6 Perseteruan Panas Pelatih Vs Pemain Top di Sepak Bola: Ronaldo Vs Ten Hag, Terbaru Vinicius Vs Alonso

Pada 2009, di depan hampir 60.000 penonton, Zlatan Ibrahimovic diperkenalkan di Camp Nou. Bintang baru untuk Barcelona? Hanya dalam rencana dan hanya untuk waktu yang singkat.

Setelah awal yang menjanjikan, Zlatan berkali-kali berselisih dengan Pep Guardiola. Konflik itu memuncak setelah kekalahan Barcelona dari Inter Milan di semifinal Liga Champions.

Di depan seluruh tim, Zlatan berteriak kepada pelatihnya. “Kamu tidak punya nyali. Pergi ke neraka!” Hanya tiga bulan kemudian, Ibrahimovic dijual ke AC Milan dengan harga hanya 20 juta euro.   

Di Real Madrid, perselisihan antara pemain dan pelatih bahkan merembet hingga ke para suporter, yang sampai-sampai menyebut legenda Los Blancos, Iker Casillas, sebagai mata-mata.

Peristiwa ini terjadi pada 2012. Setelah Jose Mourinho mencadangkan kiper tersebut saat menghadapi Malaga, sang juara dunia itu dikabarkan membocorkan beberapa masalah internal kepada media.

Situasi baru kembali tenang ketika Mourinho meninggalkan Madrid pada musim panas 2013. Casillas pulih dari cedera, kemudian akhirnya kembali mengawal gawang setelah absen selama 238 hari.   

Ketegangan besar juga pernah terjadi antara Cristiano Ronaldo dan Erik ten Hag. Setelah kembali ke Manchester United pada Agustus 2021, segalanya awalnya terlihat sempurna.

Disambut meriah oleh para penggemar, CR7 kembali menginjakkan kaki di Old Trafford untuk pertama kalinya sejak 2009 dan langsung mencetak gol dalam kemenangan 4–1 atas Newcastle. Namun, keadaan kemudian memburuk hingga bintang Portugal tersebut meminta untuk ditransfer.

Keinginan itu tidak terwujud. Ronaldo akhirnya terlibat perselisihan dengan klub serta pelatih ten Hag. Manchester United pun mengambil langkah tegas: kontrak CR7 diputus pada November.

Ronaldo kemudian mengungkap dalam wawancara dengan Piers Morgan bahwa ia merasa “dikhianati” oleh ten Hag.   

Banyak orang mengenal Pierre-Emerick Aubameyang sebagai penyerang berkecepatan tinggi yang selalu tersenyum dan memiliki gaya selebrasi unik, mulai dari salto di udara hingga mengenakan topeng Spider-Man setelah mencetak gol.

Namun, di balik citra ceria itu, penyerang asal Gabon tersebut juga memiliki sisi lain yang tidak banyak diketahui publik.

Pada musim 2017/2018, hubungan Aubameyang dengan Borussia Dortmund dan pelatih saat itu, Thomas Tuchel, mulai memanas. Auba beberapa kali absen dari sesi latihan penting dan melewatkan rapat tim. Sikap tersebut memicu ketegangan besar di dalam skuad Die Borussen.

Tujuan Auba jelas. Ia ingin segera meninggalkan Dortmund untuk bergabung dengan Arsenal. Setelah drama panjang dan negosiasi yang melelahkan, transfer yang ditunggu-tunggu akhirnya terwujud.

Pada Januari 2018, Dortmund memutuskan melepas Aubameyang ke The Gunners, mengakhiri salah satu kisah transfer paling panas dalam sejarah klub.

Meski penuh kontroversi, kepindahan tersebut menjadi awal babak baru dalam karier sang striker. Ia kemudian berkembang menjadi salah satu penyerang paling produktif di Premier League bersama Arsenal.

Pada 2003, David Beckham resmi meninggalkan Manchester United. Namun, kisah yang terjadi sebelumnya antara sang Spice Boy dan Sir Alex Ferguson terasa seperti adegan dari sebuah film.

Semua bermula setelah kekalahan 0–2 dari Arsenal di ajang Piala FA. Dalam kondisi ruang ganti yang memanas, Ferguson menendang sebuah sepatu yang tergeletak di lantai.

Tanpa diduga, sepatu itu meluncur tepat ke arah Beckham dan mengenai bagian atas mata kanannya. Beberapa pemain bahkan harus menahan Beckham agar tidak membalas sang pelatih legendaris.

Sebenarnya, ketegangan antara keduanya bukan hal baru. Ferguson berkali-kali tidak menyukai gaya hidup glamor Beckham yang semakin sering menjadi pusat perhatian di luar lapangan. Ia menilai bahwa fokus Beckham mulai terpecah dari urusan sepak bola.

Insiden tersebut menjadi titik balik yang tak terelakkan. Pada musim panas 2003, Beckham meninggalkan Old Trafford dan memulai petualangan baru bersama Real Madrid. Ia membuka bab baru dalam karier sang ikon Inggris dan menandai berakhirnya salah satu hubungan pemain–pelatih paling berpengaruh dalam sejarah sepak bola Inggris.

Sumber: One Football