Sukses


Liga Italia: Era Baru Dimulai, Andrea Pirlo Ubah Wajah Tua Juventus

Bola.com, Jakarta - Era baru Juventus di bawah kepemimpinan Andrea Pirlo terlihat nyata. Sejumlah pemain baru berusia muda mengubah 'wajah tua dan kusam' La Vecchia Signora.

Awalnya, penunjukkan Andrea Pirlo sebagai manajer baru Juventus menimbulkan pro kontra. Namun, suara-suara sumbang tersebut perlahan sirna menyusul hadirnya beberapa rekrutan anyar.

Secara teknis, Andrea Pirlo juga tidak segan mengubah pakem formasi. Sebelumnya, banyak pihak yang skpetis bahwa eks gelandang Sampdoria, Inter Milan, dan AC Milan itu akan menggunakan pola yang sama dengan ditinggalkan Maurizio Sarri.

Ia mematahkan semua keraguan. Pada giornata perdana Serie A 2020/2021, Juventus telak atas Sampdoria, Minggu (20/9/2020) dini hari WIB. Pirlo mendapat banyak pujian atas hasil apik tersebut.

Perubahan pertama yang dilakukan Andrea Pirlo adalah formasi. Pada era Maurizio Sarri, Juventus lebih sering memakai formasi 4-3-3. Terkadang, ada variasi dengan formasi 4-3-1-2 dengan Paulo Dybala sebagai playmaker.

Pada era Andrea Pirlo, formasi dengan empat bek ditanggalkan. Sejak pramusim, Juventus memakai formasi 3-5-2. Juventus kini beralih dengan formasi tiga pemain belakang.

Keputusan Andrea Pirlo memakai formasi ini tidak lepas dari pengaruh Antonio Conte. Sebagai pelatih, Andrea Pirlo mengakui banyak terinspirasi dengan Conte. Seperti diketahui, Conte fanatik dengan formas 3-5-2.

Claudio Ranieri menjelaskan apa yang membedakan Juventus era Sarri dan Pirlo. Menurut pelatih Sampdoria itu, Juventus era Pirlo bermain lebih lebar dan tidak langsung menuju kotak penalti lawan.

"Juventus era Sarri lebih condong vertikal, mereka mengumpan ke depan lebih sering daripada ke samping," buka Ranieri.

"Juventus [era Pirlo] membuat Anda tercerai-berai dengan pemain di sisi lapangan, jadi jika Anda tidak meneken mereka, Anda berada dalam masalah," sambung pelatih kawakan itu.

 

Video

2 dari 3 halaman

Perlahan Melepas Napas Tua

Di sisi lain, Andrea Pirlo juga berani melepas sejumlah 'napas tua' pada bursa transfer musim panas 2020. Gonzalo Higuain, Douglas Costa, Miralem Pjanic, hingga Blaise Matuidi meninggalkan Juventus.

Sebagai gantinya, Andrea Pirlo sukses mendaratkan McKennie dari Schalke 04, Arthur dari Barcelona, Alvaro Morata, dan Federico Chiesa. Hanya Morata saja yang terbilang sudah memasuki usia emas (27 tahun).

Juventus tahu bahwa mereka tak bisa serta merta membebani Pirlo dengan tugas berat. Oleh karena itu, manajemen tim mengangkat eks penjaga gawang klub, Marco Storari sebagai Professionals Talent Development.

Tentu ini bukan kebetulan jika Juventus yang sekarang fokus membenahi talenta-talenta muda dengan Andrea Pirlo sebagai nahkoda tim. Memaksimalkan potensi yang ada pastinya membutuhkan waktu, dan itu semua harus dilakukan dari dalam.

Pada laga melawan Sampdoria, Andrea Pirlo membuat banyak kejutan. Ia memainkan pemain berusia 21 tahun di lini tengah, Gianluca Frabotta.

Leonardo Bonucci pun menceritakan perbedaan besar gaya main Juventus asuhan Andrea Pirlo dibandingkan ketika masih dilatih Maurizio Sarri musim lalu.

Menurutnya kini I Bianconeri memiliki kualitas lebih dalam penguasaan bola dan menyerang. “Kami melihat beberapa ide baru yang diterapkan oleh pelatih dan stafnya," kata Bonucci kepada Sky Sport Italia.

"Cara baru untuk menafsirkan permainan. Kini kami memiliki banyak antusiasme baik dalam penguasaan bola maupun di luar bola. Perbedaan besar terletak pada cara kami menyerang dan mengambil inisiatif," lanjutnya.

 

3 dari 3 halaman

Tidak Takut dengan Ekspektasi Tinggi

Ekspektasi fans terhadap pelatih Juventus selalu tinggi. Musim ini, salah satu target yang dibebankan tentu saja merengkuh Scudetto untuk kali ke-10 secara beruntun.

Pirlo menilai harapan tinggi suporter dan petinggi klub adalah sesuatu yang wajar di Juventus.

"Saya pelatih Juventus, rasanya normal ketika setiap orang yang datang ke sini harus menang," kata Pirlo.

"Saya tahu harus menang, seperti ketika saya menjadi pemain juga seperti itu dan kini akan sama ketika menjadi pelatih," imbuh legenda Juventus itu.

Sumber: Berbagai sumber

Video Populer

Foto Populer