Sukses


Salto McTominay dan Detik-Detik Malam Paling Dramatis yang Antar Skotlandia ke Piala Dunia 2026

Hampden Park kembali menjadi panggung emosional ketika Skotlandia memastikan tiket ke Piala Dunia setelah 27 tahun tersesat di padang kekecewaan.

Bola.com, Jakarta - Hampden Park kembali menjadi panggung emosional ketika Skotlandia memastikan tiket ke Piala Dunia setelah 27 tahun tersesat di padang kekecewaan. Tak ada yang memprediksi bahwa laga hidup-mati melawan Denmark akan menghadirkan kisah yang terasa seperti dongeng, lengkap dengan drama, ketegangan, dan gol-gol yang mustahil dipercaya. Di tengah tekanan publik, sejarah buruk, serta trauma babak kualifikasi sebelumnya, Skotlandia justru menemukan keberaniannya.

Scott McTominay menjadi pembuka segalanya. Pemain yang dijuluki apribottiglie, sang pembuka botol, di Naples itu membawa keahliannya ke tanah sendiri. Dalam atmosfer yang sudah mendidih sejak anthem Flower of Scotland dikumandangkan tanpa iringan musik, ia mengeksekusi gol salto spektakuler yang akan dikenang sepanjang generasi. Di saat keyakinan publik tergerus oleh masa lalu, McTominay memilih untuk melukis masa depan.

Gol tersebut mengubah ritme laga, tetapi juga membuka babak baru yang jauh lebih menegangkan. Skotlandia yang terbiasa dengan kegagalan justru dihantui ketakutan baru, yaitu mencetak gol terlalu cepat. Dengan 50 ribu suporter berteriak tanpa henti, Denmark balik mendominasi dan membuat para pemain tuan rumah bertahan dengan segala cara.

Namun, malam itu berbeda. Malam itu bukan tentang nasib buruk. Bukan tentang kejutan pahit. Skotlandia melawan semua stereotipnya. Mereka bukan lagi tim yang hanya menunggu disapu badai. Mereka tampil sebagai tim yang menolak menyerah, yang menolak tunduk pada sejarah kelam, dan pada akhirnya meraih kemenangan 4-2 yang akan dikenang sebagai malam terbaik di Hampden Park sepanjang era modern.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Gol Salto McTominay Ancam Pecahkan Stadion

Atmosfer Hampden sudah meledak sebelum kick-off, tetapi suasana benar-benar pecah ketika McTominay membuat gol salto yang terasa mustahil. Tekniknya, timing-nya, dan keberaniannya membuat banyak orang meragukan apakah gol itu benar-benar datang dari seorang pemain Skotlandia.

Selama bertahun-tahun, fans negeri itu tumbuh dengan rasa pesimis sekaligus humor gelap tentang nasib tim nasional. Namun gol itu seperti memutus rantai panjang kekecewaan. Skotlandia unggul cepat, tetapi justru mulai dihantui ketakutan lama: gol terlalu dini, tekanan terlalu besar.

McTominay sempat meminta ketenangan, bahkan mencari keberadaan ibunya di tengah keriuhan. Pelatih Steve Clarke pun meminta tim tetap fokus karena laga masih panjang. Dengan 86 menit tersisa, apa pun masih bisa terjadi.

 

3 dari 7 halaman

Denmark Balik Mengancam dan Menguji Mental Skotlandia

Denmark menguasai bola dengan masif. Setelah turun minum, statistik memperlihatkan perbandingan operan 400 berbanding 80. Keunggulan Skotlandia terasa rapuh dan akhirnya runtuh setelah Rasmus Hojlund mengeksekusi penalti akibat pelanggaran tipis Andy Robertson.

Namun, alih-alih mengeluh, para pemain justru melihat gol itu sebagai kesempatan untuk reset. Penonton kembali bersuara, tekanan diberikan ke Denmark, dan pemain lawan, Rasmus Kristensen, bahkan terseret tensi sampai menerima kartu merah.

Dengan keunggulan pemain, Skotlandia kembali unggul melalui Lawrence Shankland pada menit ke-78. Tapi empat menit kemudian, kebiasaan lama kembali menghantui. Patrick Dorgu mencetak gol penyama kedudukan. Play-off tampak menjadi takdir.

