Tren Jersey Ketiga Sepak Bola: Inovasi Desain Third Kit dan Keuntungan Finansial di Era Modern atau Akal-akalan Kuras Duit Fans?

Apa pentingnya jersey ketiga?

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 05 Agustus 2025, 19:15 WIB
Seorang pengunjung memeriksa dari dekat jersey kandang terbaru Liverpool di Liverpool FC Store Indonesia di Pondok Indah Mal 2, Jakarta, Jumat (1/8/2025). (Bola.com/Hery Kurniawan).

Bola.com, Jakarta - Tim sepak bola memiliki jersey ketiga (third kit) utamanya untuk menghindari benturan warna antara jersey kandang dan tandang saat pertandingan, terutama ketika kedua jersey tersebut memiliki warna yang mirip dengan tim lawan. Aturan resmi dari FIFA juga menyarankan setiap tim untuk memiliki jersey alternatif dengan warna yang berbeda dari jersey utama maupun jersey alternatif pertama agar memudahkan pengenalan pemain, wasit, dan penonton.

Namun, keberadaan third kit kini bukan hanya soal fungsionalitas. Jersey ketiga telah berkembang menjadi alat pemasaran yang sangat kuat dan menjadi sumber pendapatan penting bagi klub sepak bola. Dengan hadirnya third kit, klub bisa bereksperimen dengan warna dan pola yang berani dan unik, memberikan produk baru bagi para penggemar setiap tahunnya.

Advertisement

Sebagai contoh, Carl Tuffley dari PUMA mengatakan, "Third kits adalah kesempatan untuk berani, sehingga kami ingin menghidupkan kembali jersey ini dan mengambil arah baru."

Secara finansial, pengaruh third kit sangat besar. Penjualan replika jersey, termasuk third kit, memberikan sumber pendapatan yang menguntungkan untuk klub dan produsen.

Misalnya, strategi pemasaran jersey yang dilakukan Manchester United berhasil menghasilkan pendapatan merchandise tahunan sekitar £267 juta, jumlah yang melebihi pendapatan operasional sebagian besar klub sepak bola profesional di dunia. Strategi ini menyesuaikan produk dengan demografi dan pasar tertentu, sehingga third kit berfungsi sebagai sarana ekspresi kreatif dan penetrasi pasar baru.

 


Mesin Kampanye Global

Produsen jersey seperti Nike dan Adidas menggunakan third kit sebagai bagian dari kampanye global yang rumit dan terarah. Kampanye ini biasanya menargetkan pasar tertentu, seperti penggemar di Asia yang menyukai desain eksperimental, atau penggemar di Amerika Utara yang tertarik dengan gaya streetwear. Dengan demikian, third kit membantu klub dan merek memperluas basis penggemar internasional mereka.

Setiap tahun, peluncuran jersey baru, termasuk third kit, menjadi agenda rutin dalam dunia sepak bola. Banyak klub mengganti jersey mereka tiap tahun, didorong oleh permintaan penggemar. Pembaruan rutin ini meningkatkan keterlibatan fans dan mendorong mereka membeli apparel terbaru, sehingga menjaga aliran pendapatan klub dan retailer tetap stabil.

Dari sisi desain, third kit memberikan kebebasan lebih besar dibanding jersey kandang atau tandang yang biasanya terikat tradisi dan identitas klub. Pendle Sportswear mencatat, third kit memungkinkan klub bereksperimen dengan desain-desain berani yang kadang kontroversial, menarik perhatian dan memperkuat identitas klub dengan cara yang modern dan beresonansi secara global.

Nilai budaya third kit juga terus meningkat. Nike baru-baru ini meluncurkan koleksi third kit yang merayakan kebangkitan sepak bola wanita dan mengangkat ciri khas unik tiap klub, sekaligus mencerminkan perubahan sosial yang lebih luas dalam olahraga. Hal ini menunjukkan bahwa third kit bisa menjadi sarana narasi lebih luas di luar lapangan.

Namun, ada kritik terkait third kit, yakni biayanya yang semakin mahal dan kesempatan penggunaan yang terbatas menjadi beban bagi penggemar. Seorang anggota parlemen Inggris, Tim Farron, menyebut jersey ketiga sebagai simbol “klub yang memeras fans”. Meski demikian, klub berargumen bahwa third kit hadir menanggapi permintaan fans dan memberi mereka lebih banyak pilihan.

 


Jadi Standar

Bagi klub profesional, third kit juga memberikan citra profesional dan menjadi cadangan jika terjadi masalah dengan jersey utama atau tandang. Namun, untuk klub amatir dengan dana terbatas, kebutuhan akan third kit biasanya tidak sebesar itu karena tabrakan warna jarang terjadi di level tersebut.

Tidak semua badan sepak bola atau klub mengadopsi third kit secara merata. Klub besar dan brand besar menjadikannya standar, sementara tim nasional dan klub kecil mungkin belum terlalu membutuhkannya karena jadwal yang lebih sedikit atau warna yang jarang bertabrakan. Namun, rekomendasi penggunaan third kit mulai semakin umum di turnamen besar.

Tren keberlanjutan dan teknologi produksi juga mempengaruhi pengembangan third kit. Produsen mulai memakai bahan ramah lingkungan seperti poliester daur ulang dan teknik pewarnaan yang menghemat air sebagai respons terhadap kesadaran soal dampak lingkungan dalam sepak bola.

Third kit telah berevolusi dari kebutuhan sesaat menjadi alat pemasaran penting. Dengan desain yang berani, kampanye yang tersegmen sesuai pasar, serta daya tarik sebagai barang koleksi, third kit kini menjadi instrumen fundamental strategi komersial dan cerita merek klub, sama ikoniknya dengan jersey kandang di era modern.

Berita Terkait