UEFA Ubah Aturan Unggulan Liga Champions, Keuntungan Tuan Rumah Kini Tak Lagi Berdasar Peringkat

Tak lagi berdasar peringkat, ini cara baru UEFA tentukan tuan rumah dalam fase gugur Liga Champions.

BolaCom | Aning JatiDiterbitkan 12 Juli 2025, 05:15 WIB
Logo Liga Champions UEFA ditampilkan sebelum pertandingan Liga Champions antara FC RB Salzburg dan Paris Saint-Germain di Salzburg, Austria, pada 10 Desember 2024. (KERSTIN JOENSSON/AFP)

Bola.com, Jakarta - UEFA resmi mengumumkan perubahan sistem unggulan dalam fase gugur Liga Champions yang akan berlaku mulai musim ini.

Keputusan ini memicu kontroversi karena menghapus prinsip bahwa tim dengan posisi lebih tinggi di League Phase otomatis mendapat keuntungan bermain di kandang pada leg kedua.

Advertisement

Sebelumnya, UEFA mengindikasikan bahwa penentuan tuan rumah leg kedua untuk babak perempat final dan semifinal akan bergantung pada posisi akhir di League Phase.

Hal ini berarti, tim yang finis di posisi lebih tinggi, misalnya peringkat ketiga, akan menjamu tim peringkat lebih rendah seperti peringkat ke-15 pada leg kedua.

Namun, dalam pernyataan terbarunya, UEFA menyatakan hanya tim peringkat 1 hingga empat yang dijamin dapat memainkan leg kedua di kandang dalam babak 16 besar dan perempat final.

Lebih jauh lagi, hanya tim peringkat 1 dan kedua yang mendapat jaminan serupa untuk babak semifinal.

Yang menarik, jika satu di antara dari tim unggulan ini tersingkir maka tim yang menyingkirkan mereka akan "mewarisi" hak tuan rumah leg kedua di babak selanjutnya.


Ketimpangan Sistem Sebelumnya

Gelandang Arsenal asal Inggris #41, Declan Rice (tengah), bereaksi saat penjaga gawang Paris Saint-Germain asal Italia #01, Gianluigi Donnarumma (kanan), dan bek Arsenal asal Inggris #04, Ben White (kedua dari kanan), berjabat tangan di akhir pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions UEFA antara Paris Saint-Germain (PSG) dan Arsenal di stadion Parc des Princes di Paris, Kamis dini hari WIB (8-5-2025). (Thomas SAMSON/AFP)

Kasus Arsenal musim lalu menjadi satu di antara contoh ketimpangan sistem sebelumnya. Meriam London, yang finis di peringkat ketiga League Phase, harus menjalani leg kedua semifinal di kandang Paris Saint-Germain (PSG) yang hanya berada di peringkat ke-15.

Dalam sistem baru, Arsenal tetap tidak akan diuntungkan karena PSG sebelumnya telah menyingkirkan Liverpool (peringkat 1) di babak 16 besar. Alhasil, PSG secara otomatis mengambil alih hak tuan rumah milik Liverpool, meski secara peringkat mereka jauh di bawah.

Keputusan UEFA ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai konsistensi sistem unggulan. Kini, tim yang finis di peringkat ketiga atau empat dipastikan tidak bisa bermain di kandang pada leg kedua semifinal, meski secara performa mereka lebih baik dari lawannya.

Justru, tim-tim seperti peringkat 7, 8, 9, hingga 24, bisa mendapatkan hak itu asalkan mereka berhasil menyingkirkan unggulan utama. 


Tidak Hanya Berlaku untuk Liga Champions Putra

Gelandang Inter Milan asal Italia, Davide Frattesi (3L), merayakan gol keempat timnya bersama rekan satu timnya selama pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions UEFA antara Inter Milan dan FC Barcelona di stadion San Siro di Milan pada 6 Mei 2025. (PIERO CRUCIATTI / AFP)

Perubahan ini berbeda jauh dari sistem olahraga profesional di Amerika Serikat, yang biasanya melakukan "re-seeding" di setiap ronde play-off berdasarkan peringkat terbaru tim-tim yang lolos.

Jika sistem baru ini telah diberlakukan musim lalu maka peta semifinal akan berubah. Barcelona (peringkat kedua) seharusnya mendapat hak main kandang di leg kedua melawan Inter Milan (peringkat keempat), bukan sebaliknya seperti yang terjadi.

Selain itu, Arsenal yang harus bermain leg kedua perempat final di Santiago Bernabeu melawan Real Madrid (peringkat 11) musim lalu, seharusnya mendapatkan keuntungan kandang karena finis di peringkat ketiga.

Aturan baru ini tidak hanya berlaku untuk Liga Champions pria, tetapi juga diterapkan di Liga Europa, Conference League, serta Liga Champions Wanita.

 

Sumber: ESPN

Berita Terkait