Bola.com, Jakarta - Carlo Ancelotti resmi memulai petualangan barunya sebagai pelatih Timnas Brasil pada awal Juni ini, menandai babak baru dalam karier panjangnya di dunia kepelatihan.
Setelah mengakhiri masa baktinya di Real Madrid, pelatih asal Italia itu kini mengemban tanggung jawab besar: membawa Selecao kembali ke puncak kejayaan sepak bola dunia.
Satu di antara nama yang diprediksi bakal menjadi poros utama dalam rencana besar Ancelotti menuju Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat adalah Vinicius Junior.
Winger eksplosif Real Madrid itu dipercaya memiliki kapasitas bukan hanya sebagai pemain kunci, tetapi juga pewaris sah nomor punggung paling sakral di sepak bola Brasil, nomor 10.
"Nomor 10 di Brasil adalah sesuatu yang sangat penting, penuh makna," ujar Ancelotti dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
"Saya pikir Vinicius, seperti beberapa pemain lain, punya kualitas untuk mengenakan nomor itu, dia punya kepribadian dan karakter. Tapi, tentu saja, ke depannya hal ini bisa berubah," tambahnya.
Pernyataan Ancelotti tersebut seolah mengafirmasi pergeseran generasi di tubuh Timnas Brasil. Dengan Neymar yang mulai menepi karena faktor usia dan cedera, Vinicius kini menjadi simbol harapan baru untuk masa depan Canarinha.
Lebih Berkualitas daripada Eropa?
Menariknya, Ancelotti juga melontarkan pendapat berani terkait perbandingan antara sepak bola Amerika Selatan dan Eropa. Menurutnya, meski Eropa dikenal dengan intensitas tinggi dan pendekatan taktis modern, kualitas teknis pemain Amerika Selatan masih berada di atas.
"Sepak bola Amerika Selatan berbeda dengan Eropa. Ada karakter genetik di sini, lebih banyak kualitas," kata Ancelotti.
"Sepak bola Eropa jelas punya kualitas juga, tapi yang lebih dominan adalah intensitas. Kalau dibandingkan, saya rasa Amerika Selatan unggul dari sisi kualitas, sementara Eropa unggul dalam intensitas," tegasnya.
Brasil Sudah Mengincar Sejak Lama
Dalam wawancara tersebut, Ancelotti juga mengungkap bahwa pendekatan dari Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) bukanlah hal baru. Kontak pertama terjadi sejak dua tahun lalu, saat dirinya masih aktif melatih Real Madrid.
"Brasil sudah mengikuti saya cukup lama. Kami mulai kontak sejak dua tahun lalu," ungkap pelatih berusia 65 tahun itu.
"Saya memilihnya karena saya percaya melatih timnas Brasil adalah sebuah kebanggaan besar. Ini tim dengan sejarah paling panjang dan prestisius dalam sepak bola… Saya menjalaninya dengan penuh antusiasme," kata Ancelotti.
Sumber: AS via Madrid Universal