Mantan Asisten Pelatih MU Beberkan Fakta di Balik Konflik Ronaldo dan Ten Hag

Benni McCarthy mengungkap penyebab di balik konflik Cristiano Ronaldo dan Erik ten Hag di MU.

BolaCom | Aning JatiDiperbarui 02 Maret 2025, 17:30 WIB
Erik ten Hag berhasil menanamkan kedisipilanan di skuad Manchester United. Ia tak segan-segan akan memberikan hukuman kepada pemain yang melanggar aturannya. Contohnya saat Alejandro Garnacho yang tak diberikan kesempatan main di laga pramusim karena terlambat menghadiri beberapa pertemuan tim. Ronaldo juga pernah merasakannya ketika kabur sebelum laga usai saat MU melawan Tottenham. Akibatnya, CR7 dicoret dari skuad saat melawan Chelsea pada minggu berikutnya. (AFP/Geoff Caddick)

Bola.com, Jakarta - Kembalinya Cristiano Ronaldo ke MU seharusnya menjadi kisah comeback yang indah. Namun, kenyataan berkata lain.

Setelah menjalani musim pertama yang cukup baik, perjalanan Ronaldo di Old Trafford justru berakhir dengan kontroversi. Perselisihannya dengan manajer Erik ten Hag menjadi pemicu utama kepergiannya dari klub.

Advertisement

Kini, mantan asisten pelatih MU, Benni McCarthy, mengungkap penyebab sebenarnya di balik ketegangan antara Ronaldo dan Ten Hag.

Ronaldo bergabung kembali dengan MU pada 2021 di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer. Di musim pertamanya, ia tampil gemilang dengan mencetak 24 gol, membuktikan bahwa naluri mencetak golnya masih tajam.

Namun, segalanya berubah ketika Erik ten Hag tiba di Old Trafford. Di bawah kepemimpinan manajer asal Belanda tersebut, Ronaldo hanya menjadi starter dalam empat pertandingan Premier League sebelum akhirnya meninggalkan klub.

Kepergiannya kian memanas setelah wawancara eksplosif dengan Piers Morgan, di mana Ronaldo secara terbuka mengkritik klub dan Ten Hag. Setelah itu, kontraknya pun diakhiri secara mutual pada akhir 2022.


Ronaldo Tidak Cocok dengan Sistem Ten Hag

Manajer Manchester United, Erik ten Hag, bersama Cristiano Ronaldo. (Adrian DENNIS/AFP)

Benni McCarthy, yang pernah menjadi bagian dari staf kepelatihan MU, akhirnya menjelaskan mengapa Cristiano Ronaldo tidak mendapat tempat dalam sistem Ten Hag.

Dalam wawancara dengan Ladbrokes, seperti dikutip oleh Mirror, McCarthy mengungkapkan bahwa filosofi permainan Ten Hag tidak sesuai dengan gaya main Ronaldo saat ini.

"Erik ingin pressing sejak awal," kata McCarthy.

"Dan saya pikir Ronaldo, saat pertama kali datang ke United atau di tahun-tahun awalnya di Real Madrid, dia masih bisa melakukan apa yang Erik harapkan darinya, seperti melakukan pressing tinggi, lalu tetap punya tenaga untuk berada di posisi mencetak gol," jelasnya.


Lebih Pilih Antony Martial

Cristiano Ronaldo dalam pertandingan Al Nassr vs Al-Ettifaq dalam lanjutan Liga Pro Saudi di Al-Awwal Park, Sabtu dini hari WIB. (22-22-2025). (Bola.com/X Al Nassr)

Namun, seiring berjalannya waktu, Ronaldo menyesuaikan gaya permainannya—sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan Ten Hag.

"Jadi, Ronaldo banyak memvariasikan permainannya, tetapi itu bukan gaya yang diinginkan Erik. Dia merasa itu tidak akan berhasil. Memasukkan Cristiano dalam starting XI tidak akan cocok dengan cara kami ingin bermain, dan itulah mengapa Erik lebih memilih Anthony Martial," ungkap McCarthy.

Pada awalnya, Martial dianggap lebih cocok untuk sistem Ten Hag, tetapi ia juga gagal tampil konsisten.

September tahun lalu, Martial akhirnya meninggalkan MU dan bergabung dengan AEK Athens.

Kendati tidak cocok dalam sistem Ten Hag, Ronaldo tetap membuktikan kualitasnya setelah meninggalkan MU. Di Al Nassr, ia kembali ke performa terbaiknya dengan mencetak banyak gol di Liga Pro Saudi.

 

Sumber: Sporting News

Berita Terkait