Mengapa Piala Afrika Digelar Bulan Desember?

Trofi African Nations Cup (Piala Afrika 2012) di sela-sela acara undian penyisihan grup di Malabo, 29 Oktober 2011. Piala Afrika 2012 akan digelar di Equatorial Guinea dan Gabon, 21 Januari - 12 Februari 2012. AFP PHOTO / VOISHMEL

Bola.com, Jakarta - Piala Afrika atau Africa Cup of Nations (AFCON) 2025 dipastikan akan mencatat sejarah baru. Turnamen sepak bola paling bergengsi di Benua Hitam itu untuk pertama kalinya digelar pada akhir tahun, tepatnya mulai 21 Desember 2025 hingga 18 Januari 2026, dengan Maroko sebagai tuan rumah.

Keputusan ini sekaligus mematahkan tradisi lama AFCON yang dalam beberapa edisi terakhir selalu berlangsung pada Januari hingga Februari. Perubahan jadwal tersebut bukan tanpa alasan, melainkan hasil dari kompromi berbagai kepentingan global sepak bola.

Awalnya, AFCON 2025 dirancang berlangsung di pertengahan tahun. FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) berharap jadwal musim panas dapat meminimalkan benturan dengan kompetisi Eropa, sekaligus menjadi ajang promosi besar-besaran pariwisata Maroko jelang statusnya sebagai co-host Piala Dunia 2030 bersama Spanyol dan Portugal.

Namun, rencana itu akhirnya kandas. Turnamen harus digeser ke akhir tahun demi memberi ruang bagi Piala Dunia Antarklub versi baru yang diperluas oleh FIFA dan dijadwalkan berlangsung pada musim panas.

2 dari 4 halaman

Jadwal Baru, Tantangan Baru

Ilustrasi, logo Piala Afrika 2025. (Dok. cafonline.com)

Meski bergeser ke Desember, CAF memastikan jadwal AFCON 2025 tetap disusun agar tidak berbenturan langsung dengan kompetisi elite Eropa. Liga Champions dan Liga Europa baru kembali bergulir pada 20 dan 22 Januari, sehingga fase akhir AFCON relatif aman dari konflik besar.

Turnamen ini akan digelar di enam kota utama Maroko, yakni Rabat, Casablanca, Marrakech, Agadir, Tangier, dan Fez. Menariknya, tidak akan ada pertandingan yang dimainkan pada 25 Desember, bertepatan dengan Hari Natal.

Para pemain yang dipanggil membela tim nasional masing-masing sudah dilepas klub pada 15 Desember. Artinya, setiap tim nasional hanya memiliki waktu sekitar satu pekan untuk mempersiapkan diri sebelum kick-off turnamen.

3 dari 4 halaman

Protes dari Pinggir Lapangan

Kondisi tersebut langsung memicu reaksi keras dari sejumlah pelatih. Waktu persiapan yang sangat singkat dinilai berpotensi memengaruhi kualitas permainan dan kesiapan fisik para pemain.

Pelatih Timnas Angola, Patrice Beaumelle, menjadi salah satu yang paling vokal menyuarakan ketidakpuasannya. “Situasi ini tidak masuk akal. Anda tidak bisa menyiapkan sebuah tim yang serius hanya dengan dua atau tiga sesi latihan,” ucap Beaumelle.

Nada serupa juga terdengar dari beberapa pelatih lain yang menilai jadwal ini lebih menguntungkan kalender global dibanding kepentingan teknis tim nasional Afrika.

4 dari 4 halaman

Pecah Rekor Waktu Pelaksanaan

AFCON terakhir kali digelar pada musim panas terjadi pada edisi 2019 di Mesir. Setelah itu, turnamen kembali ke slot Januari-Februari yang dianggap lebih ideal untuk kondisi iklim dan persiapan tim.

Kini, edisi 2025 justru melangkah ke arah yang sama sekali baru. Digelar di pengujung tahun, AFCON 2025 bukan hanya soal perebutan supremasi Afrika, tetapi juga ujian adaptasi bagi pemain, pelatih, dan federasi.

Dengan segala dinamika jadwal, tekanan persiapan singkat, serta sorotan global yang semakin besar, AFCON 2025 di Maroko dipastikan akan menjadi salah satu edisi paling unik dan penuh perbincangan dalam sejarah Piala Afrika.

Sumber: BBC