Sukses


Pierluigi Collina Usulkan Perubahan Radikal dalam Aturan Penalti, No Rebound!

Wasit legendaris, Pierluigi Collina, menyerukan perubahan radikal pada tendangan penalti.

Bola.com, Jakarta - Pierluigi Collina, satu di antara wasit paling legendaris dalam sejarah sepak bola, mengusulkan perubahan besar dalam aturan penalti.

Menurutnya, seorang eksekutor penalti seharusnya tidak diperbolehkan mencetak gol jika gagal dalam upaya pertamanya.

Collina, yang memimpin final Liga Champions antara Manchester United dan Bayern Munchen pada 1999 serta final Piala Dunia 2002, dikenal karena sikap tegasnya di lapangan.

Sosok berkepala plontos asal Bologna ini sering membuat para pemain gentar, tetapi juga dihormati karena kemampuannya mengendalikan pertandingan dengan adil.

Setelah pensiun pada 2005, Collina tetap berperan aktif dalam dunia perwasitan dan kini menjabat sebagai Kepala Perwasitan UEFA sejak 2017.

Hampir dua dekade setelah meninggalkan lapangan, ia kembali mencetuskan ide yang berpotensi mengubah aturan permainan.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Usulan Collina

Dalam wawancara dengan Repubblica, Collina mengungkapkan keprihatinannya terhadap keunggulan yang terlalu besar bagi eksekutor penalti dibandingkan kiper.

"Saya percaya ada kesenjangan yang terlalu besar antara peluang yang dimiliki penyerang dan kiper. Rata-rata, 75% penalti berhasil dieksekusi, dan sering kali peluang penalti lebih besar daripada peluang yang dihalangi oleh pelanggaran," ujarnya.

Ia juga menyoroti keuntungan tambahan yang didapat penendang ketika bola memantul kembali setelah ditepis kiper.

"Selain itu, penyerang masih diberikan kesempatan untuk memanfaatkan bola rebound. Menurut saya, seharusnya para kiper yang mengeluh," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Penalti Tanpa Rebound

Sebagai solusi, Collina mengusulkan penerapan aturan "satu tembakan" seperti dalam adu penalti setelah perpanjangan waktu.

"Satu solusi adalah aturan 'satu tembakan'. Seperti dalam adu penalti setelah extra time. Tidak ada rebound. Anda harus mencetak gol atau permainan berlanjut dengan tendangan gawang, titik."

Selain itu, ia menilai aturan ini dapat menghilangkan kerumunan pemain yang sering mengganggu eksekusi penalti.

"Aturan ini juga akan menghilangkan keributan yang sering kita lihat sebelum penalti diambil, di mana banyak pemain berdesakan di sekitar kotak penalti," tutur Collina.

4 dari 4 halaman

Dukungan dari Fans Sepak Bola

Usulan Collina ini mendapat respons positif dari banyak penggemar sepak bola yang menganggap perubahan ini akan membuat aturan penalti lebih adil.

Seorang penggemar berkomentar;

"Itu ide yang bagus. Sejak adanya VAR, jumlah penalti meningkat dan banyak di antaranya berasal dari pelanggaran yang sebenarnya tidak cukup serius untuk memberi peluang mencetak gol. Tanpa rebound, tingkat konversi penalti akan lebih rendah, sehingga lebih adil."

Pendukung lainnya menambahkan:

"Akhirnya ada perubahan yang bisa saya dukung."

Sementara itu, seorang penggemar mengusulkan agar aturan ini dibarengi dengan perubahan lain dalam teknik eksekusi penalti.

"Masuk akal. Juga, kiper harus tetap di garis, sementara eksekutor bisa melakukan berbagai trik langkah kecil."

 

Sumber: Give Me Sport

Video Populer

Foto Populer