Sukses


Wawancara Bejo Sugiantoro: Semua Sengsara karena Konflik

Bola.com, Sidoarjo - Kesulitan ekonomi dirasakan seluruh pemain di saat kondisi sepak bola Indonesia berhenti seperti sekarang, tak terkecuali  Sugiantoro (38). Bagaimana pandangan pesepak bola jebolan Timnas Primavera dan legenda Persebaya Surabaya tersebut terkait kondisi sepak bola Tanah Air? Berikut penuturan pemain yang akrab disapa Bejo itu pada Bola.com di Sidoarjo.

Tanggapan Anda soal kondisi sepak bola Indonesia saat ini?

Kalau mau jujur, ini masa paling suram selama saya berkarier di sepak bola. Berkali-kali sepak bola Indonesia diguncang prahara, tapi tidak pernah sampai kompetisi mandeg total. Kali ini benar-benar sangat memprihatinkan karena sepak bola Indonesia berada di titik terendah.

Apakah Anda setuju bermain pertandingan antarkampung jadi pilihan?

Sebetulnya saya tidak pernah sepakat jika pemain profesional bermain tarkam. Sebaik apa pun liga tarkam, tetap tidak baik bagi pemain profesional. Karena tidak ada perlindungan yang memenuhi standar untuk pemain itu sendiri. Namun mau bagaimana lagi, kondisi sepak bola kita yang memaksa para pemain harus bermain di level paling parah.

Anda juga bermain tarkam?

Tidak, selain tidak ada tawaran, saya juga sedang sibuk melatih para pemain muda di Surabaya FC (klub internal Askot PSSI Surabaya). Saya juga ingin mencari pengalaman melatih sebanyak mungkin dan mengembangkan ilmu kepelatihan yang saat ini saya tekuni. Sabar dan disyukuri saja, meski dampak dari kondisi sepak bola sekarang ini membuat saya mengelus dada.

Dampak yang paling Anda rasakan?

Seperti pemain lainnya, perekonomian kami terpuruk. Jika semula ada penghasilan pasti, sekarang tidak lagi. Padahal kebutuhan sehari-sehari tidak bisa ditunda. Contohnya, bayar air, listrik, belanja harian dan biaya sekolah anak, serta banyak lagi.  Mungkin saya masih beruntung dibanding teman lainnya karena ada usaha yang hasilnya bisa kami pakai. Tapi semuanya serbamepet karena dunia usaha angkutan sekarang juga sedang susah.

Pandangan Anda tentang persoalan di sepak bola Indonesia saat ini?

Masalahnya sangat pelik. Saya tidak mau terjebak dalam keberpihakan pada salah satunya, tapi saya melihat ada egoisme besar serta dorongan kepentingan kelompok yang kuat. Sehingga sampai sekarang tidak ada solusi terbaik untuk mengakhiri konflik ini.

Apa yang seharusnya mereka lakukan agar masalah ini segera berakhir?

Menpora dan PSSI jangan sama-sama kukuh mempertahankan keyakinan masing-masing. Sebab, jika kondisi ini berlarut-larut, semua yang terlibat dalam sepak bola akan sengsara, termasuk masyarakat yang harus kehilangan hiburannya. Mari berbesar hati untuk kepentingan yang lebih besar. Imbasnya, sepak bola Indonesia juga bakal semakin terpuruk.

Harapan Anda sendiri pada sepak bola Indonesia?

Konflik segera berakhir, sepak bola Indonesia kembali pulih, tentu dengan catatan harus ada banyak perbaikan. Supaya sepak bola Indonesia ke depan juga lebih baik. Dengan begitu, sepak bola punya harapan.

Baca Juga:

Wawancara Firman Utina : Kisruh Terus, Kapan Indonesia Bisa Juara

Wawancara Ismed Sofyan: Kini Rajin Olahraga Badminton dan Sepeda

Wawancara Rizky Pellu: Saya Masih Fokus di Sepak Bola

 

Video Populer

Foto Populer