Sukses


Setelah 2 Bulan dan 40 Saksi, Sidang Kematian Maradona Dinyatakan Batal

Ada seorang hakim melanggar peraturan dengan terlibat dalam sebuah dokumenter yang tidak sah terkait kasus tersebut.

Bola.com, Jakarta - Pengadilan Argentina pada Kamis lalu waktu setempat memutuskan untuk membatalkan sidang terhadap tim medis mendiang legenda sepak bola Diego Maradona setelah seorang hakim mengundurkan diri karena keterlibatannya dalam sebuah dokumenter yang tidak sah terkait kasus tersebut.

Dalam apa yang secara luas dianggap sebagai aib bagi sistem peradilan Argentina, hakim Maximiliano Savarino mengatakan bahwa perilaku rekan sejawatnya, Julieta Makintach, telah "menyebabkan prasangka" terhadap proses persidangan, yang dimulai pada bulan Maret dan telah mendengar lebih dari 40 saksi.

Makintach, satu di antara tiga hakim dalam perkara ini, mengundurkan diri pada hari Selasa lalu setelah terungkap bahwa ia diwawancarai untuk sebuah miniseri tentang kasus tersebut, yang berpotensi melanggar serangkaian aturan etika.

Setelah penggerebekan oleh polisi dan penangguhan persidangan selama satu minggu, Makintach yang berusia 47 tahun dituduh melanggar prinsip ketidakberpihakan, menyalahgunakan pengaruh, bahkan menerima suap terkait keterlibatannya dalam miniseri berjudul "Divine Justice".

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Pelanggaran Makintach

Sebuah cuplikan dari acara televisi itu diputar di pengadilan pada hari Selasa, memperlihatkan Makintach berjalan di lorong-lorong pengadilan dengan sepatu hak tinggi sambil narasi mengisahkan detail menyedihkan tentang kematian sang legenda sepak bola.

Rekaman tersebut tampaknya memuat video tak sah yang diduga diambil dari dalam ruang sidang — pelanggaran terhadap aturan pengadilan.

Makintach awalnya membantah telah mengizinkan perekaman selama persidangan, tetapi kredibilitasnya dipertanyakan setelah trailer menunjukkan dirinya sedang diwawancarai oleh kru film dan berjalan di ruang sidang.

Jaksa penuntut, pihak penggugat, dan sebagian besar pengacara pembela telah meminta agar majelis hakim baru ditunjuk dan persidangan — yang mereka anggap sudah tercemar — dimulai kembali dari awal.

3 dari 4 halaman

Penyebab Kematian

Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk persidangan baru, di mana para hakim akan dipilih melalui undian internal pengadilan.

Putusan pada hari Kamis tersebut masih bisa diajukan banding, kata para pengacara kepada AFP, yang menimbulkan keraguan apakah proses yang sudah lama tertunda ini akan dilanjutkan tahun ini.

Maradona — yang dianggap sebagai satu di antara pemain terbaik sepanjang masa — meninggal pada November 2020 dalam usia 60 tahun saat menjalani pemulihan pasca-operasi otak.

Ia diketahui meninggal karena gagal jantung dan edema paru akut — suatu kondisi di mana cairan menumpuk di paru-paru — dua minggu setelah menjalani operasi.

4 dari 4 halaman

Ancaman Hukuman

Tujuh anggota tim medis Maradona diadili atas kondisi perawatan di rumahnya, yang oleh jaksa digambarkan sebagai sangat lalai.

Jika terbukti bersalah atas tuduhan "pembunuhan dengan kemungkinan niat" — yaitu melakukan tindakan, meski mengetahui risiko kematian — para terdakwa dapat dijatuhi hukuman penjara antara delapan hingga 25 tahun.

Jaksa menuduh bahwa mantan pesepak bola itu ditelantarkan dalam kondisi "yang menyiksa dan berkepanjangan" sebelum kematiannya.

Putri Maradona, Gianinna Maradona, mengatakan di pengadilan bahwa ayahnya dirawat di tempat yang "gelap, buruk, dan sepi" dan bahwa para pengasuhnya "lebih peduli pada uang daripada keselamatan ayah saya."

 

Sumber: AFP via NST

Video Populer

Foto Populer