Sukses


Nemanja Matic Dihukum Ligue 1 karena Tutupi Lambang LGBTQ+, Ini Responsnya

Nemanja Matic dihukum Ligue 1 karena tutupi lambang LGBTQ+ di jersey, begini tanggapan sang gelandang.

Bola.com, Jakarta - Mantan gelandang Manchester United dan Chelsea, Nemanja Matic, akhirnya buka suara setelah dijatuhi larangan bermain beberapa laga akibat menutup lambang kampanye anti-homofobia di jersey Olympique Lyon miliknya.

Pemain asal Serbia itu menuai kritik setelah terlihat menempelkan selotip pada badge berlogo pelangi yang dikenakan sebagai bagian dari kampanye Ligue 1 untuk melawan diskriminasi terhadap LGBTQ+.

Matic bukan satu-satunya pemain yang melakukan hal tersebut. Gelandang Le Havre, Ahmed Hassan, juga melakukan tindakan serupa.

Akibatnya, kedua pemain dijatuhi hukuman larangan bermain dua pertandingan, yang akan diberlakukan pada musim depan.

Selain itu, masing-masing menerima dua pertandingan tambahan dengan status skorsing percobaan yang bisa saja diterapkan jika terjadi pelanggaran serupa.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Matic Terima Sanksi

Pada hari Jumat kemarin waktu setempat, juru bicara Ligue 1 merilis pernyataan resmi yang menyebut bahwa Nemanja Matic telah mengakui kesalahannya dan bersedia ikut serta dalam kampanye peningkatan kesadaran terkait homofobia di dunia sepak bola dalam enam bulan ke depan.

"Sebagai tambahan, komite menyarankan kepada pemain — yang langsung menyetujuinya dalam pertemuan — untuk berpartisipasi dalam kampanye meningkatkan kesadaran melawan homofobia dalam sepak bola dalam jangka waktu enam bulan ke depan," bunyi pernyataan resmi tersebut.

Namun, masih belum jelas apakah kampanye tersebut akan tetap melibatkan Matic, mengingat kontraknya bersama Lyon akan berakhir pada akhir Juni. Hingga kini belum ada kejelasan apakah klub atau Matic sendiri berniat memperpanjang kerja sama untuk musim mendatang.

Jika ia memilih hengkang, belum diketahui apakah ia tetap akan menjalankan komitmennya terhadap kampanye tersebut, terutama jika sanksi yang diterimanya tidak dibawa ke klub berikutnya.

3 dari 3 halaman

Bukan Kasus Pertama

Insiden serupa pernah terjadi di Ligue 1 musim lalu. Saat itu, Mohamed Camara, yang ketika itu membela AS Monaco, mendapat larangan bermain empat pertandingan karena juga menutupi logo kampanye anti-homofobia di jersey-nya.

Sementara itu, penyerang Nantes asal Mesir, Mostafa Mohamed, secara terbuka memilih tidak ikut bertanding pada laga penentu degradasi kontra Montpellier di pekan terakhir musim lalu. Ia menyebut keikutsertaan dalam kampanye tersebut bertentangan dengan keyakinan pribadinya.

"Saya percaya pada rasa saling menghormati — baik terhadap orang lain maupun terhadap diri sendiri dan keyakinan kami," tulis Mostafa di media sosial.

"Bagi saya, ada nilai-nilai mendasar yang berkaitan dengan latar belakang dan keyakinan saya, yang membuat saya sulit berpartisipasi dalam inisiatif ini," lanjutnya.

 

Sumber: Give Me Sport

Video Populer

Foto Populer