Ngeri Banget! PSG Cetak Total 45 Gol di Ajang Liga Champions Sepanjang Tahun 2025

Sejak awal laga, PSG langsung menunjukkan intensitas tinggi dan menekan pertahanan Leverkusen tanpa henti. Baru lima menit berjalan, peluang pertama datang lewat sepakan kaki kiri Nuno Mendes yang masih bisa diblok lawan.

Namun dua menit berselang, upaya tim tamu berbuah hasil. Umpan silang Mendes dari sisi kiri disambut sundulan Willian Pacho yang mengubah skor menjadi 1-0 untuk PSG.

Petaka datang bagi tuan rumah di menit ke-32 saat Robert Andrich diganjar kartu merah setelah menyikut Desire Doue. Tapi keunggulan jumlah pemain PSG tak bertahan lama.

Empat menit kemudian, Illia Zabarnyi juga diusir wasit usai mendapat kartu kuning kedua akibat pelanggaran di kotak penalti terhadap Christian Kofane.

Leverkusen memanfaatkan peluang itu dengan sempurna—Aleix Garcia sukses menaklukkan Donnarumma dari titik putih dan menyamakan skor 1-1 di menit ke-38.

Namun PSG tak butuh waktu lama untuk kembali memimpin. Hanya tiga menit berselang, Desire Doue mencetak gol yang membawa Les Parisiens unggul 2-1.

Tekanan tanpa henti PSG terus berlanjut, dan Khvicha Kvaratskhelia menambah penderitaan Leverkusen lewat gol di menit ke-44. Jelang babak pertama berakhir, Doue kembali menunjukkan ketajamannya dengan gol keduanya pada injury time, menutup paruh pertama dengan skor 4-1 untuk PSG.

Memasuki babak kedua, skuad Luis Enrique sama sekali tak menurunkan tempo. Lima menit setelah jeda, Nuno Mendes mencatatkan namanya di papan skor untuk memperlebar keunggulan jadi 5-1. Leverkusen sempat memperkecil ketertinggalan melalui gol kedua Aleix Garcia di menit ke-54, tetapi dominasi PSG terlalu sulit dihentikan.

Ousmane Dembele yang baru pulih dari cedera menambah pesta gol di menit ke-66 dengan sepakan terukur yang membuat skor menjadi 6-2. Menjelang akhir laga, Vitinha menutup malam spektakuler PSG lewat gol ketujuh di menit ke-90.

Kemenangan ini mempertegas status PSG sebagai kandidat kuat juara musim ini. Dengan performa menyerang yang menawan dan kolektivitas tinggi di semua lini, Les Parisiens seolah mengirim pesan tegas kepada para rival di Eropa: mereka masih menjadi tim yang sulit ditandingi di pentas Liga Champions.