Bola.com, Jakarta - Industri minuman beralkohol Indonesia menunjukkan kinerja ekspor yang menjanjikan.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, mengungkapkan bahwa minuman mengandung etil alkohol (MMEA) produksi dalam negeri diminati oleh berbagai negara, termasuk Jerman dan Rusia.
"Kami terus mendorong promosi produk MMEA ke pasar internasional," ujar Faisol dalam acara Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia 2025 di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (4-8-2025).
Satu di antara upaya yang dilakukan adalah melalui partisipasi Indonesia dalam pameran makanan dan minuman internasional SIAL Paris 2024.
Keikutsertaan dalam ajang tersebut menghasilkan potensi transaksi ekspor senilai 620 ribu dolar AS, dengan ketertarikan datang dari negara-negara seperti China Taipei, Jerman, Inggris, Prancis, dan Rusia.
Sumbangsih Besar
Menurut Faisol, industri MMEA tak hanya penting dari sisi perdagangan luar negeri, tetapi juga memberikan sumbangsih besar terhadap penerimaan negara melalui cukai, yang tahun ini tercatat mencapai Rp8,86 triliun, serta ekspor senilai 17,32 juta dolar AS.
Untuk mendukung pertumbuhan industri ini, Kemenperin telah menerbitkan Permenperin Nomor 19 Tahun 2024 mengenai Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Bahan Baku Minuman Beralkohol.
Kebijakan tersebut bertujuan menjamin pasokan bahan baku, membuka ruang inovasi, serta mendorong peningkatan mutu produk MMEA nasional.
Industri Hasil Tembakau Tak Kalah Signifikan
Selain sektor MMEA, Industri Hasil Tembakau (IHT) juga disebut sebagai satu di antara pilar penting dalam perekonomian nasional. Industri ini dinilai strategis karena berkontribusi besar terhadap pendapatan negara, penciptaan lapangan kerja, dan nilai ekspor.
Faisol menambahkan bahwa IHT sudah menjalankan hilirisasi secara menyeluruh dengan rantai pasok yang terintegrasi dari hulu ke hilir, dengan hampir seluruh bahan baku berasal dari dalam negeri.
Data dari BKPM menunjukkan bahwa selama periode 2022–2025, total investasi di sektor ini mencapai Rp5,2 triliun, serta menciptakan lebih dari 5.000 lapangan kerja langsung.
"Ekspor produk tembakau juga meningkat signifikan, mencapai 1,85 miliar dolar as pada 2024, dengan pasar utama meliputi Filipina, Amerika Serikat, Kamboja, Singapura, dan Vietnam," kata Faisol.