Sukses


Erling Haaland Kini Bukan Sekadar Mesin Gol, tapi Sebuah Pertunjukan

Wajah baru Erling Haaland. Lebih santai, tetapi tetap mematikan.

Bola.com, Jakarta - Dengan 27 menit berlalu dan Manchester City unggul 1-0, Erling Haaland melakukan sesuatu yang luar biasa, sekaligus mengundang tawa.

Saat berpura-pura tak tertarik pada situasi tendangan bebas di tengah lapangan, striker asal Norwegia itu tiba-tiba berbalik, menggiring bola, dan berlari menembus pertahanan Borussia Dortmund.

Dua pemain lawan berusaha mengejarnya, menarik bajunya, bahkan mencoba menjegal, tetapi semua upaya itu seperti percuma menghadapi sosok sekuat "monster putih besar" di depan mereka.

Aksi itu bukan sekadar keberanian spontan. Itu adalah bentuk agresi yang terukur, murni hasil penerapan kekuatan superior terhadap titik lemah lawan.

Setelah menarik perhatian seluruh barisan belakang Dortmund, bola akhirnya mengarah ke Nico O'Reilly yang berdiri bebas, meski tembakannya masih bisa ditepis kiper. Dari situ, Man City mendapat sepak pojok, dan Haaland pun mencetak gol.

Assist datang dari Jeremy Doku yang mengirim umpan tarik sempurna, lalu Haaland menuntaskannya dengan sepakan kaki kiri keras dan akurat. Gol itu terasa seperti potongan simetris dari permainan khasnya: satu serangan, satu penyelesaian, satu hasil.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Sambutan Hangat

Sorak-sorai penonton di Etihad Stadium pun berbeda kali ini, bukan teriakan eksplosif seperti biasa, melainkan sambutan hangat yang menyerupai tepuk tangan penonton saat Frank Sinatra naik ke panggung di Madison Square Garden.

Ada rasa pengakuan, rasa akrab, seolah publik tahu bahwa setiap penampilan Haaland adalah pertunjukan tersendiri.

Meski begitu, statistik pertandingan menunjukkan Phil Foden-lah yang tampil paling menonjol malam itu. Ia mencetak dua gol indah dan tampil konsisten sepanjang laga.

Rayan Cherki menambah satu gol lagi di akhir pertandingan, memastikan kemenangan 4-1 bagi Man City pada matchday keempat Liga Champions itu, Kamis (6-11-2025) dini hari WIB. Namun, tetap saja, Haaland menjadi pusat perhatian.

3 dari 4 halaman

Pertunjukan Manusia Super

Sejak peluit awal, suasana di stadion sudah terasa berbeda. Menyaksikan Haaland kini seperti menonton sebuah pertunjukan manusia super dua kali seminggu.

Ada yang seperti menantikan aksi David Blaine, ada pula yang membandingkan dengan pertunjukan klasik "Wonderwall" dari Noel Gallagher. Intinya, jika Haaland ada di lapangan, gol akan datang.

Angkanya berbicara sendiri. Gol ke gawang Dortmund menjadi yang ke-55 dalam 55 pertandingan terakhirnya, dengan 27 gol hanya dari 17 laga musim ini. Namun, daya tarik Haaland tidak hanya soal produktivitas.

Ia kini juga menjadi sosok yang menghibur di luar lapangan, membuat video YouTube di supermarket, minum susu mentah, bercanda dengan Pep Guardiola. Ia bisa berganti peran antara atlet penghancur dan pribadi santai yang karismatik dengan sangat mudah.

Pada laga ini Haaland juga menjabat sebagai kapten. Gambarnya terpampang besar di tribune sebagai tifo, berpakaian layaknya prajurit Nordik.

Bahkan sebelum laga dimulai, wajahnya sempat ditampilkan dalam pertunjukan kembang api dan proyeksi cahaya raksasa di layar stadion, meski belakangan disadari, gambar itu ternyata sosok Guy Fawkes, tokoh sejarah dari abad ke-16 yang memiliki kemiripan dengan wajahnya.

Di awal laga, Haaland tampak tenang, hanya mengamati permainan. Tetapi, kehadirannya saja sudah cukup menciptakan tekanan bagi lawan.

4 dari 4 halaman

Langkah Revolusioner

Guardiola di sisi lapangan tampak aktif memberi instruksi, berpakaian rapi dengan jas abu-abu arang dan sepatu kulit tanpa kaus kaki, seperti eksekutif yang mendapat izin harian dari penjara kelas atas.

Guardiola juga pantas mendapat pujian. Keberhasilan membentuk "era supremasi Haaland" bukanlah kebetulan, melainkan hasil penyesuaian taktik yang cermat. Banyak yang menganggap ketergantungan Man City pada Haaland sebagai tanda kelemahan atau permainan monoton.

Padahal, sebaliknya, ini adalah bentuk evolusi: Guardiola melihat kekuatan terbesar timnya terletak pada sang penyerang, lalu memusatkan sistem untuk memaksimalkan itu sepenuhnya, seperti tim netball yang menyalurkan semua serangan ke satu titik utama.

Bagi Guardiola, ini adalah langkah revolusioner. Dari pelatih yang dulu dikenal sebagai pemuja permainan gelandang, kini ia berubah menjadi pelindung penyerang murni.

Umumnya, masa puncak seorang pelatih elite hanya berlangsung satu dekade, tetapi Guardiola terus berevolusi. Ia bahkan masih bisa menipu pelatih lawan seperti Andoni Iraola dengan formasi tiga gelandang serang sekaligus, tanda bahwa kreativitasnya belum habis.

Man City versi terbaru ini pun menjadi sesuatu yang berbeda. Dulu dikenal sebagai mesin biru dengan dominasi dingin dan penguasaan bola ekstrem, kini mereka tampil lebih cair, lebih terbuka, lebih menghibur.

Permainan mereka memberi ruang bagi Haaland, sang malaikat penghancur di lini depan, untuk terus menulis babak baru dalam kisah dominasi sepak bola modern.

 

Sumber: The Guardian

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer