Sukses


Inter Milan Tersingkir, Cristian Chivu Jadikan Piala Dunia Antarklub 2025 Bahan Evaluasi Tim

Inter Milan kalah 0-2 dari Fluminense di laga 16 Besar Piala Dunia Antarklub 2025.

Bola.com, Jakarta - Pelatih baru Inter Milan, Cristian Chivu, mencoba mengambil sisi positif dari kegagalan timnya di Piala Dunia Antarklub 2025, meski mengakui bahwa performa tim tidak sesuai harapan saat disingkirkan Fluminense.

Dalam wawancara dengan Sport Mediaset, Chivu menyoroti faktor kelelahan, pendekatan yang keliru, serta menyentil isu internal tim yang menyeruak ke publik lewat komentar pedas kapten Lautaro Martinez.

Inter Milan datang sebagai favorit setelah menjuarai grup dengan hasil imbang melawan Monterrey dan kemenangan atas Urawa Reds serta River Plate.

Namun, langkah mereka terhenti secara mengejutkan di babak 16 besar. Dua kesalahan di lini pertahanan dimanfaatkan Fluminense menjadi gol lewat German Cano dan Hercules.

Sementara Inter Milan hanya bisa membalas dengan tembakan Lautaro Martinez dan Federico Dimarco yang membentur mistar, serta peluang emas Stefan de Vrij yang terbuang sia-sia.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Kelelahan dan Pendekatan yang Salah

“Fluminense tampil lebih segar dan tajam,” ujar Chivu.

“Kami tidak menjalankan pendekatan yang saya inginkan. Kami kesulitan menghadapi tekanan tinggi mereka dan terlalu percaya diri, mencoba bermain cantik padahal seharusnya lebih sederhana,” lanjutnya.

Chivu menambahkan bahwa secara keseluruhan tim kehabisan tenaga setelah musim yang berat.

“Kami tetap mencoba hingga akhir, tetapi juga kurang beruntung dengan dua tembakan yang membentur mistar dan peluang De Vrij. Sayangnya, mereka mencetak dua gol dari dua tembakan tepat sasaran," ujarnya.

3 dari 5 halaman

Adaptasi Kilat dan Pelajaran Berharga

Chivu baru menjabat beberapa hari sebelum tim terbang ke Amerika Serikat, menggantikan Simone Inzaghi yang hengkang ke Al-Hilal. Meski perjalanan di turnamen ini hanya berlangsung empat laga, Chivu melihat momen itu sebagai awal penting.

“Saya akan mengambil nilai dari tiga minggu ini. Saya belajar banyak tentang para pemain—kekuatan, kelemahan, karakter mereka. Ini adalah kelompok yang dipaksa menggali hingga dasar semangatnya setelah musim yang sulit,” ujarnya.

“Saya selalu melihat gelas setengah penuh, kalau tidak begitu, kepala saya sakit. Mari kita jadikan tiga minggu ini fondasi untuk menyusun rencana musim depan,” lanjutnya.

4 dari 5 halaman

Tegangan Internal dan Sindiran untuk Calhanoglu

 

Usai kekalahan, Lautaro Martinez melontarkan kritik tajam yang diduga ditujukan kepada Hakan Calhanoglu, yang disebut-sebut ingin hengkang ke Galatasaray. Lautaro Martinez menyatakan siapa pun yang tidak ingin bertahan di klub sebaiknya segera pergi.

Menanggapi pernyataan tersebut, Chivu mengatakan: “Saya juga pernah bilang dalam konferensi pers bahwa semua orang harus bekerja ke arah yang sama."

"Bedanya, saya lebih diplomatis, sedangkan Lautaro langsung menghajar. Tapi, pesannya benar: untuk bangkit dari musim sulit ini, kita harus menyusun musim depan dengan ambisi besar,” tegasnya.

5 dari 5 halaman

Musim Penuh Kekecewaan

Kekalahan dari Fluminense menjadi penutup musim yang sangat mengecewakan bagi Inter Milan.

Di bawah asuhan Inzaghi, mereka gagal meraih Scudetto, Coppa Italia, Supercoppa Italiana, dan dibantai 0-5 oleh Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions.

Kini, di bawah arahan Cristian Chivu, Inter Milan akan mencoba membangun kembali kepercayaan diri, semangat kolektif, dan arah baru menuju musim depan—dengan semangat baru dan komitmen bersama yang tak bisa lagi ditawar.

Sumber: Football Italia

Video Populer

Foto Populer