inggris, yang bertujuan mengurangi kepadatan jadwal bagi klub-klub besar.
Menghapus 30 menit tambahan dalam pertandingan dua leg bisa membantu mengurangi kepadatan jadwal di akhir musim.
Klub-klub yang harus melalui babak kualifikasi Liga Champions pada Juli dan Agustus mungkin juga akan menyambut baik perubahan ini, mengingat jadwal mereka sudah cukup melelahkan.
Keuntungan bagi Tim Underdog dan Broadcasters
Bagi tim underdog, penghapusan extra time bisa memberikan keuntungan tersendiri.
Tim dengan skuad lebih terbatas sering kali kesulitan mempertahankan intensitas permainan selama 120 menit melawan klub-klub besar dengan kedalaman skuat yang lebih baik.
Dengan langsung menuju adu penalti, peluang mereka untuk menang bisa lebih terbuka.
Selain itu, broadcasters mungkin akan menyambut baik perubahan ini.
Menghilangkan extra time dapat mengurangi risiko gangguan jadwal siaran dan sekaligus meningkatkan daya tarik pertandingan dengan menghadirkan ketegangan adu penalti lebih cepat.
Seberapa Sering Extra Time Digunakan?
Jika melihat beberapa musim terakhir, jumlah pertandingan yang benar-benar membutuhkan extra time tidak terlalu banyak.
- Musim 2022-23: Tidak ada pertandingan babak gugur Liga Champions yang memerlukan extra time.
- Musim 2023-24: Hanya tiga pertandingan dari babak 16 besar ke atas yang berlanjut ke extra time.
- Liga Europa 2023-24: Empat pertandingan berlanjut ke extra time, turun dari enam di musim sebelumnya.
Dengan statistik tersebut, extra time memang jarang digunakan, tetapi tetap menjadi bagian penting dalam beberapa laga dramatis.
Belum Ada Proposal Resmi dari UEFA
Saat dikonfirmasi oleh The Guardian, UEFA menyatakan bahwa hingga kini wacana penghapusan extra time masih sebatas diskusi informal dan belum ada proposal resmi yang diajukan.
Jika perubahan ini ingin diterapkan, UEFA harus mendapat persetujuan dari Komite Eksekutif, yang sebelumnya telah membuat keputusan besar seperti menghapus aturan gol tandang pada 2021.
Beberapa preseden untuk penghapusan extra time sudah ada, seperti keputusan UEFA untuk menghilangkan extra time dalam pertandingan Super Cup sejak 2023.
Sumber: The Guardian