Juventus Menang pada Debut Tudor: Energi Baru, Gaya Berbeda dari Motta

Berbeda dengan kebiasaan banyak pelatih yang mengamati pemanasan dari kejauhan, Tudor memilih untuk tetap di lapangan, mengamati pemainnya dengan cermat.

Selama pertandingan, pelatih asal Kroasia ini tidak pernah duduk di bangku cadangan. Ia terus berdiri di area teknis Juventus, memberikan instruksi taktis kepada para pemainnya sepanjang 90 menit.

Selain itu, Tudor sering bereaksi terhadap keputusan wasit dan ofisial keempat, terutama di babak kedua saat Khephren Thuram menerima kartu kuning. Ia pun mendapat kartu kuning akibat protesnya.

Dibandingkan dengan Thiago Motta, yang cenderung mengamati permainan dari tepi lapangan dengan tangan di saku, Tudor tampil lebih bersemangat dan ingin menularkan energinya kepada tim.

Hubungan dengan para pemain juga menjadi perbedaan mencolok. Motta sempat kehilangan koneksi dengan skuadnya di minggu-minggu terakhirnya di Turin, sementara Tudor langsung membangun kedekatan dengan timnya.

Setelah pertandingan, Mattia Perin bahkan menarik Tudor untuk memberikan pelukan, yang kemudian diikuti oleh pelukan untuk pemain lain, termasuk Vlahovic yang kembali bermain penuh selama 90 menit untuk kedua kalinya pada 2025 ini.

Pendekatan Tudor juga terlihat dalam wawancara pasca-pertandingan.

Pada Januari lalu, Thiago Motta sempat menghebohkan publik dengan pernyataannya bahwa ia "tidak terobsesi" dengan kemenangan, sebuah pernyataan yang dianggap tidak sesuai dengan filosofi Juventus oleh para penggemar.

Sebaliknya, Tudor memahami DNA klub dengan baik. Saat ditanya tentang sambutan hangat dari fans, ia menjawab, "Itu sangat bagus, tetapi kemenangan jauh lebih baik."

Sumber: Football Italia