Namun Skotlandia versi baru bukan tim yang menyerah pada takdir.

 

4 dari 7 halaman

Tierney Jadi Juru Selamat, Lalu Muncul Keajaiban dari Tengah Lapangan

Ketika laga memasuki menit 93, bola liar jatuh ke Kieran Tierney yang dimainkan di posisi tak biasa sebagai full-back kanan. Pemain yang kariernya kerap diganggu cedera itu membuktikan kelasnya dengan sepakan melengkung ke tiang jauh. Skotlandia kembali unggul.

Tinggal dua menit. Hanya dua. Namun wasit memberikan tambahan waktu lebih lama. Ketika Kenny McLean mendapat bola pada menit 98, sebagian fan berharap ia menendangnya jauh keluar. Trauma lama melintas seperti kilat. Tapi McLean justru memilih keputusan yang berani: melambungkan bola dari area tengah lapangan. Kiper Denmark, Kasper Schmeichel, hanya terpana. Laga berakhir dengan salah satu selebrasi paling liar dalam sejarah Skotlandia.

Kenny McLean, yang selama ini banyak dikritik, berubah menjadi tokoh pahlawan nasional. Ini pemain yang sebelumnya mencetak penalti penentu lolosnya Skotlandia ke Euro, mencetak gol telat melawan Norwegia, dan kini menyumbang gol dari jarak lebih dari 45 meter.

 

5 dari 7 halaman

Skotlandia Menghapus Label Glorious Failure

Tim ini bukan tim Skotlandia yang dulu. Bukan tim yang hanya dikenang karena nyaris sukses. Bukan tim yang dicintai karena ketabahan menghadapi nasib buruk.

Mereka kini tim yang menemukan cara memenangkan laga besar. Tim yang memikul sejarah tetapi menolak ditentukan oleh masa lalu. Mereka lolos tanpa jalur belakang. Mereka menaklukkan grup mereka. Mereka mengatasi tekanan dan terus mencapai target.

Steve Clarke pun memberi sedikit komentar yang mencerminkan perjalanan panjang ini.

“Jika saya boleh memberi sedikit kredit untuk diri sendiri,” kata Clarke, “butuh setahun, mungkin 18 bulan, untuk memahami bagaimana membawa tim ini maju, dan saya rasa saya memilih cara yang tepat.”

Kuncinya, menurut Clarke, adalah memberikan banyak menit bermain kepada para pemain. Kini, belasan pemain memiliki lebih dari 40 caps. Itu fondasi stabil yang tidak dimiliki generasi sebelumnya.

 

6 dari 7 halaman

Para Pemain Generasi Emas yang Menolak Menyerah

Kisah-kisah pemain yang tampil malam itu menambah kedalaman narasi. Craig Gordon yang sempat diprediksi pensiun. Andy Robertson yang merangkak dari kasta amatir. Lyndon Dykes yang sempat bekerja di pabrik. Tierney yang kariernya dirusak cedera. John McGinn dan McTominay yang akan memasuki usia 30-an besar saat Piala Dunia berikutnya.

Mereka semua tahu kesempatan ini mungkin yang terakhir. Itu sebabnya mereka berjuang seperti hidup mereka dipertaruhkan.

 

7 dari 7 halaman

Hampden Jadi Pusat Semesta

Pada akhirnya, Hampden Park berubah menjadi tempat pesta terbesar di Skotlandia sejak era 1978. Lagu-lagu No Scotland No Party, Rocking All Over the World, dan Yes Sir I Can Boogie menggema sampai ke langit Glasgow.

Dan pada Juni mendatang, pesta itu akan pindah ke seberang Atlantik. Tartan Army akan kembali hadir di Piala Dunia, meneruskan nyanyian yang sempat terhenti selama 27 tahun lamanya.

Skotlandia tidak lagi sekadar legenda lama yang penuh air mata. Mereka kini memiliki babak baru yang ditulis dengan kegembiraan, keberanian, dan gol-gol yang akan dikenang selamanya.

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer