Sukses


Disindir Soal Rivalitas MU dan Man City, Rio Ferdinand Bikin Penonton Tegang saat Drawing Piala Dunia 2026

Salah satu keputusan paling menyita perhatian adalah penunjukan Rio Ferdinand sebagai salah satu host utama panggung pengundian.

Bola.com, Jakarta - Drawing Piala Dunia 2026 berlangsung meriah sekaligus penuh kejutan. Para penggemar dari seluruh dunia menyaksikan dengan antusias untuk mengetahui siapa saja lawan yang akan dihadapi negara-negara peserta di ajang paling prestisius tersebut. Namun, keseruan malam itu justru dibumbui sejumlah momen aneh yang mengundang kritik publik.

Selain durasi acara yang dianggap terlalu panjang, banyak penonton merasa bingung dengan berbagai segmen tambahan yang disiapkan Gianni Infantino. Dari penjelasan teknis pengundian hingga sesi obrolan ringan, atmosfer acara terasa tidak biasa. Salah satu keputusan paling menyita perhatian adalah penunjukan Rio Ferdinand sebagai salah satu host utama panggung pengundian.

Eks bek Manchester United tersebut tampil sebagai figur sentral dalam menjelaskan alasan teknis penempatan tim di grup tertentu. Di sela pengundian antar pot, Danny Ramirez berkeliling tribun untuk mewawancarai sejumlah legenda sepak bola dunia, termasuk mantan bintang Manchester City, Yaya Toure. Dari sinilah momen canggung terjadi.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Segmen Wawancara yang Bikin Suasana Mendadak Canggung

Sebelum kutipan muncul, ini diperkenalkan dulu: percakapan antara Ramirez, Toure, dan Ferdinand sebenarnya dimaksudkan sebagai hiburan ringan. Namun justru berubah menjadi momen yang tak terduga setelah komentarnya menyentuh rivalitas klub.

“Aku tahu kamu dan Rio dulunya bermain untuk klub rival. Kalian berteman kan?” tanya Ramirez, yang langsung dijawab Toure dengan, “Ya, ya, ya.”

Ferdinand terlihat kurang nyaman. Ia merespons, “Haha, apa yang kamu coba lakukan Danny? Aku tahu kamu mau masuk ke tengah sini, sebenarnya kamu sedang apa?”

Ramirez lalu berkata, “Aku ingin memanaskan suasananya,” dan Ferdinand menimpali sambil bercanda, “Aku belum benar-benar memaafkan Yaya soal perebutan gelar 2012 ketika mereka mengambilnya dari kami, tapi ya sudahlah. Aku sudah move on, biarkan aku hidup tenang.”

3 dari 3 halaman

Rivalitas Klasik yang Sulit Dilupakan

Momen tersebut membuka kembali kenangan rivalitas lama antara dua legenda Premier League tersebut. Ferdinand dan Toure pernah bentrok sebanyak 12 kali sepanjang karier mereka. Hasilnya menunjukkan dominasi gelandang Pantai Gading itu yang meraih tujuh kemenangan, sementara Ferdinand hanya menang tiga kali dan dua laga lain berakhir imbang.

Sebagian pertemuan itu bahkan terjadi ketika Toure masih berseragam Barcelona. Namun yang paling membekas bagi Ferdinand tentu adalah musim 2011/2012, ketika perebutan gelar Premier League berlangsung dramatis hingga detik terakhir.

Musim itu, Manchester United sempat memimpin klasemen setelah menang atas Sunderland. Tetapi sejarah justru menulis kisah yang berbeda pada detik-detik terakhir musim. Gol Sergio Aguero di masa injury time melawan Queens Park Rangers memastikan gelar berpindah ke tangan Manchester City.

Kemenangan itu dikenang sebagai salah satu momen paling ikonik dalam sejarah Premier League, sekaligus menjadi luka yang sulit hilang bagi kubu Merah. Tidak heran kalau Ferdinand masih menyimpan sedikit rasa getir saat momen tersebut kembali disentuh di panggung drawing Piala Dunia 2026.

Video Populer

Foto Populer