Bola.com, Jakarta - Ricardo Kaka baru berulang tahun ke-38 pada 22 April 2020. Kaka akan selalu dikenang sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia sepak bola, khususnya selama membela AC Milan.
Kaka menjalani karier luar biasa di AC Milan pada rentang 2003-2009. Dia kemudian terpaksa hengkang ke Real Madrid, tapi kembali ke Milan selama semusim 2013/14. Sampai sekarang, Kaka layak dianggap sebagai legenda Milan.
Baca Juga
Advertisement
Sosok bernama lengkap Ricardo Izecson dos Santos Leite dianggap sebagai salah satu playmaker terbaik dalam generasinya. Dia merangkai kesuksesan level klub dan tim nasional.
Kualitas Kaka tidak bisa diremehkan. Terbukti, dia termasuk satu dari delapan pemain yang bisa meraih trofi Piala Dunia, Liga Champions, dan Ballon d'Or. Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi bahkan tidak bisa masuk daftar tersebut.
Bicara soal kehebatan Ricardo Kaka, FourFourTwo mengulas kembali sesi wawancara eksklusif mereka dengan gelandang cerdas itu. Kala itu, Kaka bicara tentang 5 pertandingan terbaik yang mengubah kariernya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Piala Dunia 2002 (Jerman 0-2 Brasil)
Pertandingan pertama adalah final Piala Dunia 2002 yang digelar di Korea Selatan-Jepang.
"Saya tidak bermain tapi saya sangat bangga bisa masuk dalam skuat yang bermain di final Piala Dunia. Saya sangat grogi karena kami melawan Jerman, salah satu tim paling sulit di sepak bola, tapi ketika Ronaldo mencetak dua gol di babak kedua saya tahu kami akan menang," kata Kaka.
"Dengan lima menit sisa, Felipe Scolari memandang saya dan meminta saya bermain. Saya bahkan tidak perlu pemanasan, saya langsung ke tepi lapangan. Sayangnya saya kehabisam waktu, saya tepat di samping wasit ketika dia meniup peluit panjang."
"Itu merupakan salah satu hal terbaik yang pernah saya rasakan. Saya masih 20 tahun dan sudah jadi juara dunia bersama Selecao."
Advertisement
Final Liga Champions 2005: Liverpool Vs AC Milan
AC Milan kalah secara dramatis 3-3 (2-3) melawan Liverpool pada final Liga Champions 2004-2005.
"Final Liga Champions 2005 merupakan pertandingan bersejarah yang sangat menarik. Kami punya salah satu barisan pertahanan terkuat dalam sejarah Dida, Cafu, Jaap Stam, Alessandro Nesta, dan Paolo Maldini. Jadi ketika Hernan Crespon mencetak gol dari umpan saya untuk mengubah skor jadi 3-0, kami percaya diri," buka Kaka.
"Saya masih tidak yakin apa yang terjadi ketika Liverpool menghantam kami hanya dalam enam menit. Saya merasa sangat kecewa ketika Jersy Dudek menahan penalti Andriy Shevchenko."
"Hari itu saya menerima pelajaran berharga, sepak bola adalah permainan yang tidak bisa Anda remehkan. Saya memenangi banyak pertandingan lain dan gelar lain, sedikit mengurangi rasa sakit atas kekalahan itu, tapi itu tetap jadi pertandingan penting dalam hidup saya."
Piala Dunia 2006 (Brasil 0-1 Prancis)
Laga perempat final Piala Dunia 2006, Kaka bersama Timnas Brasil harus tersingkir setelah kalah dari Prancis 0-1.
"Saya memilih dua kekalahan karena saya belajar banyak hal dari pertandingan itu. Tim Brasil saat itu sangat kuat, ada Cafu, Lucio, Roberto Carlos, Ronaldo, dan Ronaldinho yang baru menjuarai Liga Champions bersama Barcelona," lanjut Kaka.
"Namun, Zinedine Zidane tampil pada performa terbaiknya hari itu dan Prancis mencapai semifinal. Karena satu kesalahan konsentrasi, mimpi kami mempertahankan trofi Piala Dunia sirna."
Advertisement
Final Liga Champions 2006-07: AC Milan Vs Liverpool
AC Milan meraih juara Liga Champions 2006-07 setelah mengalahkan Liverpool 2-1.
"Pertandingan ulang. Kami punya motivasi yang sangat besar untuk memperbaiki segalanya, untuk mencegah pengulangan tragedi tahun 2005," ujar Kaka.
"Di akhir babak pertama, bahu Pippo Inzaghi membelokkan tendangan bebas Andrea Pirlo ke dalam gawang lawan. Lalu dia mencetak gol kedua di menit ke-82, menerima umpan saya dan melewati Pepe Reina."
"Namun, ketika Dirk Kuyt mencetak satu gol balasan di menit akhir, kami mulai meragukan diri kami sendiri: 'apakah terulang lagi? Akankah kami kalah?'."
"Anda bisa merasakan tekanan dari bangku penonton, tapi kali ini kami mempersembahkan kemenangan yang jadi utang kami pada fans. Itu terasa luar biasa. Saya berada di puncak permainan, 2007 adalah tahun terpenting dalam karier saya."
Final Piala Dunia Antarklub 2007: Boca Juniors Vs AC Milan
AC Milan mengalahkan Boca Juniors 4-2 pada final Piala Funia Antarklub 2007. Kaka menyumbangkan satu gol pada partai itu.
"Skor akhir itu mungkin membuat pertandingan terkesan mudah, tapi itu adalah final Piala Dunia Antarklub yang sangat sulit. Saat skor 2-1, saya beruntung bisa mencetak gol di menit ke-61," imbuh Kaka.
"Saya membuka baju dalam saya dengan tulisan 'I belong to Jesus', sesuatu yang terus diingat orang ke mana pun saya pergi. Ketika pertandingan berakhir, kami merayakannya seperti anak kecil. Saya pun dinobatkan sebagai man of the match."
Sumber: FourFourTwo
Disadur dari: Bola.net (Richard Andreas, published 23/4/2020)
Advertisement