Bola.com, Jakarta - Harapan publik terhadap Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat kian memudar.
Di tengah isu deportasi massal, harga tiket selangit, format turnamen yang dinilai kelewat besar, serta cuaca ekstrem, ajang empat tahunan itu tampak jauh dari gambaran ideal pesta sepak bola dunia.
Belum lagi kedekatan Presiden FIFA, Gianni Infantino, dengan Donald Trump, yang makin menimbulkan sinisme di kalangan penggemar.
Dengan segala kondisi tersebut, sejumlah pihak menilai ada banyak negara lain yang lebih pantas menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Dari Inggris hingga Indonesia, dari Polandia hingga Kolombia, sederet negara ini membuktikan bahwa gairah sepak bola sejati tidak selalu identik dengan uang atau kekuasaan.
Di tangan mereka, Piala Dunia akan kembali menjadi ajang perayaan budaya dan persaudaraan global, bukan sekadar proyek raksasa yang kehilangan jiwa.
Berikut ini daftar 12 negara yang dianggap lebih menarik dan layak menggelar turnamen terbesar di jagat olahraga itu ketimbang Amerika Serikat.
Oya, negara yang pernah menjadi tuan rumah sejak 1990 tidak termasuk daftar, termasuk Kanada dan Meksiko yang juga akan menjadi bagian dari Piala Dunia 2026, serta Maroko, Portugal, dan Spanyol yang menjadi tuan rumah utama edisi 2030.
Inggris Raya, Argentina
Inggris Raya
Format 48 tim yang diterapkan FIFA tampaknya akan tetap dipertahankan, bahkan ada wacana memperluas hingga 64 tim. Jika itu terjadi, Inggris Raya menjadi satu dari sedikit negara yang memiliki infrastruktur, stadion, dan iklim musim panas ideal untuk menggelar turnamen berskala raksasa.
Pertandingan bisa disebar di berbagai wilayah, misalnya Nottingham di East Midlands, Leeds di Yorkshire, serta Brighton dan Bristol di bagian selatan Inggris. Edinburgh juga layak dipilih karena mudah diakses wisatawan, sementara Milton Keynes sebaiknya dihindari.
Old Trafford bisa diperbarui tanpa mengubah ikon kulinernya, Lou Macari's Chip Shop, dan Inggris semestinya tidak hanya bermain di Wembley.
Dengan akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita 2035, Inggris Raya jelas kandidat kuat untuk membawa kembali turnamen pria ke Eropa.
Argentina
Kembalinya format 32 tim akan membuka peluang lebih luas bagi negara seperti Argentina untuk menjadi tuan rumah. Negara ini hanya mendapat jatah satu pertandingan pada Piala Dunia 2030, yang dinilai terlalu sedikit untuk kekuatan sepak bola sekelas mereka.
Argentina, dengan budaya asado, tarian tango, dan warisan Maradona, memiliki fanatisme sepak bola yang tak tertandingi.
Ditambah Uruguay sebagai lokasi laga pembuka di Stadion Centenario, Montevideo, Piala Dunia akan terasa seperti nostalgia klasik.
Satu catatan: kondisi ekonomi di bawah kebijakan Javier Milei dinilai tak mendukung. Negara dengan tingkat kemiskinan tinggi sebaiknya tak menghamburkan dana untuk infrastruktur stadion.
Belgia dan Belanda, Australia dan Selandia Baru
Belgia dan Belanda
Dua negara kecil ini bisa menjadi tuan rumah paling ramah lingkungan sepanjang sejarah Piala Dunia.
Bayangkan menikmati bir di Bruges, cokelat di Liege, kerang di Brussels, lalu bersepeda ke stadion di Amsterdam.
Turnamen di kawasan Benelux juga akan menjadi penyegar di tengah tren Piala Dunia modern yang digelar di stadion seragam tanpa identitas khas.
Australia dan Selandia Baru
Setelah sukses menyelenggarakan Piala Dunia Wanita 2023, langkah logis berikutnya adalah menjadi tuan rumah versi pria.
Sayangnya, peluang itu terhalang ketika FIFA dengan cepat memberi jalan bagi Arab Saudi untuk edisi 2034. Padahal, kota-kota seperti Melbourne, Sydney, Brisbane, Perth, Auckland, dan Wellington memiliki semua yang dibutuhkan untuk menjadi tuan rumah ideal.
Jika digelar pada Juni–Juli, suhu dingin khas musim dingin Australia justru akan menciptakan suasana mirip fase gugur Liga Champions.
Turki, Indonesia
Turki
Turki akan mencicipi turnamen besar pertamanya pada Euro 2032 bersama Italia.
Berbeda dari Italia yang baru memiliki satu stadion layak di Turin, Turki justru punya banyak stadion modern di berbagai kota.
Dengan dukungan suporter fanatik dan pesona Istanbul yang mendunia, turnamen di Turki akan jadi perayaan budaya dan olahraga.
Indonesia
Bukan Cina, justru Indonesia yang disebut sebagai "raksasa tidur" sepak bola Asia. Meski belum lolos ke Piala Dunia sejak 1938, antusiasme masyarakat terhadap sepak bola, terutama terhadap Liga Inggris, tak tertandingi.
Jika dikombinasikan dengan negara tetangga seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina, Asia Tenggara bisa menjadi tuan rumah yang benar-benar membuka babak baru dalam sejarah turnamen dunia.
Kolombia, Polandia
Kolombia
Kolombia dikenal rutin memberi warna di Piala Dunia lewat pemain-pemain kultus seperti Valderrama, Higuita, dan James Rodríguez, serta pendukungnya yang berwarna-warni.
Bogota, Medellín, dan Cali bisa menjadi pusat pesta sepak bola yang meriah. Ditambah kerja sama dengan Peru, negara dengan seragam timnas paling ikonik, kawasan ini bisa menghadirkan atmosfer yang unik dan bersemangat.
Polandia
Jerman mungkin dianggap tuan rumah ideal di Eropa Tengah, tetapi Polandia tak boleh diremehkan.
Dengan standar hidup yang terus meningkat dan sejumlah stadion modern peninggalan Euro 2012, negara ini punya modal kuat untuk menggelar turnamen besar.
Tambahkan stadion baru di kota-kota besar seperti Krakow, dan Polandia siap bersaing.
Jika Qatar mampu menyelenggarakan Piala Dunia 32 tim hanya dengan delapan stadion, Polandia tentu juga bisa.
Mesir, Kawasan Balkan
Mesir
Seandainya bukan karena sudah menjadi bagian dari proyek tiga benua bersama Spanyol dan Portugal, Maroko bisa saja menjadi kandidat utama.
Namun, kenyataannya, warga di sana justru memprotes miliaran dolar yang digelontorkan untuk proyek infrastruktur Piala Dunia.
Sebagai alternatif, Mesir muncul sebagai pilihan menarik. Negeri ini punya fanatisme tinggi terhadap sepak bola, menjadi destinasi wisata dunia, dan tentu saja memiliki ikon global seperti Mohamed Salah yang akan mendominasi panggung turnamen.
Kawasan Balkan
Nama-nama kota seperti Zagreb, Split, Belgrade, Bucharest, Sofia, hingga Sarajevo menggambarkan betapa kuatnya tradisi sepak bola di kawasan Balkan.
Mungkin target yang lebih realistis bagi kawasan ini adalah menjadi tuan rumah Euro. Namun, jika mereka dipercaya menggelar Piala Dunia, itu akan menjadi penolakan terhadap komersialisasi berlebihan dan upaya mengembalikan semangat murni olahraga ini.
Sumber: Planet Football