Bola.com, Jakarta - Bayern Munchen harus mengakhiri perjalanan mereka di Liga Champions setelah hanya bermain imbang 2-2 melawan Inter Milan di San Siro, Kamis dini hari WIB (17-4-2025).
Hasil tersebut membuat Bayern kalah agregat 3-4 dan gagal melaju ke semifinal.
Seusai pertandingan, pelatih Bayern Munchen, Vincent Kompany, mengakui bahwa badai cedera yang melanda skuadnya menjadi faktor krusial yang membatasi potensi tim.
Pada leg pertama di Allianz Arena, Bayern kalah tipis 1-2 oleh gol telat Lautaro Martinez. Di leg kedua, mereka sempat unggul lebih dulu lewat Harry Kane sebelum dua gol cepat Inter membalikkan keadaan. Meski, gol Eric Dier menyamakan skor malam itu, Bayern tetap tersingkir.
"Masalah besar sebelum menghadapi Inter adalah cedera," ujar Kompany kepada para jurnalis.
"Kami harus memahami batasan kami tanpa [Hiroki] Ito, [Dayot] Upamecano, [Jamal] Musiala, [Manuel] Neuer, [Alphonso] Davies, [Kingsley] Coman, dan [Aleksandar] Pavlovic," kata Kompany.
Hasil Tidak Berpihak
Kompany menilai bahwa timnya tetap menunjukkan performa yang layak diapresiasi di kedua pertandingan, meski hasil akhirnya tidak berpihak kepada mereka.
"Di leg pertama, kami menampilkan wajah Bayern Munchen yang bagus—bukan soal hasilnya. Di pertandingan kedua di Milan, kami juga menunjukkan sikap positif," katanya.
"Kami menciptakan banyak peluang, bahkan lebih banyak dari Inter. Perasaanku campur aduk. Kenyataannya pahit—kami tidak akan bermain di final Liga Champions di kandang sendiri," katanya lagi.
Pantas Mendapatkan Lebih Baik
Pelatih asal Belgia itu menambahkan bahwa secara performa, timnya pantas mendapatkan hasil lebih baik.
"Dari sisi performa, kami tahu kami telah melakukan cukup banyak untuk menang," aku Kompany.
Saat ditanya apakah padatnya jadwal berperan dalam gelombang cedera pemain, Kompany tidak menepis kemungkinan itu.
"Sayangnya, saya bukan pihak yang menentukan. Selain banyaknya pertandingan, ada juga perjalanan jauh dan tekanan yang meningkat saat kami kehilangan pemain penting," jelasnya.
Bayern kini harus mengalihkan fokus ke kompetisi domestik, tetapi kekecewaan karena gagal melangkah ke final di kandang sendiri akan sulit dilupakan—terutama ketika performa tim sebenarnya jauh dari kata buruk.
Sumber: ESPN