Sukses


Mengenang Supangat, MC Legendaris Persebaya

Bola.com, Surabaya Kabar duka datang dari Persebaya. Pada Rabu (4/11/2015) malam WIB, Supangat, yang selama lebih dari tiga dasawarsa dikenal sebagai Master of Ceremonies (MC) pertandingan Persebaya, meninggal dunia dalam usia 65 tahun di di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. 

Alhamrhum Supangat sangat dikenal oleh seluruh pencinta sepak bola di Surabaya, khususnya fans Persebaya. Sejak 1973, almarhum sudah turun di pinggir lapangan dan mengobarkan semangat dan adrenalin suporter untuk mendukung Persebaya dengan teriakan-teriakan khasnya dari mikrofon. 

Suara bariton Supangat yang penuh kharisma dan wibawa kerap jadi tumpuan panpel Persebaya untuk membantu mengendalikan suporter yang memenuhi stadion di setiap partai kandang Bajul Ijo. Dengan dialek khas Suroboyoan, almarhum yang juga penyiar Radio RGS itu, bisa membantu mendinginkan ketika suasana stadion memanas.

Supangat juga merupakan saksi panjang sejarah perjalanan Persebaya di pentas sepak bola Indonesia. Selain itu, ia pun menjadi sosok penting ketika suporter Persebaya membentuk kelompok suporter, Bonek. 

Bola.com sempat menjumpai almarhum di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, saat trofeo laga ekshibisi yang melibatkan Persebaya 1927, Persibo Bojonegoro, dan Tim Merah-Putih pada medio September lalu.

Ketika itu, meski gurat ketuaan makin tampak dan rambut memutih, Supangat tetap terlihat bersemangat hadir di tengah-tengah pendukung Persebaya. Semangatnya tak surut meski beberapa tahun terakhir Persebaya dilanda dualisme kepengurusan. 

Kepergian Supangat meninggalkan kesedihan mendalam tidak hanya bagi warga Surabaya, melainkan juga bagi yang akrab dengan lingkungan sepak bola dan Persebaya. Tak terkecuali Jacksen F. Tiago. Jacksen, yang pernah jadi pemain dan pelatih Persebaya, ikut berduka atas meninggalnya Supangat. 

"Sejak saya menjadi pemain maupun pelatih, suara Beliau sudah membuat lawan-lawan kita ketakutan duluan..." tulis pelatih berusia 47 tahun itu di akun Path-nya. 

"Saya akan rindu pertemuan kita, tiap saya kunjungi wisma Persebaya... RIP Pak Pangat, a true legend," lanjut pelatih yang kini menangani Penang FA itu. 

Kanker paru-paru

Supangat meninggal dunia setelah bertahun-tahun mengidap kanker paru-paru.  Puncaknya sebulan terakhir, ia merasakan sakit di dadanya. Terus mengeluh, mantan humas Persebaya 1927 di era IPL itu pun sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUD Dr Soetomo, Surabaya.

Kondisi Supangat sempat dikabarkan membaik tiga minggu lalu. Namun hanya dua hari istirahat di rumahnya di kawasan Karanggayam, atau tepat di samping Stadion Gelora 10 November, Surabaya, penyakitnya kambuh. Ia pun harus dilarikan lagi ke rumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit milik pemerintah itu. 

Jenasah Supangat, MC legendaris Persebaya berpulang karena sakit kanker paru-paru pada Rabu (4/11/2015). (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Selain Jacksen, dua legenda hidup Persebaya, Sugiantoro dan Mursyid Effendi juga mengucapkan belasungkawa mendalam atas kepergian Supangat. Menurut mereka, Supangat adalah sosok yang berjasa besar dalam perjalanan Persebaya. 

“Pak Pangat itu ibarat keluarga bagi kami. Beliau yang pertama mengoordinasi suporter ketika Persebaya menjalani laga away. Dedikasikanya untuk Persebaya
luar biasa,” ujar Sugiantoro yang juga merupakan eks libero Timnas Indonesia itu.

Sementara itu, Mursyid menambahkan, “Sekarang tidak ada lagi suara yang menjadi ciri khas Persebaya di setiap laga kandang. Kami pasti sangat merindukan sosok beliau."

Jacksen, Sugiantoro, dan Mursyid hanyalah sedikit di antara banyak orang yang bakal merindukan sosok serta suara khas almarhum. Engkau memang sudah tiada, Supangat. Akan tetapi, semoga karya-karyamu tetap menjadi inspirasi dan semangat untuk mengangkat kebesaran Persebaya dalam ranah sepak bola Indonesia.

Selamat jalan, Pak Pangat...

Jacksen F. Tiago melalui akun Path-nya merasakan duka atas kepergian selamanya MC legendaris Persebaya, Supangat. (Istimewa)

Video Populer

Foto Populer