MU dan Taruhan Besar: Mengapa Menjuarai Liga Europa adalah Keharusan

Tanpa berada di zona Liga Champions, MU terancam rugi 100 juta pound (Rp2,1 triliun).

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 06 Maret 2025, 14:30 WIB
Para pemain Manchester United berjejer selama adu penalti dalam pertandingan putaran kelima atau 16 besar Piala FA 2024-2025 melawan Fulham di stadion Old Trafford, Inggris, pada Minggu (2/3/2025) malam WIB. (Darren Staples/AFP)

Bola.com, Jakarta - MU menghadapi pertandingan paling penting dalam sejarah mereka sejak tahun 1990 saat melawan Real Sociedad di babak 16 besar Liga Europa

Kendati MU telah mencapai empat final Liga Champions dalam 35 tahun terakhir, laga di Liga Europa kali ini memiliki konsekuensi besar bagi masa depan mereka.

Advertisement

Kegagalan memenangkan Liga Europa berarti MU akan absen dari Liga Champions musim depan, yang dapat menyebabkan lubang finansial senilai setidaknya 100 juta pound (Rp2,1 triliun) di tengah situasi keuangan yang sudah sulit.

Dengan posisi ke-14 di Premier League dan tersingkir dari Piala FA, Liga Europa adalah satu-satunya jalur bagi mereka untuk kembali ke kompetisi elite Eropa.

MU saat ini mengalami tekanan finansial besar, dengan laporan keuangan terbaru menunjukkan kerugian sebesar 113 juta pound dan utang meningkat hingga 515,7 juta pound.

Selain itu, klub menghadapi pengurangan staf besar-besaran dan protes dari suporter terhadap kepemilikan Glazer dan grup Ineos yang kini mengendalikan operasional klub.


Pentingnya Zona Eropa

Pemain Manchester United merayakan gol yagn dicetak Rasmus Hojlund ke gawang Viktoria Plzen dalam laga Liga Europa 2024/2025 di Plzen, Jumat (13/12/2024) dini hari WIB. (Michal Cizek / AFP)

Berpartisipasi di kompetisi Eropa sangat krusial bagi klub sebesar MU. Pemenang Liga Europa musim lalu, Atalanta, meraup 18,23 juta pound, sedangkan nilai maksimal yang bisa diperoleh dari kompetisi ini kini meningkat menjadi 27,04 juta pound.

Dengan tambahan pendapatan dari pertandingan kandang di Old Trafford, Setan Merah bisa memperoleh sekitar 60 juta pound dari memenangkan Liga Europa.

Namun, yang lebih penting, menjuarai Liga Europa akan membawa mereka ke Liga Champions, di mana potensi pendapatan bisa mencapai lebih dari 100 juta pound per musim.

Kontrasnya, kegagalan lolos ke Eropa bisa menghilangkan pendapatan sekitar 40 juta pound, sedangkan absen dari Liga Champions dapat menyebabkan kerugian finansial lebih dari 100 juta pound.

Sebagai perbandingan, klub seperti Liverpool dan Arsenal telah merasakan dampak finansial dari absen di Liga Champions, sementara Man City mencatat keuntungan besar berkat konsistensi mereka di kompetisi tersebut.


Kesulitan Menjual Pemain

Pemain Manchester United, Marcus Rashford, melakukan selebrasi setelah mencetak gol kedua timnya ke gawang Tottenham Hotspur pada laga lanjutan Liga Inggris 2023/2024 di Old Trafford, Manchester, Inggris, Senin (15/01/2024) dini hari WIB. (AFP/Darren Staples)

Melepas pemain sebagai solusi finansial bukan perkara mudah. Pemain dengan gaji tinggi seperti Marcus Rashford, Casemiro, Mason Mount, dan Antony sulit dijual tanpa kerugian besar.

MU kemungkinan harus memberikan subsidi bagi klub lain yang ingin merekrut pemain mereka, terutama bagi Rashford yang masih memiliki kontrak tiga tahun dengan gaji 325 ribu pound per minggu.

Dengan keterbatasan anggaran, satu-satunya opsi terbaik adalah menjual pemain muda akademi seperti Kobbie Mainoo atau Alejandro Garnacho, yang dapat memberikan keuntungan penuh bagi neraca keuangan klub.


Jalan Keluar dari Krisis

Direktur MU, Avram Glazer (tengah) dan Joel Glazer (kanan) saat menyaksikan laga antara Manchester United vs Tottenham Hotspur di Old Trafford, 24 April 2010. (AFP PHOTO/PAUL ELLIS)

Menjuarai Liga Europa adalah solusi tercepat untuk memperbaiki kondisi finansial MU, tetapi itu saja tidak cukup. Klub masih perlu melakukan renovasi stadion atau membangun yang baru dengan biaya setidaknya 1 miliar pound (Rp21 triliun), serta membangun kembali skuad dengan lebih cermat.

Kendati investasi swasta bisa menjadi opsi, risikonya adalah tekanan untuk menghasilkan keuntungan dalam waktu singkat.

Solusi terbaik adalah jika keluarga Glazer menjual klub sepenuhnya dan melunasi utang, tetapi hal ini hampir tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.

Pada akhirnya, kesuksesan di atas lapangan adalah kunci utama untuk menyelesaikan krisis ini. Itulah sebabnya, memenangkan Liga Europa bukan hanya tentang trofi—ini adalah keharusan bagi masa depan MU.

 

Sumber: ESPN

Berita Terkait