Baru 3 Laga, Erik ten Hag Didepak Leverkusen: Disebut Bikin Kekacauan dan Harusnya Dipecat Lebih Cepat

Media Jerman, BILD, menyoroti betapa cepatnya daftar kesalahan Ten Hag menumpuk hanya setelah tiga pertandingan.

Laporan lanjutan dari media itu bahkan mengungkapkan penilaian keras dari orang-orang di balik layar Leverkusen.

"Staf lama klub menilai Ten Hag sebagai salah satu pelatih terburuk dalam sejarah Leverkusen karena gagal menyampaikan ide-idenya kepada para pemain," tulis laporan tersebut.

Situasi di lapangan pun digambarkan kacau.

"Tidak ada yang tahu harus melakukan apa, bahkan saat mereka unggul 3-1 atas Werder Bremen. Permainan hanya mengandalkan aksi individu, tanpa rencana jelas," lanjut laporan tersebut.

Para pemain disebut heran dengan metode latihan Ten Hag, di mana push-up mendapat porsi yang dianggap sama pentingnya dengan latihan lari maupun passing. Hubungan dengan staf dan pemain juga dikabarkan renggang sehingga ia "tidak bisa terhubung dengan siapa pun".

Saking buruknya situasi, muncul anggapan bahwa manajemen Leverkusen justru terlambat mengambil keputusan untuk memecatnya.

Melalui agensinya, SEG Football, Ten Hag merilis pernyataan resmi tak lama setelah diberhentikan.

"Keputusan manajemen Bayer Leverkusen pagi ini untuk menempatkan saya dalam cuti kerja benar-benar mengejutkan," tulis Ten Hag.

"Berpisah dengan pelatih setelah hanya dua laga liga adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Ia menyinggung kondisi skuad yang kehilangan banyak pemain penting pada musim panas lalu.

"Membangun tim baru yang solid adalah proses yang membutuhkan waktu dan kepercayaan. Seorang pelatih baru layak mendapatkan ruang untuk menerapkan visi, menetapkan standar, membentuk tim, dan meninggalkan jejak pada gaya bermainnya," tegasnya.

"Saya memulai pekerjaan ini dengan keyakinan penuh dan energi, tetapi sayangnya manajemen tidak bersedia memberikan waktu dan kepercayaan yang saya butuhkan, yang sangat saya sesalkan. Saya merasa hubungan ini memang sejak awal tidak pernah dilandasi kepercayaan timbal balik."

Dalam penutupnya, pelatih asal Belanda itu mengingatkan bahwa sepanjang kariernya, setiap musim yang ia jalani penuh selalu berbuah kesuksesan.

"Klub yang menaruh kepercayaan pada saya telah mendapatkan hasil berupa trofi dan prestasi. Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para pendukung Bayer Leverkusen atas kehangatan dan semangat mereka, serta berharap skuad dan staf meraih kesuksesan di sisa musim ini."

Sumber: Sportbible