Sukses


6 Pemain Pengganti di Klub Premier League yang Justru Sangat Tajam, Dianggap Sebagai Pemecah Kebuntuan

Bola.com, Jakarta - Premier League dianggap banyak pecinta sepak bola di dunia sebagai kompetisi liga terbaik. Pasalnya seluruh peserta Premier League akan memberikan persaingan yang kompetitif.

Hal ini tentu saja karena kondisi finansial yang sehat di hampir semua peserta Premier League. Mereka mampu menggunakan dananya untuk mengejar pemain bintang.

Bahkan klub besar di Premier League memiliki kedalaman skuad yang bagus. Pasalnya tidak ada kesenjangan kualitas antara pemain di tim utama maupun pemain pelapis.

Sejumlah pemain pelapis bahkan kerap menjadi penentu dengan mencetak banyak gol ketika diberi kesempatan bermain. Para pemain pengganti ini mampu menunjukan rasio gol per menit terbaik sebagai pemain pengganti.

Berikut enam pemain pengganti yang banyak mencetak gol di Premier League. Tanpa basa-basi lagi, mari simak nama-nama enam pemain tersebut beserta rasio gol per menit sebagai pemain pengganti.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

6. Nwankwo Kanu (17 gol)

Salah satu bintang utama Premier League di masanya. Nwankwo Kanu memang sering terlihat berada di bangkung cadangan karena di skuad utama Gunners sudah ada Dennis Bergkamp hingga Thierry Henry.

Saat Arsene Wenger memberikan kepercayaan untuk jadi pemain pengganti, Kanu tidak menyia-nyiakannya. Dia mencetak 17 gol dengan rasio gol per menit yakni 159,1 menit per gol.

 

3 dari 7 halaman

5. Daniel Sturridge (17 gol)

Setelah tidak pernah benar-benar memantapkan dirinya di starting XI Manchester City atau Chelsea, Sturridge akhirnya menikmati masa singkat di skuad utama Liverpool. Namun, akhirnya Sturridge harus kembali lebih sering di bangku cadangan.

Ironisnya, jika bukan karena masalah cederanya, Sturridge mungkin tidak akan masuk dalam daftar ini. Sturridge mencetak 17 gol dengan rasio gol per menit yakni 106,7 menit per gol.

 

4 dari 7 halaman

4. Ole Gunnar Solskjaer (17 gol)

Solskjaer menjadi cadangan bagi duet mengerikan Manchester United kala itu, Andy Cole dan Dwight Yorke. Belum lagi skuad Setan Merah juga memiliki Teddy Sheringham.

Meski bersanding dengan nama besar, Solksjaer tahu kapan saatnya untuk mencetak gol dengan rasio 92,9 menit per gol. Gol paling fenomenalnya tentu saja di pengujung laga saat final Liga Champions tahun 1999 yang membuat MU juara usai mengalahkan Bayern Munich.

 

5 dari 7 halaman

3. Javier Hernandez (19 gol)

Setelah Solskjaer memutuskan gantung sepatu, MU kembali menemukan super-sub penggantinya yakni striker asal Spanyol, Javier Hernandez alias Chicharito. Dia mencetak 19 gol dengan rasio 93,4 menit per gol saat menjadi cadangan Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney.

Pencetak gol terbanyak Meksiko sepanjang masa ini sebenarnya memiliki rekor satu gol lebih baik saat dua tahun di Bayer Leverkusen. Efektivitasnya mencetak gol membuat Real Madrid juga memberikan peran yang sama ketika merekrutnya.

 

6 dari 7 halaman

2. Olivier Giroud (21 gol)

Giroud tidak selalu menjadi super-sub tetapi mengambil peran seperti tembok untuk memantulkan bola. Manajer Arsenal saat itu, Arsene Wenger lebih memilih untuk menurunkan Alexis Sanchez.

Saat menjadi super-sub, Giroud mampu mencetak 18 gol dari 29 penampilannya di Premier League yang menunjukan rasionya 95,8 menit per gol. Striker asal Prancis ini kemudian mengambil peran yang sama ketika di Chelsea sebelum terbang ke Italia bersama AC Milan.

 

7 dari 7 halaman

1. Jermain Defoe (24 gol)

Rasio gol milik Defoe yang 128,8 menit per gol bahkan tidak sebaik Daniel Sturridge hingga Olivier Giroud tetapi dia lebih banyak mencetak gol. Pasalnya baik bersama West Ham, Tottenham, Portsmouth, Sunderland hingga Bournemouth, Defoe selalu diandalkan untuk mencetak gol sehingga lebih banyak waktu bermain.

Daripada diturunkan sejak awal dan selalu buntu mencetak gol, Defoe justru sangat garang ketika menjadi super-sub. Hal ini yang membuatnya dianggap sebagai pemecah kebuntuan permainan.

Sumber: Planet Football

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer