Bola.com, Jakarta - Paris Saint-Germain (PSG) kembali melangkah ke panggung terbesar sepak bola Eropa dengan ambisi besar dan misi belum selesai. Mereka bukan hanya membawa status juara Ligue 1 dan Coupe de France musim ini, tetapi juga tekad kuat untuk mencatat sejarah.
PSG akan menghadapi Inter Milan dalam final Liga Champions 2025 yang akan digelar pada Minggu dini hari WIB (1-6-2025) di Munich Football Arena. Ini menjadi final kedua mereka dalam lima tahun terakhir, sebelumnya kalah 0-1 dari Bayern Munchen pada edisi 2020.
Musim ini, di bawah asuhan Luis Enrique, PSG telah mengoleksi dua gelar domestik: Ligue 1 dan Coupe de France, yang terakhir diraih dengan kemenangan telak 3-0 atas Reims.
Kini mereka tinggal selangkah lagi untuk menyempurnakan musim dengan treble bersejarah—prestasi yang hanya pernah dicapai oleh delapan klub Eropa sebelumnya.
Faktor Luis Enrique
Yang membuat perjalanan ini makin mencolok: mereka melakukannya tanpa Kylian Mbappe. Kepergian sang ikon justru membuka ruang bagi perubahan taktik dan kedewasaan kolektif.
PSG tampil lebih solid, lebih disiplin, dan mendapat banyak pujian atas gaya bermain serta mentalitas mereka sepanjang musim.
Luis Enrique bukan orang baru dalam laga sebesar ini. Ia sudah pernah mengangkat trofi Liga Champions bersama Barcelona pada 2015, juga dalam musim treble.
Kini, Enrique berpeluang mengulang sukses serupa di klub yang masih mengejar trofi pertamanya di ajang ini.
Statistik Unik dari Munich
Di tengah tekanan besar final, ada satu fakta sejarah yang mungkin bisa memberi PSG suntikan keyakinan ekstra.
Menurut data UEFA, setiap kali laga final Liga Champions digelar di kota Munich, selalu ada juara baru yang lahir. Empat final, empat pemenang pertama kali. Polanya konsisten sejak 1979.
Dimulai dari Nottingham Forest yang mengalahkan Malmo untuk meraih gelar perdana mereka. Lalu Marseille—yang hingga kini tetap menjadi satu-satunya klub Prancis yang pernah menjuarai Liga Champions—mengalahkan AC Milan pada 1993.
Kemudian Borussia Dortmund pada 1997, dan Chelsea yang menaklukkan Bayern Munchen lewat adu penalti di kandang lawan sendiri pada 2012.
Statistik Unik Jadi Kenyataan?
Final musim ini akan menjadi kali kelima Munich menjadi tuan rumah. Inter Milan, yang sudah pernah tiga kali meraih gelar, tak bisa masuk pola tersebut. Sebaliknya, PSG justru sangat pas dengan "kutukan juara baru dari Munich".
Apakah statistik unik ini akan menjadi kenyataan lagi? Sulit diprediksi.
Dari sisi performa dan komposisi tim, kedua finalis terlihat seimbang. Namun, sejarah stadion ini jelas berpihak kepada mereka yang belum pernah meraih trofi, dan kali ini, PSG berada di posisi itu.
Mungkinkah kota para juara perdana akan menambahkan nama PSG ke dalam daftar tersebut? Munich pernah menyaksikan lahirnya keajaiban.
PSG berharap, Minggu dini hari 1 Juni akan menjadi milik mereka.
Sumber: The Sporting News