Bola.com, Jakarta - Dalma Maradona menangis dan mengungkap sisi tersembunyi dari keluarganya menjelang persidangan terkait kematian ayahnya, Diego Maradona.
Dalma, putri Diego Maradona yang kini berusia 37 tahun, menyerukan keadilan dalam wawancara emosional sebelum persidangan resmi atas kematian sang legenda sepak bola Argentina pada 2020.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pernyataan mengejutkan, ia mengungkapkan ketakutan sekaligus tekadnya untuk mencari kebenaran di balik peristiwa tragis tersebut.
Dalam wawancaranya, Dalma mengatakan:
"Ibu khawatir dan ketakutan. Takut pada mafia, kepada orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan. Tapi, saya tidak peduli. Saya tahu dengan siapa saya berurusan, tapi saya tidak bisa tinggal diam. Orang-orang harus tahu kebenarannya. Ibu selalu berkata, 'Diamlah, jangan bicara apa pun, saya takut,' tapi, saya tidak bisa," ungkap Dalma.
Â
Berita Video, Ilham Jaya Kesuma buka kunci sukses Persita raih gelar EPA Liga 1musim ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
8 Terdakwa
Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun setelah mengalami serangan jantung di rumahnya di Buenos Aires pada 2020.
Penyebab resmi kematiannya tercatat sebagai "edema paru akut akibat gagal jantung kronis". Namun, keluarganya menuduh tim medis bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Pada 2021, sebuah investigasi menyimpulkan bahwa tim medis Maradona telah bertindak "tidak pantas, tidak bertanggung jawab, dan ceroboh".
Hal ini berujung pada diumumkannya persidangan yang melibatkan delapan dokter dan perawat, yang dijadwalkan akan dimulai pada 11 Maret 2025.
Delapan orang yang didakwa dalam kasus ini meliputi:
- Leopoldo Luque (ahli bedah saraf)
- Agustina Cosachov (psikiater)
- Ricardo Omar Almiron (perawat)
- Mariano Perroni (perawat)
- Dahiana Gisela (perawat)
- Carlos Diaz (psikolog)
- Nancy Forlini (psikolog)
Jika terbukti bersalah, mereka bisa menghadapi hukuman hingga 25 tahun penjara.
Â
Advertisement
Kompleksitas dalam Penyelidikan
Maradona telah lama berjuang melawan kecanduan obat-obatan dan alkohol sepanjang hidupnya. Bahkan, ia sempat menjalani operasi otak pada 2020, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Penyelidikan juga menemukan bahwa Maradona akan memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup jika ia menerima perawatan medis yang memadai.
Sementara itu, pengacara Agustina Cosachov menambahkan elemen baru dalam kasus ini dengan menyatakan:
"Bisa saja ada dua penyebab - satu alami dan yang lain akibat penyerapan racun."
Pernyataan ini makin menambah kompleksitas dalam penyelidikan kematian Maradona.
Â
Dalma Berjanji Akan Terus Berjuang
Dalma menegaskan bahwa ia tidak akan pernah berhenti berjuang demi mengungkap kebenaran di balik kematian ayahnya. Ia ingin dunia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan menuntut keadilan bagi satu di antara legenda sepak bola terbesar sepanjang masa tersebut.
Persidangan ini bukan sekadar kasus hukum biasa, tetapi juga menjadi momen krusial dalam mengungkap detail kematian Maradona, sosok yang meninggalkan warisan mendalam di dunia sepak bola.
Jika menengok ke belakang, Maradona meninggalkan jejak sejarah yang mendalam bersama Napoli.
Musim ini, klub lamanya tersebut berada di peringkat kedua Serie A, menunjukkan bahwa pengaruh sang legenda masih terasa hingga saat ini.
Â
Sumber: The Sun
Advertisement