Sukses


Terlalu Individualis, Penyebab PSG Cepat Tersingkir di Liga Champions

Jakarta Direktur Bayern Munchen, Willy Sagnol, angkat bicara soal tersingkirnya Paris Saint-Germain (PSG) dari Liga Champions di tangan Real Madrid. Menurut Sagnol, Les Parisiens bermain individualis saat bertemu Los Blancos.

Madrid menang 2-1 atas PSG pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris, Rabu (7/3/2018) dini hari WIB. Los Blancos lolos ke perempat final dengan keunggulan agregat 5-2.

Pada leg kedua, Cristiano Ronaldo membawa Madrid memimpin lewat golnya di menit 51. Kartu merah yang diterima Marco Verratti kemudian makin menyulitkan PSG.

Meski begitu, PSG bisa menyamakan kedudukan lewat Edinson Cavani pada menit 71. Namun, gol yang dicetak Casemiro pada menit 80 menghabisi peluang PSG untuk bangkit.

2 dari 3 halaman

Komentar Sagnol

Ekspresi pemain Paris Saint-Germain (PSG), Edinson Cavani saat bertanding melawan Real Madrid pada babak 16 besar Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris, Prancis, Selasa (6/3) (AP Photo/Francois Mori)

"Madrid bermain sebagai tim di leg kedua, sementara PSG tidak melakukannya. PSG hanyalah kumpulan individualis, sementara Madrid bertindak sebagai tim yang benar-benar disiplin," kata Sagnol kepada Kicker.

"Uang tentu tidak berpengaruh, Chelsea butuh waktu 10 tahun sebelum uang Roman Abramovich membawa kesuksesan besar di Eropa pada tahun 2012. Sebagai penggemar, aku pikir proyek PSG hebat. Kita 50 persen cinta, 50 persen benci PSG, dan bila Anda memiliki pemain top seperti itu, Anda selalu mengalami pro dan kontra, sering kali karena kecemburuan," Sagnol menambahkan.

3 dari 3 halaman

Fokus ke Ligue 1

Setelah tersingkir dari Liga Champions, PSG kini akan mengalihkan fokus ke Ligue 1. Edinson Cavani dan kawan-kawan bertengger di puncak klasemen dan unggul enam poin atas AS Monaco di posisi kedua.

Sumber: Liputan6.com

Video Populer

Foto Populer