Nilai Klub Serie A: Siapa yang Nyayur dan Boncos Jika Dijual?

Sebagai salah satu liga sepak bola paling bergengsi di dunia, Serie A kini menjadi pasar investasi yang semakin diminati, terutama oleh investor asing.

BolaCom | Gregah NurikhsaniDiterbitkan 20 Agustus 2025, 06:30 WIB
Liga Italia - Ilustrasi Logo Serie A Musim 2025-2026 (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Sebagai salah satu liga sepak bola paling bergengsi di dunia, Serie A kini menjadi pasar investasi yang semakin diminati, terutama oleh investor asing. Sebuah kajian terbaru oleh Football Benchmark mengungkap nilai enterprise klub-klub Serie A sekaligus menganalisis siapa saja yang berpotensi untung dan rugi jika klubnya dijual saat ini.

Analisis ini membandingkan nilai enterprise klub dengan investasi modal yang telah dilakukan pemiliknya, dengan mempertimbangkan utang dan kondisi keuangan klub. Dari situ dapat diketahui nilai ekuitas yang menjadi nilai riil kepemilikan saham klub.

Advertisement

Investor terbesar Serie A saat ini adalah Dan Friedkin, pemilik AS Roma sejak 2020. Ia telah menginvestasikan hampir €958 juta. Namun nilai enterprise Roma hanya sekitar €665 juta dengan utang bersih €432 juta, sehingga nilai ekuitasnya hanya sekitar €134 juta. Tanpa keberhasilan kembali ke Liga Champions dan pembangunan stadion baru yang diperkirakan menghabiskan €1 miliar, mengembalikan investasi Friedkin tampak sulit.

Di sisi lain, RedBird Capital milik Gerry Cardinale membeli AC Milan pada 2022 dengan nilai enterprise €1,2 miliar tanpa utang berarti, sehingga nilai ekuitasnya mencapai sekitar €1,15 miliar. Dengan total eksposur investasi mencapai €825 juta, RedBird berpeluang meraih keuntungan apabila berhasil membayar lunas pinjaman vendor yang masih tersisa. Nilai Milan kini diperkirakan naik menjadi €1,8 miliar, didukung proyek pembangunan stadion baru.

 


Inter Milan Berpotensi 'Nyayur'

Pemain aktif Inter Milan dengan masa bakti terlama dipegang oleh Alessandro Bastoni. Bek tengah Timnas Italia berusia 24 tahun ini kini tengah menjalani musim ketujuh bersama Nerazzurri sejak didatangkan pada awal musim 2017/2018 dari Atalanta dengan nilai transfer 31,1 juta euro. Langsung dipinjamkan ke Atalanta dan Parma pada dua musim pertamanya, ia baru membela Inter Milan mulai 2019/2020. Hingga kini ia telah tampil dalam 173 laga bersama Inter Milan di semua kompetisi dengan torehan 3 gol dan 14 assist. (AFP/Miguel Medina)

Sementara itu, Oaktree Capital menguasai Inter Milan setelah mengambil alih kepemilikan dari keluarga Zhang yang gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang. Oaktree berinvestasi sekitar €442 juta dan menilai Inter dengan nilai enterprise sebesar €1,7 miliar. Dengan utang bersih €350 juta, nilai ekuitas Inter sekitar €1,35 miliar. Inter diproyeksi akan mencetak keuntungan dan pendapatan rekor pada musim 2024/25.

Juventus yang dimiliki oleh Exor, dana investasi keluarga Agnelli, tidak mempertimbangkan penjualan. Meskipun demikian, catatan investasi mencapai €730 juta dengan nilai enterprise Juventus sebesar €1,65 miliar. Meski kapitalisasi pasar Juventus saat ini lebih rendah, nilai sesungguhnya dianggap lebih tinggi seiring dengan kondisi pasar merger dan akuisisi yang menguat.

Lazio yang dikendalikan Claudio Lotito sejak 2004 juga menunjukkan potensi keuntungan jika dijual. Investasi Lotito sekitar €30 juta dengan tambahan modal hanya satu kali sebesar €6 juta. Nilai enterprise Lazio mencapai €560 juta dengan utang €50 juta, sehingga nilai ekuitasnya sekitar €500 juta.

Napoli yang kini bernilai sekitar €1,1 miliar menunjukkan hasil terbaik bagi pemiliknya Aurelio De Laurentiis. Setelah mengakuisisi klub pasca kebangkrutan pada 2004, De Laurentiis berinvestasi kecil dan klub terus menghasilkan keuntungan hingga kini dalam posisi keuangan positif tanpa utang bersih.

 


Abu-Abu

Penyerang Atalanta, Ademola Lookman, merayakan golnya ke gawang Bayer Leverkusen pada final Europa League 2023/2024 di Aviva Stadium, Dublin, Irlandia, Kamis (23/5/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Atalanta, yang mayoritas sahamnya baru-baru ini dibeli konsorsium Amerika Serikat, ikut menunjukkan nilai meningkat dari €450 juta menjadi sekitar €570 juta. Konsorsium mencatat total investasi €294 juta dengan utang bersih nyaris nol.

Sedangkan Fiorentina, yang dimiliki oleh Rocco Commisso, diperkirakan bernilai sekitar €500 juta tanpa utang. Commisso sudah menggelontorkan investasi besar, termasuk fasilitas pelatihan canggih yang membuatnya bisa menjual tanpa rugi.

Bologna, meski diinvestasikan total €293 juta oleh Joey Saputo, memiliki nilai enterprise lebih rendah antara €250-300 juta dengan utang sekitar €10 juta sehingga memperlihatkan situasi yang kurang jelas dalam hal keuntungan calon penjualan.

Kesimpulannya, valuasi klub Serie A saat ini sangat beragam dengan peluang keuntungan dan kerugian yang tergantung pada strategi investasi, utang, serta prospek pengembangan stadion dan performa klub. Bursa transfer kepemilikan di liga ini semakin dinamis dan penuh peluang bagi investor yang paham manajemen finansial sepak bola.

Berita Terkait