Sukses


Liga Italia: Gianluigi Buffon Pernah Berpikir Gabung AC Milan, tapi Akhirnya Pilih Parma

Bola.com, Jakarta - Kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon, membuat pengakuan bahwa dirinya sempat terpikirkan untuk bergabung bersama AC Milan sebelum berkarier profesional. Namun, Buffon akhirnya memutuskan bergabung bersama Parma karena sosok Ermes Fulgoni.

Gianluigi Buffon mengawali karier sepak bola profesionalnya di Parma. Ia menimba ilmu di klub tersebut dari 1991 hingga 1995. Buffon menjalani debut di tim senior Parma pada usia 17 tahun. Buffon kemudian bergabung bersama Juventus pada 2001.

Buffon membela Juventus selama 17 tahun dan meraih banyak gelar juara di kompetisi domestik. Ia sempat membela Paris Saint-Germain (PSG) dan Juventus lagi hingga akhirnya balik ke Parma pada 2021 lalu.

Namun, ternyata ada satu klub yang tak pernah menjadi bagian dari karier Gianluigi Buffon tapi pernah dipikirkannya untuk menjadi bagian dari kariernya. Klub tersebut adalah AC Milan.

2 dari 4 halaman

Hampir ke AC Milan

AC Milan adalah tim papan atas di Serie A sejak dulu. Jadi wajar apabila dulu Gianluigi Buffon punya pikiran untuk bergabung dengan Rossoneri saat masih kecil.

Namun, pada akhirnya ia memilih bergabung bersama Parma. Buffon berubah pikiran karena adanya sosok kiper legendaris Italia di Parma, yakni Ermes Fulgoni.

“Ermes memutuskan untuk mengubah hidup saya, dialah yang membawa saya ke sini. Ketika saya masih kecil, di kepala saya, sampai Mei saya hampir memutuskan untuk pergi dan bermain untuk Milan," bebernya seperti dilansir Football Italia.

"Kemudian saya datang ke Parma untuk uji coba dan saya ingat bahwa ketika saya tiba, saya terinfeksi oleh antusiasme Ermes, tekadnya, dan semangatnya yang membuatku berubah pikiran," tutur Buffon.

3 dari 4 halaman

Pengaruh Besar Ermes Kepada Buffon

Gianluigi Buffon kemudian mengatakan bukan hanya semangat saja Ermes Fulgoni yang membuatnya memilih Parma. Ia mengatakan cara kerja Ermes juga membuatnya terkesan dan hal itu juga yang membantunya menjadi kiper yang lebih baik.

“Jika saya tidak bertemu dengannya, kehidupan olahraga saya akan berbeda, tapi hampir tidak lebih baik dari yang saya jalani. Artinya terkadang Anda harus menyerah kepada sensasi dan emosi yang diberikan orang-orang tertentu kepada Anda," tuturnya.

“Pada hari itu ia membuat saya terpesona dan sangat memukul saya, karena ia memiliki cara melibatkan saya, cara kerja yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan itu membuat saya bersemangat. Itu adalah faktor penentu dalam pilihan saya atas Parma," terang Buffon.

Sumber: Football Italia

Disadur dari: Bola.net (Dimas Ardi Prasetya, published 6/5/2022)

4 dari 4 halaman

Persaingan di Liga Italia

Video Populer

Foto Populer