Kontroversi Pergantian Jersey Tandang Timnas Brasil dari Biru ke Merah Picu Gejolak Nasional

Polemik jersey tandang Timnas Brasil yang beralih dari kuning ke merah memicu perdebatan identitas nasional dan tradisi sepak bola.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 02 Mei 2025, 17:45 WIB
Gelandang Brasil #15 Joao Gomes, bek Brasil #25 Lucas Beraldo, bek Brasil #14 Fabricio Bruno, penjaga gawang Brasil #01 Bento, dan bek Brasil #02 Danilo (baris depan dari kiri ke kanan) Gelandang Brasil #05 Bruno Guimaraes, gelandang Brasil #10 Rodrygo, gelandang Brasil #08 Lucas Paqueta, gelandang Brasil #07 Vinicius Jr, bek Brasil #06 Wendell, dan gelandang Brasil #11 Raphinha berpose untuk foto tim menjelang pertandingan persahabatan internasional antara Inggris dan Brasil di stadion Wembley di London utara pada 23 Maret 2024. (Ben Stansall/AFP)

Bola.com, Jakarta - Brasil sedang mengalami gejolak identitas nasional—dan penyebabnya bukan resesi atau krisis politik, melainkan warna kaus sepak bola.

Rumor bahwa Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) akan mengganti jersey tandang biru legendaris timnas dengan warna merah untuk Piala Dunia 2026 telah memicu kekacauan di negeri yang hidup dan mati bersama sepak bola itu.

Advertisement

Merah, di Brasil? Dalam sepak bola? Ini bukan lagi soal strategi sayap kanan atau kiri di lapangan, tetapi pertarungan politik yang sesungguhnya.

Bagi kalangan konservatif garis keras, merah bukan sekadar warna. Ia diasosiasikan langsung dengan Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva, Partai Pekerja (PT), dan the Landless Workers' Movement (MST).

"Jersey tim kita tidak akan pernah berwarna merah—dan negara kita juga tidak!" seru Romeu Zema, Gubernur Negara Bagian Minas Gerais, dalam upaya meraup simpati politik.


Protes Membanjiri Ruang Publik

Striker Timnas Brasil, Endrick (21) merayakan gol yang dicetaknya bersama Vinicius Junior dalam laga uji coba internasional melawan Timnas Inggris di Wembley Stadium, Minggu (24/3/2024) dini hari WIB. Brasil menang 1-0 atas The Three Lions dalam laga ini. (Ben Stansall / AFP)

Flavio Bolsonaro, putra mantan presiden dan figur publik yang jarang berbicara setengah hati, menyebut rencana itu harus "ditolak dengan keras". Ia mengingatkan, "Bendera kita bukan merah—dan tidak akan pernah jadi merah."

Tak hanya politisi yang bereaksi. Para pencinta sepak bola garis keras dan penggemar setia Selecao pun tak kalah geger setelah bocoran desain itu muncul di situs penggila jersey, Footy Headlines. Sontak, protes membanjiri ruang publik.

CBF buru-buru mengeluarkan bantahan. Mereka menegaskan bahwa Timnas Brasil tetap setia pada warna tradisional kuning dan biru, sambil menambahkan bahwa Nike bahkan belum merancang jersey 2026. Tetapi, klarifikasi itu tak cukup meredakan badai.


Perdebatan di Semua Kalangan

Selebrasi para pemain Timnas Brasil U-17 setelah Estevao (kedua kiri) mencetak gol pertama ke gawang Ekuador U-17 dalam pertandingan babak 16 Besar Piala Dunia U-17 di Stadion Manahan, Solo, Senin (20/11/2023). (Bola.com/Arief Bagus)

Jurnalis olahraga senior, Paulo Vinicius Coelho, menyebut rumor itu sebagai "hal yang secara total tidak masuk akal", dan menudingnya sebagai manuver komersial belaka untuk menjual jersey baru.

Komentator legendaris, Galvao Bueno, bahkan lebih keras. Ia menyebut ide jersey merah sebagai "kejahatan" dan "penghinaan besar" terhadap warisan lima gelar juara dunia yang diraih Brasil.

Yang menarik, perdebatan ini juga menyeret penulis dari spektrum politik yang berseberangan.

Milly Lacombe, kolumnis sayap kanan, justru memuji makna warna merah: "Merah adalah warna yang kuat, melambangkan revolusi, perubahan, perjuangan, darah, hidup, kematian, dan kelahiran kembali."


Benarkah Hanya 'Balon Uji'?

Romario gagal memenangkan gelar juara Liga Champions meski menjadi top skor di turnamen tersebut sebanyak dua kali, yaitu bersama PSV dan Barcelona. Padahal, prestasinya di klub dan Timnas Brasil tak pernah diragukan lagi. Ia juga pernah dianugerahi Ballon d'Or 1994. (AFP/Bob Daemrich)

Namun, Juca Kfouri, jurnalis sepak bola yang dikenal progresif, justru tak sependapat.

"Merah tak ada hubungannya dengan Brasil," katanya.

Ia menilai isu ini hanya "balon uji" untuk mengetes reaksi publik sebelum meluncurkan lini merchandise baru. Ia juga menduga, rumor ini sengaja dilempar untuk mengalihkan perhatian dari isu yang lebih penting—terutama kegagalan CBF dalam mendekati Carlo Ancelotti untuk melatih timnas.

"Ini pengalih isu dari persoalan yang sebenarnya penting," tegas Kfouri.

Jadi, di negeri di mana sepak bola dianggap setara dengan agama, bahkan warna jersey bisa memicu krisis nasional. Di Brasil, merah bukan hanya warna—ia kini simbol dari pertarungan wacana, sejarah, dan identitas. Dan sejauh ini, biru belum siap menyerahkan takhtanya.